Gara-gara cemburu

737 70 64
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Zayyan POV

Aku duduk di sisi ruangan restoran sambil menyaksikan jalannya proses syuting konten kolaborasi antara Sing, Lex, dan Phi Toptap untuk channel youtube dari Phi Toptap.

Aku sebenarnya merasa tak nyaman saat ini, selain karena Phi Toptap lebih sering berinteraksi dengan Sing ketimbang Lex, tapi juga karena dua orang yang kusayangi yang ada di depanku kini sedang bercengkrama ria dengan orang lain. Mereka tertawa bersama dan mengobrol dengan akrab, seolah aku tak ada di sini. Dari tadi aku merasa sedikit diabaikan sih, dan aku harus memakluminya karena mereka sedang bekerja sama dalam membuat konten.

Awalnya kurasa semua berjalan biasa saja, sampai tiba saatnya game tebak gesture dimainkan. Sebenarnya nggak ada yang salah dengan game tersebut, di mana Phi Toptap akan berakting atau memeragakan beberapa gerakan dengan menggunakan gesture tubuh dan mimik wajah dan Singlah yang akan menebaknya.

Ada bagian akting yang dimainkan oleh Phi Toptap yakni memeluk. Kalau cuma sekali sih nggak masalah, tapi masalahnya dia melakukannya lebih dari sekali hanya gara-gara Sing belum bisa menebaknya.

Aku mulai menghitung dalam hati berapa kali Phi Toptap memeluk Sing. Satu kali...aku masih bisa bersabar, dua kali...aku menahan diri untuk tetap bersabar, tiga kali...emang harus ya sampai tiga kali, pikirku. Kuperhatikan wajah Sing pun nampaknya tak nyaman, atau mungkin dia hanya sedang berpikir keras untuk menebak jawabannya, sampai mimik wajahnya seperti tertekan begitu, entahlah.

Empat kali, aku mulai menarik napas lelah, lima kali...aku sudah tak tahan lagi, ini sudah keterlaluan pikirku.

Lalu tanpa pikir panjang, aku pun mulai bangkit berdiri dan berjalan ke arah mereka yang masih berada di tengah syuting.

"Lepaskan Singku! Brengsek!" Aku menarik tubuh Sing dari pelukan Phi Toptap sambil mengumpat kesal.

"Cut!" Salah satu tim berteriak menginstruksi agar syuting dihentikan.

Semua mata tertuju padaku dengan tatapan kesal, karena aku telah mengganggu jalannya syuting.

"Hyung, kau ini apa-apaan sih? Aku kan lagi syuting?!" Sing malah memarahiku.

"Maaf, maksud kamu apa ya, mengganggu jalannya syuting kami?" Tanya Phi Toptap berusaha untuk tetap sopan meskipun wajahnya terlihat kesal.

Sedangkan Lex hanya melongo menyaksikan perbuatanku barusan. Sepertinya dia juga syok.

"Maksud kamu apa peluk-peluk Sing berulang kali?" Balasku ketus penuh emosi.

"Kan kami sedang bermain game, dan itu adalah bagian dari permainan game," jawab Phi Toptap.

"Aku tahu kalian sedang bermain game, tapi emangnya harus banget ya meluk sampai lima kali?!" Emosiku masih belum reda. Aku tak rela, Singku disentuh terus olehnya bahkan sejak sebelum syuting dimulai.

"Hyung, please! Jangan bikin aku malu, aku di sini lagi kerja!" Sing berbisik kesal padaku sambil mendelik ke arahku.

"Udah, hentikan saja syutingnya. Nggak usah kolaborasi segala! Ayo kita pulang! Lex-eu, kau juga pulang! Ayo!" Aku langsung menggandeng tangan Sing dan Lex bersamaan dan membawa mereka pergi dari sana.

"Hyung, lepas!" Sing berusaha memberontak, namun aku mencengkeram tangannya dengan kuat. Sedangkan Lex berkali-kali membungkuk pada Phi Toptap sambil mengucapkan kata maaf.

"Yak! Kau tidak bisa membawa mereka pergi begitu saja, kami sudah terikat kontrak kerja!" Phi Toptap berteriak, tapi aku tak perduli.

Aku membawa mereka keluar restoran dan berhenti di suatu sudut jalan.

Friendship (Xodiac) End√Where stories live. Discover now