Bab 10 Pernikahan

550 24 0
                                    

Halow ... Halow ....

بسم الله الرحمن الرحيم



Selama tiga hari Fira tidak masuk sekolah, besok sudah memasuki waktu libur dan besok juga ... Fira sudah benar-benar keluar dari kehidupan remajanya. Kini gadis itu sedang melamun di balkon kamarnya, menatap langit malam yang penuh dengan bintang. Ditambah semilir angin malam menerpa tiap helai rambut Fira.

Gadis itu menghela napas berat, entah mengapa ada rasa penyesalan dalam pilihannya mempertaruhkan sepuluh novel untuk menikah. Pagi tadi, ia menghabiskan buku yang dibeli dari temannya, dan beberapa kata di dalamnya sangat menampar dirinya.

Pada bab Pengakuan Jujur Iblis, Fira mendapati dialog Rasulullah dengan iblis.

"Apa yang membuatmu gembira?"

"Bersumpah dengan cerai."

Semenjak itu, senyum Fira menjadi ....

Argh, kini ia sangat pusing. Jika ia bersumpah cerai, bukankah itu salah? Namun jika ia batalkan juga sudah tidak mungkin, karena besok sudah hari pernikahan. Dan di sisi lain, ia tidak bisa meninggalkan Jack. Mereka berdua sudah berjanji akan bersama-sama. Selamanya.

"Aku pusing ...." Tanggis Fira meledak saat itu juga. Andai ia tidak serakah, pasti tidak akan serumit ini ujungnya.

Perhatiannya teralih pada suara notifikasi dari ponselnya. Fira membukanya, ternyata ia belum keluar dari instagramnya dari tadi.

Ia berdecak kesal saat membaca pesan Fizo. "Basa basinya sudah terlalu basi."

Fira mengusap air matanya kasar. "Sudahlah, gampang. Aku tinggal bersikap aneh hingga dia tidak betah, dan dia akan menceraikanku, jadi ... aku tidak bersalah. Ah sedari tadi lah, Fir, bodoh sekali kamu ini!"

●●●●

Berbalik dengan perkataannya kemarin malam, pagi ini, Fira benar-benar gugup. Keringatnya 'tak berhenti sedari tadi hingga membuat MUA nya kewalahan.

"Santai saja, Kak. Kalau terus berkeringat, make upnya tidak segera jadi."

"Ma-maaf," perias wanita paruh baya itu hanya mengangguk pasrah. Ia sudah berulang kali memoles make up pada wajah Fira. Hingga kini, Fira mulai menenangkan dirinya, dan selesai dengan masalah make upnya.

"Alhamdulillah, saya permisi dulu ya, Kak." Fira hanya mengangguk kaku.

Fira menatap dirinya dari pantulan cermin di depan. "Aku? Jadi istri?" Monolognya masih tidak percaya dengan realita.

Lamunannya terbuyar saat mendengar suara pintu terbuka. Dari cermin, Fira bisa melihat ibunya masuk dengan senyuman merkah di wajahnya.

"Fira harus apa, Bu? Fira tidak mengerti soal menikah."

Ibu mengusap lembut pundak putrinya itu. "Ma Syaa Allah, cantik sekali putri Ibu ini. Kau hanya perlu tunggu di sini hingga Fizo selesai dengan ijabnya. Lalu turun, dan melakukan pertukaran cincin, doa, lalu menerima mahar. Selesai, setelah itu kau bisa pulang ke rumah." Jelas Ibu panjang lebar.

"Pulang? Fira sudah di rumah."

"Ini rumah ayah sama ibu, kau akan pulang ke rumahmu sendiri. Rumahmu, dan rumah suamimu."

"Ibu ... bagaimana dengan-" ucap Fira terpotong. "Tenang saja, Ibu tidak lupa dengan janji sepuluh novel."

Fira menggeleng lemah. "Bukan itu, bagaimana dengan Jack? Fira belum memberitahunya sama sekali jika Fira sudah ... bukan miliknya lagi hari ini. Fira tidak berani membuka ponsel dari tadi pagi. Pasti Jack sudah banyak spam pesan."

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Where stories live. Discover now