Aku Tak Mengerti Perasaan Ini

801 87 89
                                    

Typo ✌️

Happy reading

Jangan Lupa tinggalkan jejak.

*
*
Dengan raut wajah datar, Zayyan melangkahkan kaki ke luar halaman sekolah.

Kakinya berjejak dan berhenti tepat di depan pintu gerbang. Matanya beradu dengan seseorang yang berdiri menunggu di sana.

Mata cantik itu, bibir cherry, dan pipi yang sedikit chubby yang membuatnya tampak bagaikan boneka hidup, kulit putih serta rambut panjangnya yang di hiasi bando kelinci yang menambah keimutan wajahnya.

Bibir cherry itu tersenyum, dan mata cantiknya menatap Zayyan.

"Dia masih di sini rupanya. Apa dia menunggu Sing?" Batin Zayyan.

"Annyeong haseyo, apa kau temannya Sing?" Gadis itu bertanya pada Zayyan, dan suaranya sangat lembut dan juga imut.

"Eh??" Zayyan terkesiap, meski sudah bertatapan cukup lama dengan gadis itu. "I-Iya, aku temannya Sing. Kami sekelas. Kau tahu dari mana?" Zayyan balik bertanya.

Bibir cherry itu kembali tersenyum, sangat manis.

"Gadis ini benar-benar cantik," batin Zayyan.

"Ng...aku hanya menebak saja. Karena kau kan datang dari dalam sekolah dan seragammu juga sama dengan Sing. Tapi sebenarnya aku dulu pernah melihatmu di dalam postingan Sing di media sosial. Kau, Sing, dan yang satu lagi...ng...aku lupa namanya...,"

"Leo?"

"Ah, iya itu. Kalian bertiga menamakan diri sebagai ZaLeSing, kan? Dan kalian juga kelihatannya berteman sangat akrab. Karena tidak cuma satu atau dua kali saja Sing memposting foto atau video kalian bertiga," gadis itu bercerita dengan santainya tanpa gugup sedikit pun.

"Ah, iya. Kami bertiga memang sangat akrab dan kami adalah ZaLeSing."

Gadis itu tersenyum lagi. "Berarti kau yang bernama Zayyan ya?"

"Iya, aku Zayyan."

"Kau sedang menunggu Sing?" Tanya Zayyan kemudian.

"Iya, aku sedang menunggunya."

"Oh. Ng...kalau boleh tahu kau siapa dan kau siapanya Sing?"

"Namaku Kim Yuri. Sebenarnya aku dan Sing sudah lama saling kenal di media sosial, tapi baru hari ini aku bisa bertemu langsung dengannya. Yah, bisa dibilang aku ini penggemarnya."

"Oh," Zayyan mengangguk-ngangguk. "Kenapa Sing selama ini tidak pernah bercerita padaku mengenai gadis ini ya?" Batin Zayyan.

"Ngomong-ngomong kelas hari ini sudah selesai, kan? Tapi kok Sing belum kelihatan ya? Apakah dia masih berada di kelas?"

"Ng...tadi guru kami memberi kami kuis sebelum pulang. Dan siapa yang bisa menjawab soal kuis yang diberikan, dialah yang bisa pulang duluan. Sing sepertinya masih di kelas, mungkin sebentar lagi akan ke luar, jika dia sudah bisa menjawab salah satu soal kuis," terang Zayyan.

"Oohh...begitu rupanya. Baiklah, aku akan sabar menunggu."

"Tapi bukankah kau sudah berada di sini sejak jam istirahat siang tadi?"

"Iya, kau benar. Aku sudah berada di sini sejak tadi siang. Tahu dari mana? Pasti Sing yang cerita ya?"

Zayyan tak menjawab pertanyaan itu dan hanya tersenyum menanggapinya.

"Apa kau tidak lelah menunggu sampai sekarang? Apa kau tidak ada kegiatan lain, sekolah misalnya?"

"Ada, tapi hari ini aku tidak masuk sekolah, karena ingin bertemu dengan Sing."

Friendship (Xodiac) End√Where stories live. Discover now