Ketika Bocil Cemburu

1.2K 131 65
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

"Aku mau pulang ke Hongkong, Hyung," jawab Sing tanpa melihat ke arah Zayyan.

"Loh kok tiba-tiba? Memangnya kamu nggak bakalan masuk sekolah hari ini?"

"Hari ini aku ijin tidak masuk sekolah."

"Iya, tapi kenapa tiba-tiba? Apa ada masalah dengan keluargamu?"

"Tidak ada. Aku hanya kangen saja pada Ibu dan adikku. Jadi aku ingin pulang," Sing Beralasan.

Zayyan terduduk sedih ditepi ranjang sambil menatap Sing yang masih sibuk membereskan barang-barangnya. Sedangkan Leo saat ini sedang mandi dikamar mandi kamar mereka.

"Semalam...kenapa kau tidur dikamar Gyumin tanpa bilang-bilang?" tanya Zayyan kemudian.

"Maaf, aku lupa bilang. Aku pindah, karena disini terlalu sempit untuk kita bertiga," Sing beralasan.

"Bukankah dari awal Leo pindah ke kamar kita, kita bertiga memang sudah kesempitan? Jika kau merasa tidak nyaman kita tidur bertiga, kenapa baru sekarang kau memutuskan untuk pindah ke kamar Gyumin, huh?" Zayyan berucap dengan nada kesal.

Sing pun menoleh dan menatap Zayyan.

"Memangnya kenapa kalau aku tidur dikamar Gyumin Hyung? Bukankah kau lebih merasa nyaman jika bersama Leo?" Balas Sing sedikit ketus.

"Maksudmu?"

"Sudahlah Hyung, jangan pura-pura tidak mengerti! Aku sadar kok kalau selama ini hanya ada Leo dihatimu. Aku bahkan tidak pernah terlihat oleh kalian. Iya, kan?" Ucap Sing getir.

"Sing, kok kamu ngomong kayak gitu?"

Sing terdiam, ia menahan emosi dan sedih didadanya.

"Kamu...cemburu ya sama Leo?" tanya Zayyan hati-hati.

Sing enggan menjawab, ia meneruskan kembali memasukkan bajunya ke koper.

"Sing...," Zayyan menyentuh pelan lengan Sing.

"Aku akan berada di Hongkong untuk beberapa hari ke depan. Dan selama aku pergi, tolong jangan pernah temui pemuda misterius itu lagi ya! Karena aku takut terjadi sesuatu padamu, Hyung," meski sedang marah, namun Sing masih mengkhawatirkan keselamatan Zayyan.

Zayyan hanya mengangguk pelan. Lalu ia pun berjalan menuju ke lemarinya untuk mengambil sesuatu.

"Sebelum kau pulang ke Hongkong, aku mau kasih ini dulu ke kamu," Zayyan menyerahkan sebuah jaket hitam yang ia beli kemarin kepada Sing.

Sing menerimanya. "Ini untukku, Hyung?"

"Iya, sebenarnya aku ingin memberikannya padamu kemarin. Tapi sayangnya kemarin kau keburu pergi ke luar. O ya ini jaket couple. Aku beli dua, satu untukmu dan satu untukku," jelas Zayyan.

Sing tak menyangka, ia merasa malu dengan sikapnya kemarin. "Jadi Hyung juga membelikanku barang couple, bukan cuma buat Leo doang?"

"Iya. Aku beli kaos couple untuk Leo, tapi untukmu aku beli jaket couple," jawab Zayyan.

Sing merasa terharu, ia memegang erat jaket pemberian Zayyan barusan.

"Hyung, makasih ya," senyum manis Sing pun telah kembali. Ia menatap dalam mata Zayyan yang juga menatapnya.

"Eum, sama-sama," balas Zayyan.

"Hyung...,"

"Eum?"

"Kayaknya...sekarang...aku...nggak jadi pulang ke Hongkong deh," tutur Sing pelan sambil menunduk malu.

"...???" Zayyan terbengong.

Friendship (Xodiac) End√Where stories live. Discover now