Siapa Yang Menculik Zayyan?

899 80 65
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

"Mereka siapa maksudmu, Hyung? Ayo bicaralah yang jelas!" Sing mengoyak pundak Hyunsik, tangannya mulai gemetar, dan dadanya bergemuruh karena khawatir mulai menyelimuti hatinya.

"Tunggu Sing, sabar! Hyunsik Hyung juga kelihatannya masih syok," ucap Gyumin sambil melepaskan kedua tangan Sing dari pundak Hyunsik.

"Hyung duduklah di sofa, biar kuambilkan minum dulu," Gyumin pun membantu Hyunsik berdiri dan duduk di sofa. Setelah itu ia pun pergi ke dapur untuk mengambilkan minum.

Setelah meminum air yang di bawakan oleh Gyumin, Hyunsik sedikit agak tenang. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum mulai bercerita.

Sing dan Gyumin duduk di sofa, sedangkan Leo dengan tampang syoknya masih berdiri di dekat pintu kamarnya. Saking syoknya Leo sepertinya tak sanggup berkata apapun saat ini.

"Tadi malam, tepatnya saat tengah malam aku keluar kamar hendak mengambil minum ke dapur, karena haus. Namun saat aku membuka pintu kamar, aku malah melihat tiga orang pria dewasa berbadan besar dan berjas hitam sedang mengerumuni Zayyan di ruang tengah ini. Aku langsung berpikir bahwa mereka adalah perampok, jadi aku pun ingin berteriak memanggil kalian, tapi sialnya...aku malah keburu ketahuan...salah satu dari mereka mendorongku ke dinding dan membekap mulutku dengan tangannya yang besar, sehingga aku tak dapat berteriak," cerita Hyunsik.

"Lalu??" Dada Sing semakin bergemuruh.

Tangan dan kaki Leo mulai terasa lemas.

"Lalu aku mendengar kedua pria lainnya itu meminta Zayyan untuk segera mengemasi semua barangnya saat itu juga. Zayyan menolak, tapi salah satu dari pria itu menamparnya dengan keras, lalu aku seperti mendengar mereka mengancam sesuatu pada Zayyan."

"Mengancam apa?" Tanya Sing lagi.

"Aku tidak begitu mendengarnya, karena mereka berbicara dengan suara pelan. Tapi yang jelas setelah itu, Zayyan langsung menurut, ia segera masuk ke dalam kamar dan mengemasi barangnya sambil menangis. Dan sebelum pergi, Zayyan sempat menoleh ke arahku, dia lalu tersenyum padaku meski sedang menangis. Kulihat bibir Zayyan seperti mengucapkan terimakasih padaku. Lalu setelah itu mereka pun benar-benar membawa Zayyan pergi meninggalkan ruangan ini."

Setelah mendengar semua cerita Hyunsik, Leo pun langsung berlari ke kamarnya, ia memeriksa lemari milik Zayyan. Dan benar saja, semua pakaian dan barang-barang milik Zayyan sudah tidak ada pada tempatnya.

Leo terduduk lemas di tepi ranjangnya.

"Tidak! Aku pasti sedang bermimpi buruk saat ini," Leo menyangkal kenyataan, namun air matanya mulai jatuh membasahi pipi putihnya.

***

Kembali ke ruang televisi...

"Hyung, kau pasti bercanda kan? Iya, kan?" Dengan suara hampir menangis, Sing kembali mengoyak-ngoyakkan pundak Hyunsik, berharap Hyunsik akan menjawab iya.

"Sing, tenanglah! Bukan kau saja yang syok mendengar berita ini, tapi aku juga, dan kuyakin saat ini Leo pun sedang menangis di kamarnya!" Gyumin menarik Sing agar menjauh dari Hyunsik.

"Hiks....hiks...hiks...hiks...Hyung tolong bilang kalau ini tidak benar hiks...hiks...hiks...," tangis Sing pun pecah.

Hyunsik yang tak tega, langsung memeluk Sing. "Sing, aku tahu kalian sangat dekat. Ini pasti sangat berat untukmu. Sabar ya," kini malah Hyunsik yang berusaha untuk menenangkan Sing.

"Gyumin, tolong kau lihat Leo sana! Takut dia kenapa-kenapa," Perintah Hyunsik pada Gyumin.

"Nde," jawab Gyumin. Meskipun dirinya pun sedih, namun ia sadar bahwa yang paling sedih dan sakit pasti Sing dan Leo, karena memang kedua bocah itulah yang paling dekat dengan Zayyan selama ini.

Friendship (Xodiac) End√Where stories live. Discover now