[35. Pengganggu or perusak?]

52 4 2
                                    

"Ada dua hal yang tidak boleh kamu lakukan di dalam dunia ini, yang pertama, berharap kepada manusia. Dan yang ke dua, bergantung pada makhluk berjenis kelamin laki-laki."

_Allea Almira_



Suara-suara kicauan burung yang waktu pagi terdengar, kini tergantikan oleh suara bising kendaraan berlalu lalang. Tetapi semuanya hanya terdengar bagai angin lalu di telinga Lea, tatapan nya kosong seakan terukir luka yang begitu dalam di sana, seolah-olah dunianya kembali hancur saat ia mulai menata kembali dunianya.

Tap!

Tap.. Tap!

Suara langkah kaki menaiki tangga terdengar di telinga Lea, ia diam, sedikit pun tak menggubris langkah kaki yang mulai mendekat ke padanya. Derap langkah itu berlahan memelan.

Grep

Tiba-tiba seseorang memeluk nya dari belakang dengan mengucapkan kata maaf berulang ulang, Lea tidak memberontak tidak juga membalas pelukan itu. Iya kalut dalam pikirannya.

"Maaf.."

"Jangan sedekat ini, kamu akan melukai hati seseorang." Lea melepaskan tangan Kara yang melingkar di perutnya.

Lea berbalik menatap wajah sendu Kara, sebentar lagi ia tidak akan bisa melihat wajah itu dengan sedekat ini.

"Siapa yang akan terluka hm? Kita suami istri jadi berhak sedekat ini." Menggenggam tangan Lea.

"Jagalah perasaan calon istri mu, Kak. Jangan menyakiti nya," ucap Lea, perempuan itu membuang pandangannya ke arah lain.

"Ga ada calon istri, cuma kamu satu-satunya. Ga ada kekasih lagi dan ga ada perasaan untuk Karin." Kara mengusap puncak kepala istrinya, mencium singkat tangan Lea yang berada di genggamannya.

"Bohong!" ujar Lea terisak lirih.

"Siapa yang bohong coba? Aku serius."

Lea berbalik badan memunggungi Kara, menatap jauh jalanan yang tampak ramai.

"Dari banyaknya informasi yang Aku dapat, kamu sama Karin pacaran udah bertahun tahun. Sampai suatu saat Karin menghilang tanpa kabar, sampai terjadi perjodohan kita." Lea menarik nafasnya dalam, badannya berbalik menghadap Kara dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Cinta yang telah mati kembali bersemi setelah masa lalu itu datang kembali, bukan?" Suaranya tercekat dengan senyum getir.

Kara menggeleng dengan cepat, lekas memeluk tubuh bergetar milik Lea. "Maaf udah bikin kamu nangis," Kara mengusap pelan punggung belakang milik istrinya. "Aku memang mencintai Karin, tapi itu dulu, sekarang semuanya tentang kamu.. cuma kamu." Mencium singkat puncak kepala Lea, mengusap lembut pipinya yang basah.

"I love you, my wife."




~🌻~


Di malam yang gelap dan senyap,

'Apa semuanya akan baik-baik saja?'

Lea membatin, seraya menatap cahaya bulan dari celah daun jendela yang tertutup rapat. Matanya tiba-tiba memburam dan air jatuh dari sudut kedua netranya.

Mata indah yang di tumbuhi bulu lentik itu menutup sesaat, membiarkan air mata itu luruh membasahi pipi putihnya yang kemerahan.

Luka Untuk Lea || On Going Kde žijí příběhy. Začni objevovat