Rasa Kehilangan

837 76 70
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Seusai pembicaraan bersama dengan teman-teman asramanya tadi, kini Sing pun pergi ke taman seorang diri.

Dirinya menatap hamparan salju di hadapannya dengan perasaan hampa.

"Padahal semalam kau berjanji padaku akan bermain salju dan membuat boneka salju bersamaku hari ini. Tapi nyatanya...kau malah pergi...," sendu Sing.

Sing melamun, ia membayangkan wajah Zayyan yang sedang tersenyum ke arahnya.

Tanpa permisi, air mata pun turun membasahi pipinya lagi. Entah sudah yang ke berapa kalinya Sing menangis hari ini.

Namun tiba-tiba dari kejauhan ia melihat sosok pemuda yang tak asing baginya.

"Hhh...hhh...hhh...ya ampun Sing, maaf ya aku terlambat!" Ujar sosok pemuda yang baru tiba di hadapannya sambil terengah-ngengah.

Sing mematung, menatap tak percaya pada pemuda di hadapannya.

Pemuda itu meletakkan kopernya, lalu melap keringat di pelipisnya.

"Padahal sekarang sedang musim salju, tapi kok aku keringetan ya?" Celoteh pemuda itu.

"Sing...," pemuda itu memanggil Sing yang hanya diam terpaku.

"Eh?? I-Iya??" Sing tergagap.

"Kau marah ya, karena aku telat datangnya?" Tanya pemuda itu, dengan tampang bersalah.

"Maafin aku ya, Sing," ujar pemuda itu lagi.

"Hyung??" Cicit Sing dengan lidah yang terasa berat ingin bicara.

"Nde?" Timpal pemuda itu.

"Kau sudah kembali?"

Pemuda itu menatap Sing seraya tersenyum lembut. "Memangnya kau pikir aku ke mana? Aku tidak akan pernah ke mana-mana Sing, aku akan tetap di sini," pemuda itu menunjuk ke dada Sing.

"Di hatimu," lanjut pemuda itu.

"Sing, jangan menangis ya!" Ujar pemuda itu.

"Hyung, ini kau, kan?"

"Iya."

"Hyung...,"

Sing mulai melangkah untuk mendekati pemuda itu.

Pemuda itu berdiri menatap Sing dengan tatapan teduh.

Sing semakin yakin untuk melangkah, namun kemudian...

Sosok pemuda itu perlahan-lahan menghilang bagaikan bayangan yang memudar dan dihempaskan oleh angin.

"Sing!" Sebuah tangan menepuknya dari belakang. Sing tersadar.

"Zayyan Hyung...," celetuk Sing, matanya masih menatap ke arah hilangnya bayangan pemuda tadi.

"Sing, kau ini bicara apa? Mana ada Zayyan Hyung di sini? Di sini tidak ada siapa-siapa," ucap seseorang yang menepuk pundak Sing tadi yang tak lain adalah Davin.

"Hiks...hiks...hiks...Davin-ie, aku tadi baru saja melihat Zayyan Hyung, tapi tiba-tiba saja dia menghilang hiks...hiks...hiks...," Sing menangis pilu.

Davin yang tak tega, langsung menarik Sing ke dalam pelukannya. Mata Davin kini berkaca-kaca. Ia dapat merasakan kepedihan hati Sing yang merasa kehilangan.

"Kenapa semua jadi seperti ini ya?" Batin Davin sedih.

***

Leo melamun sendirian di rooftop. Ia menyesali semua sikapnya terhadap Zayyan akhir-akhir ini.

Friendship (Xodiac) End√Where stories live. Discover now