[38. Kemana perginya?]

27 2 0
                                    

HAPPY READING




Kara meraup wajahnya kasar serta membanting setir mobil nya kuat. Ya tuhan kemana istrinya itu pergi? Sudah gelap begini Lea belum juga kembali, kemana ia harus pergi mencarinya? Nomor perempuan itu tidak dapat di hubungi, Kara sudah mencari di seluruh tempat favorit Lea namun hasilnya nihil.

Mobil nya kembali membelah seluk-beluk kota Bandung, waktu menunjukkan pukul tujuh malam, suasana terasa begitu dingin. Kara sengaja membuka kaca mobilnya, membiarkan udara masuk dan membuatnya sedikit tenang.

Tiba-tiba terlintas wajah Karin di benaknya, apa mungkin gadis itu yang menculik istrinya? Pikir Kara. Teringat kemarahan Karin kemarin lalu semangkin membuat pemuda itu was-was, bagaimana jika Karin bertindak nekat dan melukai Lea? Tidak-tidak, ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Mobil Kara berbelok memasuki sebuah gang, tampak rumah mewah yang berjejer rapi dengan nuansa yang berbeda-beda.

Laki-laki itu menghentikan mobilnya tepat di depan rumah putih yang cukup mewah dengan pagar hitam yang menjulang tinggi. Tak menunggu lama Kara bergegas turun dari mobilnya.

"Karin!! Keluar Lo," teriak Kara dari luar gerbang.

"Heh! Kamu ini siapa, teriak-teriak di rumah orang."

Pria bertubuh gempal itu berlari mendekati Kara.

"Saya cari Karin, di mana dia?" tanya Kara, menatap satpam itu tajam.

"Nona muda ada di dalam, ada keperluan apa anda? Jika tidak ada kepentingan silahkan pergi, jangan membuat keributan!!"

Kara mendengus kesal, tangannya terkepal erat.

"Karin keluar, Lo!!"

"Silahkan anda pergi dari sini!" Pria itu membuka gerbang dan menyeret Kara yang memberontak.

"Ada apa ini?" Perempuan cantik itu berjalan mendekati keduanya dengan angkuh.

"Nona," Pria itu menunduk hormat. "Pemuda ini datang membuat keributan." Jari telunjuknya mengarah pada Kara.

"Kenapa kamu kemari?" tanya Karin, tersenyum manis.

"Ga usah basa-basi, di mana Lea?!"

"Kamu kenapa, sih? Tiba-tiba nanya Lea ke Aku." Karin menatap Kara heran.

"Lea hilang dan Lo pasti pelakunya," Suara Kara naik satu oktaf dengan tatapan penuh amarah.

"Kamu punya bukti apa?"

Kara tersentak, benar, ia tidak memiliki bukti. Ia hanya mengikuti kata hatinya.

"Kenapa diam?" Karin tersenyum sinis. "Ga ada bukti, kan?"

"Gue ga punya bukti, tapi gue yakin Lo pelakunya, Karin!"

"Kamu jangan gila, Kar! Aku ga ngelakuin apapun!" Amarah Karin ikut memuncak.

Kara berdecak sebal, hari semangkin larut dan tidak ada hasil apapun ia kemari. Apa lebih baik ia mencari ke tempat lain? Apa benar Karin tidak terlibat dengan hal ini? Entah kenapa ia meyakini jika mantan kekasihnya ini adalah biang di balik hilangnya Lea.

Luka Untuk Lea || On Going Where stories live. Discover now