[27. Pembatalan perjodohan]

64 9 0
                                    

BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA

HAPPY READING


"Sayang," Itu suara Della. 

Mata Rasya menyipit sejenak, sementara Lea membulatkan matanya.

"Kak Sea? Ibu?" tanyanya tak percaya.

"Sorry gue telat, macet," Sea menyerahkan buket yang ia peluk kepada Lea.

Lea dan Rasya saling pandang, keduanya merasa ada kejanggalan.

Bahkan Lea merasa kejanggalan ini dari kemarin, memang, sejak ayahnya masuk penjara sang ibu berlaku begitu baik. Begitupun dengan sang kakak, keduanya memang telah meminta maaf atas semua perilaku buruk mereka pada Lea.

Namun, Lea takut ada udang di balik bakwan.

"Lea, Allea." Della melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Lea.

Tubuh itu terperanjat, terlihat dari badannya yang tersentak.

Lea menyelipkan helaian rambutnya kebelakang telinga, "Maaf, Bu. Aku ga denger, ada apa?" Menatap wajah Della.

Wanita yang tak lagi muda itu tersenyum tipis, "Kenapa melamun?"

"Gapapa, Bu. Cuma—"

"Gue ke sana dulu ya," Perkataan Lea terpotong oleh Rasya, gadis itu beranjak dari duduknya setelah menepuk singkat bahu Lea.

Lea dapat melihat jika sahabatnya itu menghampiri seorang laki-laki, tapi Lea samar melihatnya, sebab pria itu berdiri di balik tembok. Terlihat Rasya sangat antusias sesampai di sana.

"Kamu udah makan?"

Pandangan Lea beralih pada sang ibu yang duduk di sebelahnya, ia menggeleng pelan. Lea memang terbiasa makan telat.

Sea melirik jam di tangannya, "Makan siang dulu, Bu. Aku lapar, sudah setengah dua belas."

Della mengangguk dan berjalan menuju mobil, menarik pelan tangan Lea untuk ikut bersamanya.

"Nona, saya ingin bertanya. Apa benar tuan Nandra di hukum penjara seumur hidup akibat melecehkan putri kandungnya?"

"Ini benar atau hanya hoax?"

"Putrinya yang manakah yang menjadi korban?"

"Apa itu, Nona?"

Sea yang baru saja ingin membuka pintu mobil di suguhkan banyak pertanyaan, sial, berita ini belum juga selesai.

"Bagaimana dengan ibu? Apa yang ibu lakukan setelah tau suami berbuat keji?"

Della memijat pelipisnya, kesalahan Della hari ini adalah tidak membawa ajudan.

"Jika ingin saya jawab, harap tenang," Sea berkata tegas. Sekarang mereka menjadi tontonan puluhan orang.

"Semua berita yang beredar itu benar,"

Kembali terdengar suara ricuh dengan mic yang berlomba-lomba mendekati Sea, Sea mengode sang ibu untuk masuk ke dalam mobil di saat para wartawan mengerumuninya.

Luka Untuk Lea || On Going Where stories live. Discover now