Curahan Hati

944 102 114
                                    

WARNING : DILARANG PLAGIAT!!!

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Zayyan Hyung, kamu tahu kan kalau aku nggak pandai merangkai kata-kata. Tapi aku senang, melihatmu tertawa lagi bersamaku malam ini.

Meskipun kau tidak bilang padaku bahwa kau memaafkanku, tapi dengan kau mau menerima kalung pemberianku sebagai permintaan maaf dariku, aku sudah merasa cukup. Semoga benar, kau memang memaafkanku.

Zayyan Hyung, kamu tahu nggak, bahwa saking bahagianya aku malam ini, aku sampai lupa kalau luka di punggungku belum sembuh benar, jadinya aku tadi membanting tubuhku ke kasur, lalu mengaduh kesakitan akibat luka di punggungku yang berbenturan langsung dengan kasur.

Rasanya sakit banget, sampai aku takut kalau nanti jahitannya lepas hehehe...tapi untungnya enggak, yah itu cuma aku aja yang lebay dan terlalu khawatir.

Zayyan Hyung, makasih ya, sudah mau bicara dan tertawa lagi bersamaku, pokoknya aku senang banget, dan seandainya bisa, waktu di depan minimarket tadi tuh aku pengen lompat dan terbang tinggi ke udara saking bahagianya.

Zayyan Hyung, maafin perasaanku ini ya. Aku tahu ini salah, aku ingin mencoba menahannya, tapi tak bisa.

Aku hanya ingin jujur dengan apa yang ku rasakan, kalau aku nyaman saat bersamamu.

Zayyan Hyung, saranghae ❤️

Sing menutup buku diarynya dan meletakkan pulpen yang ia gunakan tadi di atasnya. Dengan seutas senyum dibibirnya, dirinya memandang ke luar jendela.

Ini pertama kalinya Sing menulis catatan hariannya pada sebuah buku diary. Suatu hal yang aneh, dan tak pernah ia lakukan sebelumnya. Tapi entah mengapa sekarang dirinya menjadi mellow dan ingin menulis sesuatu tentang apa yang tengah dirasakannya. Sing pun tak menyangka dirinya kini bisa menulis kalimat sepanjang itu di dalam sebuah buku diary. Dan catatan hari ini menjadi catatan pertamanya di buku diarynya tersebut.

Terdengar suara pintu kamar dibuka, dan itu adalah Gyumin yang baru memasuki kamar.

"Sing, belum tidur?" Tanya Gyumin.

"Belum," jawab Sing singkat.

"Di cariin Zayyan tuh," ucap Gyumin.

"Masa?" Mata Sing langsung berbinar.

"Iya, udah cepetan sana temui dia. Aku mau tidur duluan," ucap Gyumin yang kini telah naik ke atas ranjang untuk berbaring.

Sebelum ke luar kamar, Sing menyimpan buku diarynya ke dalam laci lemari bajunya terlebih dulu agar tidak dibaca oleh orang lain selain dirinya.

Saat Sing telah ke luar kamar, diam-diam Gyumin tersenyum lega. Dirinya dan Hyunsik merasa senang, karena ternyata usaha Hyunsik mendamaikan mereka dengan mengajak pergi ke pasar, membuahkan hasil. Kedua rantau itu kini terlihat telah berbaikan kembali.

"Memang nggak sia-sia idenya Hyunsik Hyung. Hmm...kalau ku pikir-pikir sekarang sepertinya otaknya Hyunsik Hyung itu pinter juga ya, nggak cuma bisa masak doang ternyata hehehe...," gumamnya.

***

Sing menemui Zayyan yang menunggunya di dapur. Sementara suasana di ruang Mawar Melati kini sudah tampak sepi, karena saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Hyunsik, Leo, dan Gyumin sudah beristirahat di kamar masing-masing.

"Hyung, mencariku?" Tanya Sing sesampainya di hadapan Zayyan.

"Iya, aku mau membantu mengobati dan mengganti perban luka di punggungmu. Karena sepertinya perbanmu belum diganti sejak kau kembali dari rumah sakit kemarin, kan?"

Friendship (Xodiac) End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang