Baikan Sama Sing?

1.2K 151 36
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Hari sudah menjelang siang dan akhirnya Zayyan pun kembali ke asrama.

Hyunsik, Gyumin, Leo dan Sing pun semuanya berada di ruang Mawar Melati saat ini.

Zayyan meletakkan sebuah bungkusan berisi makanan yang dibelinya dari restoran tempat ia makan bersama Davin, Beomsoo dan Wain tadi ke atas meja makan.

"Ini aku bawakan makanan buat kalian," ucap Zayyan.

"Wuaahh...Zayyan kamu tau aja kalau kami memang lagi kelaparan," seru Hyunsik senang dengan mata berbinar, lalu berjalan dengan semangat menuju ke meja makan.

Begitu pula dengan Gyumin yang langsung berlari mendahului Hyunsik ke meja makan.

"Makasih ya, Zayyan! Aku udah lapar banget!" Seru Gyumin.

Sementara Sing dan Leo masih tak bergeming disofa yang didudukinya, meski cacing-cacing diperut mereka sudah pada berdemo minta diberi makan.

"Leo, kita ikut makan aja yuk, udah lapar banget nih!" Ajak Sing.

"Eh, memangnya kamu mau makan makanan yang dibeli menggunakan uang dari pacarnya Zayyan Hyung itu, huh? Kalau aku sih tidak sudi!" Jawab Leo.

Sing memutar bola matanya jengah. "Udahan dulu aja sih ngambeknya, capek tahu ngambek mulu dari pagi. Kalau kita gengsi nggak mau makan hanya gara-gara makanan itu dibeli pakai uangnya gadis itu, yang ada kita bakalan kelaparan sampai sore," Sing menasehati.

Leo menelan ludahnya kasar. "Iya juga sih," batin Leo. Namun ia masih gengsi, berhubung dirinya masih kesal pada Zayyan dengan alasan yang tak bisa dijelaskannya sendiri.

"Bodo amatlah, terserah kamu aja kalau masih pengen ngambek. Aku mau ikut makan sama mereka aja, dari pada kelaperan!" Sing beranjak dari sofa menuju ke meja makan.

"Mana Leo, kok nggak di ajak sekalian?" tanya Hyunsik dengan mulut penuh makanan.

"Enggak mau makan katanya," jawab Sing sambil mengisi nasi ke dalam mangkoknya, lalu mengambil semua lauk yang tersedia dimeja.

Mereka bertiga pun makan dengan sangat lahap, akibat lapar yang sudah tak tertahankan. Sedangkan Leo masih berada diruang televisi sendirian, dan Zayyan berada didalam kamar.

Tak lama kemudian, Zayyan pun keluar dari dalam kamar, dan melihat Leo yang berada sendirian diruang televisi.

"Loh Leo nggak ikut makan?" tanya Zayyan heran.

Namun Leo kembali memasang wajah cemberut, sementara kedua matanya fokus ke layar televisi yang saat ini sedang menayangkan sebuah acara musik di arirang TV. Ia juga masih tidak mau menjawab pertanyaan Zayyan barusan.

Zayyan yang heran dengan sikap Leo yang tak seperti biasanya itu pun kini duduk disampingnya disofa.

"Leo, kenapa sih? Leo lagi marah ya sama aku? Kalau iya, ngomong dong, jangan diam aja, biar aku tahu aku tuh salahnya apa," bujuk Zayyan.

Namun Leo masih tidak mau bicara dengan Zayyan.

Zayyan pun menarik napas lelah karena sikap Leo yang membingungkan itu.

"Ternyata bukan cuma cewek aja yang kalau marah suka nggak jelas dan bikin bingung. Tapi ternyata si bontot satu ini juga kayak gitu, susah ditebak dan diselami, apalagi dipahami. Huffh...melelahkan!" Batin Zayyan.

"Leo, makan gih, sedikiiit aja! Kalau Leo nggak makan, nanti Leo bisa sakit. Buruan makan gih sana, tadi aku beli makanannya banyak banget loh. Ada daging sapi Korea juga tuh, enak deh pokoknya!" Rayu Zayyan.

Friendship (Xodiac) End√Where stories live. Discover now