Zayyan Berterimakasih

871 89 90
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Malam pun tiba, Hyunsik dan Gyumin telah kembali ke asrama.

Hyunsik membawa oleh-oleh berupa menu makan malam untuk mereka santap bersama malam ini.

Mereka menyantap makan malam dengan diselingi cerita seru Hyunsik dan Gyumin tentang pengalaman mereka jalan-jalan ke kebun binatang hari ini. Segala hal dari mulai perjalanan berangkat mereka, kejahilan Hyunsik pada Gyumin, hal-hal unik dan kejadian lucu yang mereka alami sepanjang hari ini mereka ceritakan pada ketiga anggota lainnya. Hyunsik dan Gyumin tampak begitu bersemangat dalam bercerita.

Meskipun sedang sedih, namun Zayyan, Sing, dan Leo pun ikut tertawa dan manggut-manggut mendengar cerita Hyunsik dan Gyumin. Ketiganya berusaha terlihat biasa saja, seolah tak terjadi apa-apa di antara mereka bertiga hari ini.

Setelah selesai makan malam, Zayyan dan Sing mencuci piring bersama, sedangkan Leo seperti biasa langsung masuk ke dalam kamarnya, Hyunsik dan Gyumin yang biasanya nonton drama pun kini malah memilih untuk masuk ke dalam kamar masing-masing untuk beristirahat akibat kelelahan setelah seharian bertamasya.

"Hyung, kau baik-baik saja kan?" Tanya Sing di sela kegiatan mencuci piringnya bersama Zayyan.

"Aku baik-baik saja, kenapa memangnya?" Zayyan menutupi kesedihannya.

"Enggak, aku cuma masih kepikiran atas sikap Leo tadi siang padamu. Kurasa dia sudah sangat keterlaluan padamu, Hyung. Kuharap kau bisa tetap bertahan dan sabar dengan sikapnya itu," jelas Sing.

Zayyan tersenyum tipis. "Nggak apa-apa kok, aku bisa memaklumi sikap maknae kita yang manja itu. Kamu nggak perlu khawatir, Sing. Aku baik-baik saja dan tidak akan ambil pusing dengan sikap Ouyin."

"Syukurlah. Kau memang sangat baik dan penyabar, Hyung. Aku salut padamu," untuk ke sekian kalinya Sing memuji kebaikan hati Zayyan.

Setelah selesai mencuci piring, keduanya kini bersantai di sofa ruang televisi. Dan entah mengapa, tiba-tiba saja Zayyan merasa hatinya sangat sedih. Ia menatap lekat wajah Sing, di saat Sing sedang tak melihat ke arahnya.

"Sing, ada hal yang ingin kutanyakan padamu," Zayyan membuka percakapan.

"Tanya apa? Tanya aja!" Sing yang tadinya sedang melihat-lihat jejaring sosial di ponselnya, kini melihat ke arah Zayyan.

"Sejak kapan kau suka padaku?" Tanya Zayyan, yang entah mengapa tiba-tiba ingin menanyakan hal itu pada Sing.

"Oh, itu," Sing tersenyum sambil mengingat akan masa lalu. "Sejak hari di mana kau datang dan memayungiku di bawah hujan tengah hari, saat aku sedang dihukum di tengah lapangan sekolah. Kau ingat?"

Zayyan terdiam dan mengingat kembali kejadian di hari itu. "Ya, aku ingat. Hari itu adalah hari pertamaku dan Ouyin masuk sekolah. Dan kau memukul wajah Lex-eu hanya demi membelaku dan Ouyin yang sedang dipermalukan olehnya. Namun Bu Guru datang dan salah paham padamu, sehingga kau dihukum lari mengitari lapangan dan kau juga harus berdiri di tengah lapangan setelahnya, iya kan?"

"Iya, ternyata ingatanmu sangat bagus, Hyung."

"Padahal waktu itu aku juga sangat mengkhawatirkanmu, dan juga ada rasa bersalah di hatiku karena kau harus dihukum gara-gara membela kami berdua," Zayyan mengungkapkan apa yang dirinya rasakan kala itu.

"Kalian berdua tidak bersalah, aku sendiri yang memang ingin melakukannya."

"Terimakasih banyak ya, Sing. Kau sudah banyak berkorban untukku selama ini. Kau rela dihukum karena aku. Di saat aku kehabisan uang, kaulah juga yang menanggung semua keperluanku. Kau juga rela tertusuk karena melindungiku. Kau mengobati jariku yang terkena pacahan beling. Kau juga sering menghapus air mataku ketika aku sedang menangis dan banyak hal lainnya lagi yang telah kau lakukan untukku. Aku benar-benar berterimakasih," Zayyan menatap Sing dengan tulus.

Friendship (Xodiac) End√Where stories live. Discover now