Bab 6 Hai Calon Suami

504 30 0
                                    

Halow ... Halow ....

بسم الله الرحمن الرحيم



Fira menatap pantulan dirinya dan ibu di cermin. Dengan telaten ibu menyisir rambut Fira. Sedangkan gadis itu sibuk dengan pikirannya. "Cantik banget anak ibu," ujar Ibu yang 'tak mendapati respons apapun dari anaknya.

"Fira ...?"

Hening. Tidak ada jawaban.

Ibu memutar tubuh Fira agar menatap ke arahnya. "Kamu kenapa, Sayang?"

"Hah? Fira gak papa, Bu. Sudah selesai ta nyisirnya?" tanya Fira seraya mengusap rambutnya. Lembut, wangi dan sangat rapi ibu menata gaya rambutnya.

"Sebentar lagi, kamu kenapa melamun? Apa memikirkan wajah tampan orang yang akan kamu temui?" Goda ibu membuat Fira mengerucutkan bibirnya kesal.

"Ah Ibu, bisakah kita batalkan? Aku sedang malas bertemu siapapun. Terutama lelaki asing." Balas Fira seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Entahlah, perasaannya kali ini sedang tidak menentu. Kadang sedih, kadang juga senang. Atau ... bisa tiba-tiba menjadi emosional.

Ibu mencubit pelan pipi gembul Fira. "Percaya deh, setelah lihat wajah tampannya, rasa malasmu akan menghilang seketika."

"Huh, kalau ibu berbohong, belikan Fira novel ya?"

"Ck, iya deh ... asalkan kamu pergi kali ini." Ibu memutar tubuh Fira menghadapnya. Dengan sentuhan terakhir, jepit lucu di bagian depan rambutnya.

Fira yang mendengarnya langsung melakukan hormat di depan ibunya. "Siap! Demi war novel! Huu!"

Ibu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat tingkah putrinya. Kemudian pandangannya beralih pada perutnya. "Perut kamu masih sakit?"

"Sedikit. Kadang sakit tapi kadang juga tidak."

"Nanti kalau di sana tiba-tiba sakit, izin ke toilet saja ya." Fira mengangguk antusias.

"FIRA ... INRE ... AYO CEPAT SEDIKIT!" teriak ayah dari luar.

"Ayo." Ibu mengandeng tangan Fira keluar. Memasuki mobil. Sepanjang perjalanan, Fira hanya menatap jendela, ia sedang malas bermain ponsel. Pasti akan ada notif dari Jack, untuk kali ini, ia akan menghindar sebentar darinya.

Entah mengapa sejak kecil Fira memiliki hobi aneh. Ia suka membaca tulisan random di jalan. Apapun tulisan itu pasti ia baca. Papan iklan, poster, coretan dinding, nama toko, qoutes, dan lainnya.

Seru menurutnya. Itu bisa membuatnya melakukan suatu kesibukan. Hingga menuju remaja Fira mulai menyukai buku. Terutama buku novel. Jarang sekali ibunya memperbolehkan membeli novel, jadi ... kesempatan kali ini tidak boleh terlewatkan.

Bahkan tanpa disadari kini ayah sudah menghentikan mobilnya di depan restoran. Mata Fira menyipit membaca nama restorannya. "Qada-eh qadra-qadratul ah. Apaan sih, aneh banget namanya!"

"Ayo turun, sayang." Fira memutar bola matanya malas. Ia menguatkan dirinya, "Demi novel! Ayo, kamu bisa, Fira!"

Fira berjalan membuntuti kedua orang tuanya. Terus menunduk sepanjang ia  berjalan. Hingga ketiganya duduk di meja yang lumayan besar dengan keluarga lelaki di sana. Fira membulatkan matanya sempurna, ia terkejut ketika melihat perempuan dengan penutup di wajahnya. Bulu kuduknya langsung merinding, ia teringat berita teroris yang belakangan ini mulai angsur menghilang.

Fira menatap lelaki muda di depannya. Terdapat dua lelaki dan satu perempuan. Terkecuali abba dan ummanya. "Kenapa cowok itu dekat sama cewek itu?" Batinnya bertanya.

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum