Perasaan Yang Tak Berubah

699 55 86
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Seusai turun dari dalam bus yang ditumpanginya, Zayyan masih harus berjalan kaki dari halte tempat pemberhentian menuju ke rumah sakit.

Namun Zayyan yang sudah tak sabar ingin segera melihat keadaan Sing, memilih untuk berlari sekuat tenaga hingga tiba di rumah sakit yang dituju.

"Hhh...hhh...hhh...," Zayyan ngos-ngosan dengan keringat mengucur di dahi dan tubuhnya.

Ia menuju ke ruang informasi untuk menanyakan di mana letak kamar Sing, karena sebelumnya staf yang menemani Sing mengatakan bahwa saat ini Sing harus menjalani perawatan.

Setelah mendapat informasi dari pegawai rumah sakit, Zayyan pun kembali berlari sambil mencari letak kamar rawat inap Sing.

Hingga akhirnya beberapa saat kemudian, Zayyan pun tiba di depan pintu kamar Sing.

Zayyan mengatur napasnya sejenak sambil menatap pintu yang tertutup di hadapannya.

"Aigoo! Keringatku banyak sekali, ah penampilanku saat ini pasti sangat kacau. Bagaimana aku bisa bertatap muka dengannya kalau seperti ini," Zayyan tiba-tiba menjadi tak percaya diri dengan penampilannya sendiri.

Zayyan memundurkan langkahnya ke belakang, ia urung untuk masuk ke dalam ruangan. Ia menghela napas kesal, kesal pada dirinya sendiri.

"Ah, sepertinya aku harus mencari toilet untuk merapikan penampilanku dulu," pikirnya.

Lalu ia berbalik arah. Namun...

"Zayyan-ssi!" Seseorang memanggilnya dari arah belakang.

"Nde?" Reflek Zayyyan pun menoleh. Namun Zayyan tak mengenali orang tersebut.

"Ternyata benar, kau adalah Zayyan. Perkenalkan aku Jang, staf yang menemani Sing ke rumah sakit," ucap orang tersebut yang ternyata adalah staf agensi.

"Ah, staf-nim, maaf aku tidak mengenalimu tadi," Zayyan buru-buru membungkuk hormat pada staf tersebut.

"Tidak masalah, aku mengerti. Kau kan baru hari ini datang ke agensi, jadi wajar jika kau tidak mengenaliku. Aku saja bisa mengenalimu melalui foto yang dikirimkan oleh Leo tadi padaku," jelas staf tersebut.

"Oh, begitu rupanya," timpal Zayyan. "Wah, untung saja Ouyin orangnya cukup peka dan perhatian akan hal-hal penting seperti ini," batin Zayyan.

"Kau ke sini ingin bertemu dengan Sing, kan?"

"Iya, benar, staf-nim."

"Sing ada di dalam, tapi saat ini ia sedang tidur, setelah meminum obat yang diberikan oleh dokter tadi."

"Ng...kalau boleh tahu, apa yang sebenarnya terjadi pada Sing? Mengapa luka di punggungnya sakit lagi? Padahal setahuku lukanya sudah sembuh tiga tahun lalu," tanya Zayyan.

"Menurut dokter yang memeriksanya, Sing mengalami cidera pada tulang belakangnya dan itu tepat di bagian bekas luka tusukannya itu. Karena ia mengabaikan rasa sakitnya selama berhari-hari dan memilih untuk menahan sakit, maka ia pun jadi demam. Sehingga saat ini ia harus di rawat," terang Staf Jang.

"Cidera??'

"Iya. Sing bilang padaku kalau beberapa hari yang lalu dia terpeleset di kamar mandi sehingga terjatuh dan punggungnya terbentur lantai kamar mandi dengan cukup keras."

Zayyan terdiam sejenak. "Aku tahu Sing pasti sengaja berbohong demi menutupi kelakuan Lex-eu. Apalagi waktu debut sudah semakin dekat, jadi pastinya ia tak ingin Lex-eu terkena masalah. Baik sekali hatimu, Sing. Aku semakin bangga padamu," batin Zayyan.

Friendship (Xodiac) End√Where stories live. Discover now