[01. Perjodohan?]

296 101 151
                                    

KALO VOTE DATANYA JANGAN DI MATIIN!🤗

~

"Aku berharap setelah hujan akan ada pelangi yang datang, membawa warna bersama atma."

_Allea Almahira_

_Allea Almahira_

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Tidak ada yang menarik di dalam kehidupan laki-laki bernama Kara, pria itu hanya menjalani hari-harinya dengan datar dan tanpa warna.

"Jadi bagaimana dengan kamu, Kara?"

"Kara menolak perjodohan ini, pah." jawab Kara dengan lantang, Perjodohan konyol yang di buat Ayahnya benar benar gila.

"Kara, ini demi kebaikan kamu," tutur Cakra menatap putranya.

"Setelah keluarga papah yang di bangun atas dasar perjodohan hancur, sekarang papah mau melakukan hal yang sama lagi?!" Kara terkekeh kecil dan tertawa remeh.

"JAGA BICARAMU ASKARA RENJANA!" bentak Cakra menatap Kara dengan penuh amarah.

"Saya tidak akan menerima perjodohan ini!" ia lebih memilih pergi dari pada perdebatan ini berlangsung kembali. Kara membawa langkahnya menaiki tangga tanpa memperdulikan sang ayah yang meneriaki namanya.

Laki laki itu memutar handle pintu di depannya, terpampang jelas kamar yang terlihat rapi dengan dinding yang di lapisi cat berwarna hitam begitu menenangkan.

Mengunci kamarnya lalu berjalan menuju ranjangnya, Kara menghempaskan tubuhnya ke atas kasurnya yang lebar dan empuk. Menjadikan tangannya sebagai bantalan sembari memejamkan matanya, melepaskan penat sejenak dan melupakan masalah sebentar.

°°♡°°

Gadis bertubuh mungil itu menangis tersedu-sedu, terisak begitu pilu merasakan nyeri pada tubuh dan hati kecilnya.

"Ampun, ayah!! Ampuni Lea. Lea tidak akan mengulanginya Lagi!" Kata itu terus terlontar dari bibirnya yang bergetar hebat.

Ujung bibirnya tampak sobek dan mengeluarkan sedikit darah, bahkan matanya tampak memerah.  Gadis malang itu terus berteriak hingga suaranya memenuhi tempat kumuh ini. lagi lagi besi sebesar rotan itu mendarat pada punggungnya.

"Kamu begitu bodoh Allea!!" bentak Nandra menjambak rambut panjang Lea yang telah begitu berantakan.

Plak

Lea memegangi sebelah pipinya yang menjalar rasa panas akibat tamparan yang di layangkan ayahnya, Nandra, pria paruh baya itu mengambil ikat pinggang besi yang ia miliki, mendaratkan benda tersebut ke punggung putrinya dengan kuat.

Luka Untuk Lea || On Going Where stories live. Discover now