[12. Luka untuk Lea]

110 22 1
                                    

"Suatu saat nanti tuhan menyuruhku pulang, aku takut tak sempat mengucapkan selamat tinggal."

_Allea Almahira_



Deruan suara motor yang bersahut-sahutan terdengar di jalan yang sempat sepi, Lea membalikkan badannya mendengar suara motor itu berhenti di dekatnya.

Motor sport berwarna biru yang tak tau siapa tuannya, Lea menyipitkan matanya menatap siapa yang berada di hadapannya. Berlahan lahan helm itu terbuka menampakkan sang pemilik,

Alis Lea berhasil bertaut dengan mimik wajah yang bingung,

"Ini saya punya," Kelvin berujar dengan mata yang berbinar-binar.

"Kak Kelvin? Kok kakak ada di sini?" tanya Lea, pasalnya ini tiba-tiba dan mungkin memang kebetulan.

"Itu gue punya!!" Kara berucap tegas di balik helmnya.

"Lo ngapain di sini? Ga liat hari udah gelap?"

Baru saja Kelvin ingin kembali membuka suaranya, namun terpotong oleh Kara.

Lea baru tersadar jika di sini tidak hanya Kelvin yang hadir,

"Aku baru pulang les, kalian mau kemana?" Lea masih setia berdiri di pinggir jalan dengan menggendong tas hitam miliknya.

"Habis muter-muter nyari angin, buk bos." sahut Elvan yang berada di samping Kara.

"Udah mau malem nyari angin? Ga baik tau angin malem," celetuk Lea,

"Pak bos nih yang ngajakin," tunjuk Kelvin, Bram juga Elvan dengan serentak.

"Pulang,

"Lah kan baru muter, pak. Masa iya kita pulang," Kelvin kembali mengenakan helmnya untuk pulang.

Kara memutar bola matanya malas, "Lea,

"Lea yang di suruh pulang goblok, bukan kita." sarkas Elvan cepat,

"Oalah, goblok amat gue," Menepuk jidatnya pelan. "Neng cantik, sini naik sama babang Evin biar di anterin pulang." Kelvin menepuk nepuk jok belakang motornya.

Lea tersenyum lebar, "Bener mau anterin aku?"

Kelvin mengangguk antusias,

Kara berdecak kesal, "Naik," Menutup kaca helmnya. "Ke motor Gua," sambungnya melihat Lea yang ingin menaiki motor sport biru milik Elvin.

"Cih, mau tapi malu," cibir Arion yang sedari tadi diam.

Kara membuka helmnya, tak memperdulikan cibiran dari mulut Arion. Berlahan tubuhnya berbalik menghadap Lea yang sudah duduk dengan tenangnya, tangannya terangkat memakaikan helm kepada gadis mungil itu.

"Kok di pakein ke aku?" Membuka kaca helmnya, maniknya menatap mata hitam pekat yang Kara miliki.

"Setidaknya kalo ada kendala di jalan Lo sedikit aman,

"Kan yang bawa motor lebih wajib pake helm," sela Lea dengan tatapan heran.

"Ga usah bawel, nurut aja," katanya sembari membuka jaket kulitnya menyisakan kaos hitam pada tubuhnya. Tangannya terangkat menutupi tubuh Lea yang masih mengenakan seragam, membiarkan jaket kulitnya melekat pada tubuh gadis itu.

Elvan berdehem singkat, "Mulai bucin ya, om." Bersiul menggoda Kara.

Kara tersenyum tipis menyugar rambutnya kebelakang, helaian rambutnya tertiup semilir angin malam yang dingin. Matanya menatap dalam manik hazel yang Lea miliki,

"Pulang kita?" Suara beratnya mengalun lembut.

Lea mengangguk lucu,

"Plies jangan buat drama di sini," rengek Elvan,

Luka Untuk Lea || On Going Donde viven las historias. Descúbrelo ahora