[03. Bimbang]

154 29 13
                                    

"Apa lagi yang ingin kau bunuh wahai pahlawan tanpa peran? Bukannya semua yang ada di diriku telah kau bantai habis?"

_Pena Buna_

_Pena Buna_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Lea duduk termenung di atas kursinya, Setelah perjodohan ini berhasil apa mungkin aku bahagia? Batinnya berkata.

Apa aku ga perlu lagi ngejar angka? Gadis itu kembali membatin kala terlintas di benaknya kejadian tadi pagi di meja makan.

Sea memberikan selembar kertas yang baru saja ia ambil dari dalam tasnya kepada Nandra, sebuah senyum bangga terpancar dari wajah pria paruh baya itu.

"Hebat, putri Ayah memang hebat," Mencubit pelan pipi Sea sehingga gadis itu tersenyum memamerkan gigi putihnya yang rapi.

"Kamu memang ga pernah mengecewakan, sayang." sambut Della ikut tersenyum.

"Bagaimana nilai mu kali ini, Lea?"

Suara berat itu membuat jantung Lea terpacu dengan cepat, rasa takut terpancar dari wajahnya. Tangan mungilnya meraih selembar kertas yang sedari tadi berada di atas pahanya, rasa takut dan ragu hadir di dalam hatinya.

Nandra meraih kertas putih itu, "Bodoh,"

Lea menunduk memejamkan matanya saat kertas yang sudah tergumpal itu tepat terhantam pada kepalanya. Memang tidak sakit namun terasa nyeri di hati kecilnya.

"Jangan melamun, ntar kesurupan."

Lea terperanjat melihat kehadiran Rasya yang tiba-tiba muncul di sampingnya, Rasya menduduki bangku kosong tepat di samping Lea.

"Kapan kamu datang?" tanya Lea heran.

"Baru aja,

"Kok aku ga liat? Kamu lewat mana?" tanya Lea kembali menatap Rasya.

Rasya geleng-geleng kepala melihat sahabatnya ini, "Makanya jangan bengong, gue lewat pintu lah tadi, ya kali nembus dinding." lontarnya.

"Kali aja kan," gumam Lea cukup pelan.

"Gue bukan setan," terang Rasya kesal. "Lagian ngelamunin apa sih? Masih pagi juga,"

"Sedikit problem,"

"What is the problem?" sahut Rasya menutup bukunya, kini gadis bertubuh tinggi itu fokus kepada Lea.

"Ga bisa cerita di sini.."

~ ꁞ ~

Bolos? Mungkin itu kata yang tepat untuk menenangkan pikirannya. Kakinya melangkah keluar dari kelas yang saat ini begitu berisik, membiarkan yang lainnya melakukan apa yang ingin mereka lakukan.

Luka Untuk Lea || On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang