Bab 31 Luka

240 14 0
                                    

Halow ... Halow ....

بسم الله الرحمن الرحيم



F

ira menghentikan motornya di depan pintu sebelum membuka garasi. Ia menatap lekat pintu utama itu yang masih dalam keadaan terkunci. Apakah suaminya belum pulang? Dan pesannya juga belum dibalas. Ia tidak lagi diberi kabar walaupun hanya dari nomor orang lain. Apa masalahnya begitu besar, untuk hanya sekadar Fira tau?

Fira turun dengan helm yang masih menempel di kepalanya. Ia membuka garasi dan memasukkan motornya. Membuka kunci rumah utama, lalu melempar asal tasnya begitu saja di sofa. Tanpa ia sadari, ada tidaknya kehadiran Fizo berpengaruh pada keimanannya. Bahkan rasanya kini ia sudah malas untuk menjalankan salat asar. Memang benar, orang terdekat itu sangat berpengaruh bagi kehidupan.

Fira menghela napasnya berat, ia menatap journal yang dibuatkan Fizo. Lucu, dengan warna ungu lilac dan beberapa gambar menghiasi dalamnya. Sayang sekali jika ia tidak amalkan, kasihan suaminya yang sudah susah payah membuat. Akhirnya Fira beranjak menuju kamar. Membersihkan diri, lalu segera mengambil wudhu dan melaksanakan kewajibannya. Selesai salat ia menatap musaf di sampingnya, rasanya percuma ia murajaah jika tidak ada yang disetorinya.

Fira melepas mukenahnya lalu turun untuk membersihkan rumah. Dimulai dari mencuci piring, tidak terlalu banyak karena hanya ia sendiri dalam rumah ini. Lalu menyapu, dan terakhir mencuci baju.

Fira mengusap keningnya yang berkeringat, jika biasanya pekerjaan rumah dikerjakan berdua, kali ini ia sendirian dan sangat terasa lelahnya. Fira membuka ponselnya, mencari nomor Jacky. Keningbya mengerut saat mendapati Jack masih menggunakan foto mereka sebagai profil.

 Keningbya mengerut saat mendapati Jack masih menggunakan foto mereka sebagai profil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dengan semangat 45 Fira segera bersiap. Berganti baju dan memoles sedikit make up pada wajahnya. Seperti biasa ia selalu menggunakan jilbab yang simpel. Mengambil tas lalu segera turun karena Jack sudah mengabari jika ia berada di depan.

Jack 'tak mampu menahan senyumannya saat melihat Fira dengan wajah cantiknya. "Naik buru." Fira bergegas menaiki motor lelaki itu. "Mau ke mana?"

"Terserah."

"Lah?"

"Terserah ke mana saja, keliling juga tidak apa-apa. Tidak perlu mampir-mampir, Fira hanya ingin jalan-jalan saja," terangnya membuat Jack mengangguk paham.

"Kita beli bensin dulu." Jack melajukan motornya melesat melalui jalanan ramai kala malam itu. Ia menghentikan motornya pada sebuah pom bensin. Untungnya malam itu tidak terlalu ramai. Fira turun dari motor mengikuti Jack. Meskipun wadah bensinnya berada di depan, tetapi Jack pernah mengatakan padanya jika harus menjaga sopan santun. Salah satunya tetap turun dari motor saat mengisi bensin.

Di sisi lain Jack membuka dompetnya, hanya tersisa beberapa lembar uang biru. Karena ia tidak datang pada klien penting hari itu, uang jajannya selama sebulan dipotong tiga per empat. Namun apa yang tidak demi Fira?

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Where stories live. Discover now