[06.Markas]

131 18 1
                                    

"Setelah mendapatkan apa yang kamu mau, selanjutnya jangan melepaskan apa yang telah kamu miliki."

_Pena Buna_





Lea menatap sekelilingnya, tempat sebesar ruang tamunya bersembunyi di balik dinding kokoh. Matanya mengamati banyak laki-laki yang juga kini menatapnya,

Mereka ga bakal nerkam Lea kan? Batinnya bertanya takut.

"Wih ada tamu, kok ga bilang-bilang mau bawa calon kemari, bang?" seru salah satu anggota Alvaska.

"Lupa," Kara menghempaskan tubuhnya pada sofa,

"Bos, anak skala ngajak balapan, nih." celetuk Elvan tiba-tiba sembari menatap layar hanponenya.

Kara menegakan tubuhnya, matanya beralih menatap Elvan. "Sampein ke dia, gue ga mau kalo hadiahnya kecil,"

"Hadiahnya uang tunai dua juta," jawab Elvan, pria itu tak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari benda pipih itu.

"Cuma segitu?" tanya Kara menautkan kedua alisnya,

"Ada lagi, lima ekor ayam Teletubbies,"

Para anggota Alvaska menoleh serentak ke arah Elvan,

"Yang bener aja Lo," sentak Arion tak percaya.

"Aelah, liat sendiri kalo ga percaya," Menyodorkan hanponenya kepada Arion.

Arion dengan cepat menyambut benda pipih itu dari tangan Elvan, matanya menyelusuri pesan demi pesan yang di kirim oleh Pramana.

[Uang tunai dua juta + lima ayam Teletubbies,]

Arion membaca pesan itu dengan suara kencang, jarinya kembali menscroll ke bawah.

[Ga usah komen soal ayam, mereka kan lucu ❤️ masa ga mau.]

Mulut Arion terbuka tak percaya, apa ini? Pramana yang kelihatan sangar menyukai hewan berbulu yang bernama ayam? Anggota lainnya menyemburkan tawa melihat emot love untuk ayam teletubbies.

Malika, laki-laki itu tertawa hingga perutnya keram.

Arion kembali membaca pesan lainnya, pesan terakhir yang membuat mereka bungkam dan langsung mengarah menatap Kara.

[Bawa fatner kalo ketua Lo bukan pengecut!]

Kara berfikir sejenak mendengar ucapan Arion, fatner? Apa maksudnya seorang perempuan yang harus mendampinginya saat balapan berlangsung?

Mata Kara melirik sekilas Lea yang duduk di sebelahnya, tatapannya beralih menatap para anggotanya.

"Gue harus bawa cewe?"

Tanpa ragu Elvan mengangguk, Kara menghela nafasnya kasar.

"Lo aja jadi fatner gue,"

"Gue kan cowo, bos!" kelakar Elvan,

"Dandan jadi cewe," usul Kara, sebenarnya ia tak memiliki cara lain.

"Woilah!! Yang bener aja," Elvan tak mampu menutupi rasa terkejutnya, bagai mimpi di siang bolong, apa jadinya jika ia yang tampan ini di ubah menjadi wanita yang gemulai.

Malika juga Juna menahan tawanya, membayangkan Elvan yang nantinya menggunakan baju mini dengan rambut panjang yang tergerai indah.

"Lo kan ada cewe, bos. Ga harus gue.." ujar Elvan, dengan wajah semelas mungkin.

Luka Untuk Lea || On Going Where stories live. Discover now