Bagian 13

195 34 10
                                    

Jeon Jungkook melabas maju dan menarik Taehyung sampai berdiri, kemudian menjambak Hong Jisoo yang lebam-lebam sampai berdiri. Taehyung sedikit terhuyung tak siap sebab terlalu tiba-tiba.

"Aku menyuruhmu menyeret Hong Jisoo keluar, bukan membuat kerusuhan di sini," kata Jungkook.

Napas Taehyung masih tak beraturan akibat pertarungan yang melelahkan,  ajahnya juga lebam di sana-sini. Ia mengatur napasnya sebelum berbicara: "Dia tidak mau bekerja sama dan malah merobek surat perintah penggeledahan."

Jeon Jungkook memijat kening, tak habis pikir dengan apa yang barusan terjadi. Pun, ia sedikitnya merasa terkesima akan kemampuan tarung pemuda itu yang lumayan hebat. Oh Taehyung berbadan kecil tanpa oto-otot menonjol seperti miliknya, sedikit lebih pendek darinya, dan terlihat ringkih. Ia mengira bocah ini tak pernah makan dengan layak karena terlalu kurus, bisa jadi menderita penyakit pencernaan. Namun siapa sangka, dibalik tubuh kecil itu tersimpan sejuta kebengisan yang membuat siapapun tertohok.

Sedangkan itu, Kim Seokjin, Kim Jisoo, dan Park Jimin yang sadar dari keterkejutan mereka langsung berbaur dengan sekitar. Mereka satu persatu memeriksa para pelanggan, sementara Kim Seokjin mendekati Hong Jisoo.

"Detektif Kim, apa-apaan ini?" Hong Jisoo terbatuk, suaranya semakin lirih. "Kenapa kau ke sini lagi, padahal aku tidak membuat kesalahan."

"Nanti aku jelaskan di kantor polisi," jawab Kim Seokjin.

"Aku sudah bilang aku tidak tahu menahu soal narkoba itu, tapi bawahanmu sama sekali tak mengerti dan terus menghajarku. Bukankah itu melanggar kode etik?"

Kim Seokjin mengela napas, melirik Jeon Jungkook yang mengedikkan bahu, kemudian keduanya sama-sama memandang Taehyung yang melihat-lihat meja bar, meneliti sesuatu. Karena mereka pun merasa kehilangan kata-kata melihat kekacauan ini. Para penjaga berbadan besar, di luar, dibuat tak berdaya oleh Oh Taesung yang badannya lebih kecil dari mereka.

Mata Taehyung menyipit melihat kendi tanah liat yang ditutup menggunakan kayu berbentuk segi empat, terletak di rak-rak seberangnya, sebelah meja anggur. Kendi itu terlihat mencurigakan. Ia mencari-cari pintu masuk ke seberang meja bar, namun tak menemukannya. Taehyung akhirnya melompat masuk melewati meja bar, berdiri di depan rak deretan minuman keras berbagai jenis. Ia mengambil kendi itu, memperhatikan sisi-sisinya dan mengocok isinya.

Tingkahnya itu mendapat sorotan dari Hong Jisoo. Pria itu berteriak, menunjuk Taehyung setengah panik. "Apa yang lakukan di situ?!"

Kim Seokjin dan Jeon Jungkook ikut memperhatikan.

Taehyung diam, namun masih menggoyangkan kendi. Benda-benda kecil yang ramai bergerak di dalam membentur dinding kendi. Taehyung membuka penutup kendi, menuangkan isinya begitu saja ke atas meja bar. Seketika, pil berwarna biru berjatuhan di meja bar. Taehyung menatap Jeon Jungkook dan Kim Seokjin, yang sama terkejutnya dengan dirinya.

"Ya! Hentikan sampai situ!"

Taehyung menuangkan semuanya ke atas meja bar. Pil biru itu seketika berserakan di sana, beberapa berjatuhan ke bawah lantai. Tatkala tidak ada lagi pil yang berjatuhan, Taehyung membanting kendi ke lantai hingga berserpih-serpih tak berbentuk.

Itu pil yang sama seperti pil yang Taehyung lihat saat meringkus Yoo Jeonghan. Omega. Jenis narkoba yang sedang jadi primadona saat ini.

Hong Jisoo menggeram, meringis, lalu mengumpat, "detektif sialan!"

Namun kemudian menjerit karena Kim Jisoo menampar batok kepalanya dari belakang. Sangat keras dan nyaring.

"Nah, Tuan Hong," kata Kim Jisoo, "alibi apa yang akan kau buat kali ini?"

The TruthWhere stories live. Discover now