Sing Kenapa?

1K 133 28
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Zayyan dan Leo bingung mengapa Sing tiba-tiba ke luar kamar tanpa bicara apapun juga. Namun kemudian Leo tak lagi menghiraukan hal tersebut, dirinya sibuk mencoba kaos couple pemberian Zayyan. Sedangkan Zayyan bertanya-tanya dalam hati mengenai sikap Sing tadi.

"Sing kenapa sih?" batin Zayyan heran. Ia menatap barang belanjaannya yang lain lagi yang masih berada didalam paper bag-nya dengan sendu.

***

Di rooftop gedung asrama, Sing merenung sendiri sambil menatap gedung-gedung pencakar langit didepannya.

Berkali-kali ia menghembuskan napas lelah ke udara.

"Zayyan Hyung...apa aku tidak terlihat dimatamu? Apa hanya ada Leo dimatamu dan dihatimu selama ini? Kenapa kau pilih kasih terhadapku? Bukankah ini tidak adil, mengingat aku juga sangat menyayangimu selama ini?" gumamnya sedih.

"Sepertinya mulai saat ini aku harus menjaga jarak dengan Zayyan Hyung. Aku tidak mau jadi orang ke tiga terus diantara mereka berdua," batin Sing.

"Sing! Kau disini rupanya?" tiba-tiba Zayyan muncul dibelakangnya.

Sing terkejut dan reflek menoleh ke belakang. Sepersekian detik ia bertatapan dengan Zayyan, namun kemudian ia melemparkan pandangannya ke arah lain.

"Eh...iya, Hyung," jawabnya kemudian gugup. Ia menelan ludahnya kasar, tak menyangka Zayyan akan menyusulnya ke sana.

"Kenapa kau malah pergi begitu saja tadi?" tanya Zayyan.

"Ng...aku cuma mau mencari udara segar, Hyung," Sing beralasan.

"Oh," timpal Zayyan singkat.

Hening.

Ke duanya terdiam, dan sama-sama menatap ke depan.

Menikmati semilir angin, Zayyan pun menengadah ke atas sambil memejamkan mata.

Sing menoleh dan menatap wajah Zayyan saat ini dalam diam. Zayyan belum menyadari jika Sing sedang menatapnya.

Zayyan membuka mata, Sing pun buru-buru melihat ke arah lain.

"Ekhem," Sing berdehem ria mengusir kecanggungan yang tercipta akibat ulahnya sendiri.

"Hyung...tadi saat kau baru pulang, mengapa wajahmu terlihat sedih? Apakah terjadi sesuatu saat kau berjalan-jalan tadi?" meski Sing berniat menjauh dari Zayyan, namun nyatanya ia masih sangat perduli.

Zayyan terdiam sejenak. "Sing selalu peka terhadapku," batinnya.

"Tadi sehabis aku selesai berbelanja, aku melihat ada seorang pemuda yang hampir tertabrak mobil saat sedang menyebrang," Zayyan pun mulai bercerita.

"Lalu aku berlari secepat mungkin untuk menyelamatkannya," lanjut Zayyan.

"Aigoo! Itu kan bahaya, Hyung??" pekik Sing terkejut.

"Iya, tapi ku pikir menyelamatkan nyawa orang lain yang sedang dalam bahaya jauh lebih penting ketimbang memikirkan diri sendiri," timpal Zayyan.

Sing tertegun dengan jawaban Zayyan. Ia tahu bahwa Zayyan adalah orang yang baik. Hal itu membuat Sing semakin mengagumi Zayyan.

"Lalu bagaimana, Hyung? Apakah kau terluka? Dan apakah pemuda itu berhasil kau selamatkan?"

"Aku baik-baik saja seperti yang kau lihat, hanya saja tadi aku sedikit syok. Dan kabar baiknya adalah pemuda itu selamat dari kecelakaan."

Friendship (Xodiac) End√Donde viven las historias. Descúbrelo ahora