Ruang Mawar Melati

2.1K 187 31
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Zayyan dan Leo pun melanjutkan perjalanannya menuju ke ruang yang dimaksud dengan menaiki anak tangga hingga sampai dilantai lima gedung asrama tersebut.

"Hh...hh...hh...hh...hh....!"

Keduanya tampak ngos-ngosan dan kelelahan, karena selain harus menaiki anak tangga, mereka pun harus membawa beban koper dan tas mereka masing-masing.

"Hhh...capek banget...yahh...hh...!" Celetuk Zayyan sambil menyeka keringat didahinya.

"Hh...hh...iyah...mana haus lagi...," timpal Leo.

"Oh, kamu haus? Bentar!" Zayyan pun membuka tas ranselnya dan meraih sebuah botol minuman dari dalamnya.

"Nih minum!" Zayyan menyodorkan botol itu ke hadapan Leo.

"Apaan ini?" tanya Leo.

"Teh jasmine dari Indonesia," jawab Zayyan.

"Enak nggak?" tanya Leo ragu, karena ini pertama kalinya ia akan mencoba minuman teh dari negara lain.

"Enak lah, coba aja dulu kalau nggak percaya."

"Ya udahlah iya, daripada haus," timpal Leo.

Dan seperti kebanyakan orang Asia timur pada umumnya, Leo pun mencium aroma teh jasmine itu terlebih dulu sebelum meminumnya, dan kemudian ia pun menenggaknya.

"Aaahh...segaarr...," ucap Leo setelah selesai meminum teh kemasan botol pemberian Zayyan barusan.

"Gimana? Enak, kan?" tanya Zayyan.

"Enak sih, cuma manis banget rasanya."

"Masa sih?" Zayyan pun ikut menenggak sisa teh yang masih ada didalam botol itu tanpa merasa jijik meskipun botol itu sudah bekas di minum oleh Leo, pemuda yang baru dikenalnya itu. "Ah, enggak ah, segini mah biasa aja nggak manis-manis amat!" tutur Zayyan.

"Uhm...tapi kalau buat aku itu kemanisan," timpal Leo sambil merengut imut.

"Iya deh iya, terserah. Namanya juga lidah orang beda-beda ya," ucap Zayyan.

"Apa...orang Indonesia suka yang manis-manis?" tanya Leo penasaran.

"Iya, bukan cuma manis, orang Indonesia suka yang gurih-gurih, asam dan pedes-pedes juga."

"Eum...pantas, segitu di bilang biasa aja sama kamu," Leo manggut-manggut mengerti.

"Iya, rata-rata makanan atau minuman Indonesia memang memiliki rasa atau aroma yang kuat," jelas Zayyan.

"Ooh...gitu."

"Yuk kita lanjut cari ruangannya!" ajak Zayyan.

"Nde, kajja!" sahut Leo.

Mereka berdua pun kembali melanjutkan perjalanan sambil mencari dimana letak ruangan yang mereka tuju.

Hingga akhirnya mereka berdua pun berhasil menemukannya.

"Nah ini dia! Ruang Mawar Melati nomor 205! Benar kan yang ini?" ucap Zayyan.

"Kayaknya sih iya, coba kamu pencet belnya!" timpal Leo.

"Iiih...kamu aja gih yang pencet!" tolak Zayyan, dan malah balik menyuruh Leo.

"Ih enggak ah, kamu aja yang pencet!" Leo pun menolak.

"Kamu!" perintah Zayyan.

"Kamu!!" Leo pun memaksa.

"Iiihh...kamu aja yang pencet!!"

Friendship (Xodiac) End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang