Bab 12 Berkunjung ke Desa

346 21 0
                                    

Halow ... Halow ....

بسم الله الرحمن الرحيم



Fira terbangun tengah malam saat mendapati suara renggekan dari bawah. Ya, Fizo tidur di kasur tipis bawah ranjang. Karena ranjangnya kini hanya untuk Fira dan anaknya. Dua boneka avocado.

"Umma ...."

Fira menoleh, ia beranjak turun dari ranjang. Mendapati Fizo yang bersikap aneh, ia menggoyang-goyangkan tubuh lelaki itu. "Om, Om jangan kesurupan, Fira takut."

Namun keningnya mengerut saat mendapati tubuh Fizo terasa panas. Ia segera menuju tasnya yang belum dibuka semenjak tiba di rumah ini. Fira mengambil tempat pensil besar yang menjadi wadah berbagai obat untuk biasa dibawa ke sekolah.

Biasa, remaja jompo.

Fira mengambil koolfever lalu ditempelkannya pada kening Fizo.

"Umma ...."

"Umma? Ih! Dia selingkuh!" Dengan kesal Fira mencabut kembali koolfevernya lalu berganti menempelnya pada dadanya, panas sekali.

Sebentar ... kenapa aku panas? Batinnya.

Tapi tidak apa-apa kalau dia selingkuh, jadi aku ada alasan untuk cerai dan kembali bersama Jack. Wah! Lanjutnya seraya tersenyum penuh kemenangan.

Fira kembali beranjak turun dan memasangkan koolfever itu. "Cepat sembuh ya, biar bisa lanjut selingkuh. Biar cepat cerai hihi."

●●●●

Mata Fira menatap Fizo yang baru saja bangun. Lelaki itu langsung menatap jam. "Astagfirullahaladim. Kenapa tidak bangunkan aku?"

"Malas." Tanpa menghiraukan Fira lagi, Fizo segera mengambil wudhu dan melaksanakan salat subuh. Padahal jam baru menunjukkan pukul lima, panik sekali dia? Batin Fira.

Selesai dengan salatnya, Fizo menghampiri Fira yang sedang asik membaca buku di kursi dekat jendela kamar. Ia mengambil satu kursi lalu duduk di depan Fira." Aku ingin mengajakmu pergi lagi. Tapi kita akan menginap di sana."

"Hah!? Gak mau. Jangan bulan madu dulu, Fira gak mau."

"Siapa yang ajak kamu bulan madu? Aku ingin mengajakmu berkunjung ke desa tempatku tinggal, aku ... kangen Umma, kamu mau menemaniku?"

"Umma? Sebenarnya dia siapa?" tanya Fira heran.

"Dia Umma, wanita tercantik sebelum ada Bunda. Aku sayang sekali dengannya."

"Oh."

"Jadi, kamu mau menemaniku pergi?"

"Pergi sendiri saja, biar kamu bisa berdua bermesraan bersama Umma," jawab Fira seraya menekan kata Umma di akhir kalimat.

 "Apa yang kamu maksud?"

Fira berdecak kesal, ia beranjak dari tempatnya seraya membawa buku yang dibaca dan dua boneka avocadonya menuju lantai bawah. Sedangkan di sana Fizo menghela napas berat, "inilah alasanku tidak mau menikah. Ribet sekali perempuan itu," monolognya.

Di meja makan, entah mengapa tiba-tiba Fira terpikir akan apa pekerjaan Fizo ini. Mengapa ia bisa mempunyai banyak uang, padahal terlalu sering bepergian dan bermalas-malasan di rumah.

"Ehm," awal Fira karena merasa canggung.

"Nih," ujarnya. Ia menyodorkan gelas minumnya pada Fira.

"Apa yang kamu maksud?"

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Where stories live. Discover now