Bab 18 Kembali Pulang

233 21 0
                                    

Halow ... Halow ....

بسم الله الرحمن الرحيم

Ayow ayow votew votew ....

Bwintwangnya swayang ....

Keswelewk huruwf W^^



"Wal-Fajr, Humairaku, Sayangku Cintaku ...." gemas Fizo rasa ingin mendekap istrinya sampai dia penggap dan tidak bisa bernapas. Astagfirullahaladim.

"Oh ... mangkannya katakan!" Kesal Fira. Sedangkan Fizo hanya berdehem menjawabnya. Salah lagi salah lagi.

"Mengapa kamu memanggil Fira dengan banyak sebutan?" Tanya Fira, random sekali gadis satu ini.

"Daripada kamu memanggilku dengan sebutan Babi," kesal Fizo.

"Biarlah, lucu. Tidak apa-apa, kan ...?"

"Asal istriku bahagia," jawabnya pasrah membuat Fira terkekeh kecil.

Fira memulai setorannya. Al Fajr dengan disertai arti di setiap ayatnya. Hingga pada ayat terakhir, fokus Fira teralihkan pada gadis remaja yang duduk di ambang pintu seraya menatap lekat ke arah suaminya itu.

وَا دْخُلِيْ جَنَّتِى
wadkhulii jannatii

"Dan masuklah ke dalam sur-"

Fizo mengerutkan keningnya saat suara Fira terhenti di kata Surga-Ku. Yang tadinya pandangan Fizo tertuju pada mushaf, kini beralih menatap Fira yang mendadak aneh. Ia semakin dibuat heran lagi saat tiba-tiba Fira berdiri seraya menghampiri gadis tadi.

"Kak permisi, matanya tolong dijaga, ya. Yang Kakak tatap di sana itu, suami Fira," tegasnya membuat gadis di depannya itu terkekeh meremehkan.

"Yakin? Setelah saya kembali, apa dia akan tetap menjadi suami kamu?"

"Apa ... maksudmu?" Bukannya menjawab pertanyaan Fira, gadis itu malah tersenyum manis seraya melambaikan tangannya pada Fira. Namun Fira rasa, bukan, bukan padanya. Namun pada seseorang di belakangnya. Fira menoleh, "Babi?"

"Babi? Lucu sekali nama yang kamu berikan," ujarnya seraya menekan pada kata 'lucu'.

"Hai Nit, sudah lama pulang?"

Nita, gadis itu tersenyum manis pada Fizo. "Sudah, dan pulang dengan penuh kekecewaan."

Hening.

Semua terdiam. "Maaf," ujar Fizo. Hingga kumandang azan isya membubarkan mereka bertiga. Nita menunjukkan senyum manisnya pada Fira, dengan ... maksud tertentu. Di saat Fira menatap Fizo seakan meminta penjelasan dengan semua ini, Fizo justru mengalihkan pembicaraan mereka. "Kamu lebih baik ambil wudhu, salat isya akan segera dimulai."

Melihat punggung istrinya yang mulai menjauh, Fizo kembali menatap Nita yang sedang bersedekap dada di depannya. "Saya mohon, kamu lupakan semuanya. Dan ... jangan ceritakan apapun pada istri saya."

Tanpa berpamitan pada Nita, Fizo melewati gadis itu seraya menundukkan pandangannya. Di belakang sana, Nita membalikkan tubuhnya menatap punggung Fizo yang kian menjauh. "Apa kamu yakin akan terus berbohong?"

"Saya tidak berbohong, saya hanya membutuhkan waktu untuk menjelaskan semuanya. Dan saya mohon dengan sangat, jauhi istri saya dan saya sekalipun."

"Sayangnya saya tidak mau," gumamnya dengan senyuman sinis menatap kepergian Fizo.

●●●●

"Besok kita akan kembali pulang ke kota, tapi kau tidur saja, biarkan aku yang membereskan semua barang kita."

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Where stories live. Discover now