9. Bertemu?

11.4K 1K 530
                                    

"Jeev, Jeev. Tau gak kenapa pas kita lihat ke langit, cuma liat awan?"

Jeevans yang terlihat penuh di layar ponsel Violet mengernyit samar, seolah sedang memikirkan jawaban yang tepat. Tatapan cowok itu kemudian terpatri pada Violet yang sedang menanti jawabannya sambil rebahan dengan posisi tengkurap dan menopang dagu dengan tangannya. Sudut bibir gadis itu terangkat, menanti jawaban Jeevans.

Pada akhirnya cowok itu menghela nafas lembut dan menggeleng pelan. "Ada juga matahari, kak. Kalau malam terdapat bintang dan bulan."

Senyum Violet membeku dan segera mengubah kata-katanya. "Iya, maksud gue itu. Kenapa di langit kalo siang ada matahari dan awan, sedangkan malem ada bintang dan bulan?"

"Karena awan-awan terbentuk oleh—"

"Jawab aja 'gak tau, emang kenapa?' Jangan jawab teoritis!" Sentak Violet gemas saat mendengar Jeevans akan menjelaskan hal-hal itu.

Apa peduli Violet kenapa di langit ada awan dan teman-temannya? Yang dia pedulikan adalah menggoda pacar berondongnya yang lucu nan menggemaskan!

Bibir Jeevans lurus seperti garis. Cara Violet menatapnya seolah menahan diri ingin melahapnya. Pada akhirnya Jeevans mengikuti kemauan Violet dan menyahut, "Kenapa terdapat mereka di langit, kak?"

Violet menjilat bibirnya mendengar kalimat aneh Jeevans seperti biasanya, berusaha membiasakan diri karena tetap saja dia merasa kalimat Jeevans itu sangat formal!

Mau tak mau dia teringat kembaran Jaskaran yang misterius itu menggunakan perpaduan bahasa formal dan gaul, membuat Violet pening tujuh keliling. Ada apa dengan cowok-cowok jaman sekarang?

Setelah berdeham, Violet dengan senyum cerah dan nada centil berkata, "Karena yang ada di hati gue cuma elo!"

Tatapan Jeevans terarah lekat pada wajah Violet, ada binar samar di iris matanya yang hitam. Meski terhalang jarak dan hanya bisa menatapnya lewat layar, Jeevans yang telah melihat Violet secara langsung tahu bahwa gadis itu lebih memesona di kehidupan nyata. Wajah kecilnya, tubuhnya yang tinggi dan ramping, cara jalannya yang cepat, suara cemprengnya yang memekakkan telinga... Semua hal itu sangat hidup bagi Jeevans.

Di bawah mata penuh semangat Violet yang menunggu, Jeevans meringkukkan kepala ke lipatan tangannya, menyembunyikan wajah merahnya.

Reaksi inilah yang Violet tunggu. Dia tertawa terbahak-bahak melihat cowok itu malu karena godaannya. Reaksi Jeevans sangat lucu dan menggemaskan, membuat Violet merasa ingin pergi ke Belanda sekarang untuk mengarungi Jeevans dan membawanya ke Indonesia!

Memikirkan ini, Violet mengangguk-angguk, merasa ini ide yang sangat berlian.

"Jeev," panggil Violet dengan nada centil, ingin laki-laki itu mendongakkan kepala agar dirinya bisa melihat wajah tampan itu lagi. Beberapa menit tidak mendapat respon, Violet kembali memanggil, "Sayang~"

Ada sedikit pergerakan dari Jeevans. Melalui layar, Violet bisa melihat telinga laki-laki itu sudah merah seperti kepiting rebus!

"Jeev—" kata-kata Violet terhenti saat suara ketukan pintu terdengar jelas. Bukan hanya mengambil atensi Violet, melainkan juga Jeevans yang tadinya menyembunyikan wajahnya, kini telah menegakkan tubuh. Masih ada rona merah yang jelas di wajahnya.

"Um, Kak Cath, saya akan pergi sebentar." Jeevans menatap Violet, meminta izin.

"Oke. Cepet kembali." Violet melambai singkat.

Setelah mengangguk, Jeevans bangkit dari kursinya menuju pintu yang terus terketuk, sudah jelas siapa biang keladinya, Jasper, manusia paling usil yang pernah Jeevans temui sejauh ini.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang