Bagian 27

184 18 7
                                    

Taehyung kembali ke kantor kepolisian saat jam makan siang baru terlewat. Ia masuk ke dalam ruangan satres narkoba, menemukan ruangan sedang kosong sebab lainnya tengah menyantap menu makan siang entah di mana. Ia mendudukkan diri di kursinya, kemudian langsung menghidupkan layar komputer.

Ada sesuatu yang meragukannya dan ia akan mencari tahu. Ia masuk ke website kantor, jemarinya mengetik beberapa huruf hingga menjadi kalimat dengan lincah, kemudian menunggu beberapa saat.

Kim Yonghan — tertulis di sana, bersama dengan penjelasan singkat mengenai Kim Yonghan. Bekerja di bawah pimpinan Kim Namgil — ayah Kim Namjoon, ketua mafia Deonggido sebelum Kim Namjoon. Jari telunjuk menggeser mouse untuk terus ke bawah dan membaca sederet kalimat berikutnya: Kim Yonghan mati karena dianggap berkhianat oleh organisasi Deonggido di usia tiga puluh lima tahun. Tak ada penjelasan rinci mengenai kapan Kim Yonghan mati, atau kenapa Kim Yonghan dianggap berkhianat oleh organisasi Deonggido. Informasi hanya sebatas latar belakang Kim Yonghan sebelum bergabung dalam organisasi Deonggido, dan posisinya di sana.

Kim Yonghan dianggap sebagai pencipta rokok marijuana yang meledak di pasaran — seperti itu. Alis Taehyung mengernyit. Kepalanya serasa sangat berat, ia meregangkan lehernya sejenak sebelum kembali menggulir layar. Kasus kematian Kim Yonghan resmi ditutup karena tak menemukan titik terang. Taehyung mengela napas. Itu seperti kasus Kim Minjae yang kasusnya ditutup sewenang-wenang sebab tak ada titik terang. Namun, satu kalimat selanjutnya membuat Taehyung termangu; Kapten Kim Seokjin dari divisi satres narkoba yang menutup kasus kematian Kim Yonghan itu sendiri.

Ia berpikir. Giginya menggerit di bibir dengan kuat. Terus berpikir. Tapi, otaknya tak menemukan secercah cahaya sama sekali. Amat kelam, hingga Taehyung sendiri pun merasa kian pening. Banyak pertanyaan yang menggelung-gelung di pikirannya, namun tak satu pun yang terjawab. Kian banyak, kian kusut. Taehyung mengembuskan napas kasar.

Kim Yonghan.

Kim Minjae

Keduanya memiliki kesamaan yang ketara; sama-sama dibunuh oleh seseorang, namun kasusnya terpaksa ditutup sebab tak menemukan titik terang sedikit pun. Para polisi sudah menyerah duluan, bahkan sebelum mereka melakukan investigasi lebih mendalam.

Taehyung membuang napas kasar. Bersamaan dengan itu, pintu ruangan didorong ke dalam disertai ketukan langkah sepatu yang ramai. Taehyung mendongak, lantas bergegas keluar dari website kantor tanpa menatap layar. Memandang Kim Seokjin, Kim Jisoo, Park Jimin, serta Jeon Jungkook yang ramai masuk ke dalam.

"Oh, detektif Oh, kenapa kau menghilang tadi, eh?" Kim Jisoo yang pertama menyadari kehadirannya.

Taehyung bangkit berdiri dan mencoba tersenyum kecil. "Ada sesuatu yang harus aku lakukan."

"Bibirmu," Jeon Jungkook bersuara, menatap bibir Oh Taesung yang keluar darah. "... bibirmu berdarah."

Dengan itu, Taehyung menyeka bibirnya dengan punggung tangan. Bercak darah menyebar segera, Taehyung baru meringis kala merasakan sengatan rasa sakit di bibir bawahnya. Park Jimin segera menyerahkan selembar sapu tangan, yang langsung diterima Taehyung dengan ucapan terima kasih. Ia kembali menyekanya.

"Kenapa bibirmu bisa seperti itu?" Kim Jisoo tampak panik.

Entah. Kim Taehyung pun tidak tahu kenapa darah meleleh di sana. Atau mungkin, ia tak sadar menggigit bibir bawahnya terlampau keras. Ia sibuk menyeka lelehan darah, sampai tak sadar jikalau Kim Seokjin diam dan memperhatikan penampilannya. Kerut mata Kim Seokjin kian membesar.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Kim Jisoo, cemas.

Taehyung mengangguk. "Aku baik-baik saja." Sedikit kesusahan saat mengatakannya sebab bibirnya dilapisi sapu tangan. Ia berusaha sebisa mungkin tak berserobok dengan tatapan mata Kim Seokjin meski ia tahu laki-laki itu melihatnya penuh curiga.

The TruthWhere stories live. Discover now