[26. hari kelulusan]

57 11 0
                                    

HAPPY READING


"Terkadang yang membuat sakit itu bukan perlakuan mereka terhadap kita, tapi karena harapan kita yang terlalu besar pada mereka."

~Allea Almahira~


Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, rasanya baru saja kemarin mereka menginjakkan kaki di sekolah ini. Menjadi murid baru SMA Pura'nama yang dulunya sekolah ini begitu asing di mata mereka.

Tiga tahun bukan waktu yang singkat, semua mereka lalu bersama. Rasanya enggan untuk menjadi lebih dewasa, mereka semua masih ingin di sini, di sekolah ini, mengulang semuanya untuk lebih lama lagi.

Namun, waktu tak mungkin bisa di putar kembali. Mereka harus ke jenjang yang lebih tinggi untuk meraih cita-cita yang selalu tertanam di dalam hati.

Tak dapat di pungkiri bahwa hari ini telah mereka tunggu sejak lama, suka dan duka bercampur aduk antara bahagia dan lara. Di satu sisi senang sedangkan di sisi lain sedih.

Siswa siswi yang meraih kelulusan hari ini berbondong bondong melihat Mading sekolah, berdesak-desakan hanya demi bisa melihat nama mereka di sana.

"Gila, woi! Gue lulus mendapatkan nilai terbaik dari kelas kita!" Elvan berlari keluar dari kerumunan sambil berteriak heboh.

"Serius Lo dapat nilai terbaik?" tanya Kelvin antara yakin dan tidak.

"Iya dong, meraih nilai terbaik setelah Kara, Arion si pereman kelas dan beberapa teman kelas kita yang lain." Elvan menunjukkan cengiran khasnya.

"Sialan, gue pikir bener dapat nilai terbaik," umpat Arion,

"Belum boleh balik, ya?" Bram menguap lebar, ia harus segera tidur.

"Belum, masih ada pengumuman juara terbaik antar tiga kelas." ujar Kara, matanya kesana-kemari mencari seseorang.

Mata itu menangkap satu objek, seorang perempuan yang terlihat berseri hari ini. Tanpa sadar bibirnya tertarik membentuk seluas senyum, Lea–Perempuan yang tengah ia pandang dari jauh.

Wajah gadis itu—Ralat, Lea bukanlah lagi seorang gadis. Wajah perempuan itu tampak cerah, tak seperti beberapa hari sebelumnya. Mata itu berbinar saat melihat namanya tertera lulus di mading sekolah, senyuman itu kian mengembang. Entah apa yang telah berhasil Lea capai sampai ia mencak-mencak tak jelas.

Suara mic speaker yang terdengar menggema mengalihkan perhatian Kara,

"Seluruh siswa-siswi berserta ibu-bapak yang telah hadir segera berkumpul di lapangan!"

Kara beranjak, berjalan menuju lapangan dengan kedua tangan tersimpan di dalam saku. Di ikuti Arion yang berjalan seraya membaca novel, ketiga kurcaci lain masih ada di belakang. Berjalan dengan santai sesekali Kelvin menyiul genit, sampai saat ini seorang Kelvin Anggara tidak pernah berpacaran.

"Juara ketiga jatuh kepada Arion Afrizo, berasal dari kelas Ipa¹!"

Suara tepuk tangan menyambut Arion yang berjalan ke atas panggung, senyum manis yang ia ukir hari ini membuat teriakan histeris mengisi suasana. Sial, mereka ga tau jika senyum itu di ukir untuk seseorang yang tersenyum sembari melambaikan tangan kepada Arion.

Luka Untuk Lea || On Going Donde viven las historias. Descúbrelo ahora