Zayyan Tinggal Di Mana?

757 78 65
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

"Apa kabar, Hyung?" Davin tersenyum kala melihat orang yang dirindukannya. Setelah menempuh perjalanan dengan menggunakan bus, akhirnya dirinya pun tiba di kota tujuan.

Pemuda mungil di hadapannya pun balas tersenyum, ia berjalan mendekat dan menyambut Davin dalam dekapan hangat.

"Hyung, kau sekarang jadi semakin tampan!" Puji Davin.

"Kau juga, sangaaatt tampan," pemuda itu balas memuji. "Ayo masuk!" Ia menarik tangan Davin untuk masuk ke dalam.

"Davin-ie, terimakasih ya, berkat kau sekarang kemampuan danceku juga semakin melaju pesat."

"Sama-sama, Hyung," ucap Davin yang selama tiga tahun belakangan ini tak pernah lelah untuk tetap mengajarinya dance baik secara online mau pun offline.

"Besok aku akan busking, kau mau bergabung dengan kelompokku?"

"Oke, aku ikut denganmu, Hyung. Kebetulan sudah lama juga aku tidak ikut busking, semenjak aku resmi jadi trainee."

"O ya, ngomong-ngomong. Kapan kalian debut?"

"Belum tahu kapan tanggal dan waktunya, tapi yang jelas dalam beberapa bulan ke depan," jawab Davin.

"Syukurlah, aku turut senang mendengarnya. Good luck ya buat kalian."

"Terimakasih, Hyung."

Davin memandang ke sekeliling ruangan yang terdapat banyak gambar-gambar yang ditempel di dinding.

"Hyung, kau masih senang menggambar. "

"Iya." Pemuda itu beranjak mengambilkan sebotol air mineral dari dalam kulkas mininya.

"Hanya ini yang kupunya, minumlah," ucapnya pada Davin.

"Terimakasih, Hyung. Tidak perlu repot-repot." Mata Davin tak berhenti memandangi sebuah gambar yang berisi gambar tiga orang pemuda. Davin tahu gambar siapa itu.

Lalu Davin berpura-pura cemberut. "Aku iri, kenapa aku tidak diikut sertakan di gambar yang ini?" rajuknya imut.

Pemuda itu terkekeh. "Karena kau kan bukan anak rantau, gambar yang ini khusus untuk anak rantau. Nah yang ini baru ada dirimu," pemuda itu menunjuk pada gambar lain yang berisi sembilan orang anak muda.

"Oohh...begitu," Davin ber-oh ria, lalu tersenyum menunjukkan lesung pipitnya.

"Hyung, nih kau mau lihat tidak, ini foto terbaru kami," Davin menunjukkan semua foto para member pada pemuda itu.

Pemuda itu tersenyum senang. Dia mengamati wajah para member itu satu per satu dengan penuh kerinduan.

"Kalian semua semakin tinggi dan tampan. Lex-eu juga, senyumnya yang menawan selalu menjadi daya tariknya," pujinya, matanya masih menatap lekat ke arah foto di layar ponsel Davin.

Davin tersenyum tipis. "Itu pun setelah dirinya dipaksa untuk tersenyum demi keperluan foto. Seperti yang sudah sering kuceritakan padamu, bahwa Lex-eu Hyung selama tiga tahun belakangan ini sudah jarang tersenyum. Ia hanya mau tersenyum demi keperluan pemotretan dan segala hal yang disuruh oleh agensi. Jika tidak, maka dia akan kembali menjadi pribadi yang dingin dan angkuh."

Pemuda itu terlihat sedih mendengarnya, ia menatap Davin penuh arti.

Davin yang mengerti arti tatapan itu, hanya menghela napas pelan. "Aku tahu apa yang kau pikirkan, Hyung. Tapi please jangan terus menyalahkan dirimu terus atas semua hal yang telah terjadi. Aku tahu kau sendiri juga sudah cukup menderita di sini. Dan ini semua gara-gara aku."

Friendship (Xodiac) End√Where stories live. Discover now