41. Have I told you?

7.4K 942 553
                                    

Rajash buru-buru mendorong Jeevans dari atasnya, dia merayap menjauh sebelum berusaha bangkit seraya memegang pipinya. Sementara Jeevans kini terduduk di lantai sambil mengelap bawah hidungnya yang terus mengalirkan cairan merah menggunakan punggung tangannya.

"VOT, VOT! GUE CURIGA PACAR LO KENA RABIES!" pekik Rajash dengan napas memburu, tertatih-tatih ke belakang punggung Violet. Tulang pipinya memar dan sudut bibirnya pecah. Bokongnya pun kesakitan karena limbung ke belakang akibat pukulan tiba-tiba dari Jeevans.

Tatapan Rajash tidak teralihkan dari sosok Jeevans yang masih berada di lantai, hingga dia melepaskan pengawasan dari Violet yang sebenarnya seratus persen lebih mengancam.

Mata Violet menyipit. Tanpa mendengar jawaban Rajash, dia berbalik, memegang pundak cowok itu lalu menendang perut Rajash menggunakan lututnya hingga tubuh Rajash membungkuk.

Orang-orang di sekitar yang hendak melerai pun membeku di tempat, tidak berani maju saat melihat ekspresi gelap gadis itu.

Tidak puas menendang, Violet memukul punggung atas Rajash menggunakan sikutnya, hingga cowok itu mengerang keras dan kehilangan keseimbangan hingga lututnya segera bersimpuh di lantai.

"Lo apain cowok gue, bangsat?" Violet memelototinya. Dia menolak fakta bahwa Jeevans yang mencari masalah. Pasti semua ini ulah Rajash! "Cepet, jawab!"

"Shhh...." Rajash memegang perutnya sambil meringis. "Gak gue apa-apain, elah!"

"Lo kira gue percaya?!" Violet semakin marah. Dia hendak memukul Rajash lagi untuk meminta klarifikasi, namun suara ragu-ragu dari belakangnya membuat dia mengurungkan niat.

"Violet, cowok lo dari tadi gak berhenti mimisan."

Bagai tersambar petir, Violet berbalik. Kemeja putih Jeevans sudah bernodakan darah, pun dengan punggung tangan cowok itu yang dia gunakan untuk menghapus cairan yang mengalir dari hidung. Beberapa orang berdiri di sisi Jeevans, ada yang menawarkan tisu tetapi tidak digapai olehnya.

Violet melupakan kekesalannya pada Rajash lalu segera berlari mendekati Jeevans. Dia menarik tisu dari tangan cowok di samping Jeevans dan segera menyumpal hidungnya menggunakan tisu tersebut.

"Bangun. Kita ke UKS," kata Violet tegas sambil memegang lengan Jeevans, menariknya bangun dari lantai.

"Vot, Vot...." Rajash mendesis. Tendangan dan sikutan Violet tidak main-main sakitnya. "Tanggung jawab woi, rawat gue juga!"

Violet seakan tuli. Dia menopang tubuh Jeevans, membawanya keluar dari sana dengan ekspresi dingin. Bahkan Rajash yang melihatnya pun turut tak berkutik, takut Violet tiba-tiba melompat menyerang Rajash seperti tadi.

Rajash menggosok pipinya yang sakit, menyadari dia menjadi perhatian orang-orang yang tersisa di sana dan meraung, "LIAT APA LO PADA, HAH?!"

Seketika semua orang bergegas melanjutkan kegiatan mereka, meninggalkan Rajash yang kembali meringis meratapi nasib. Di dalam hati bersumpah tidak akan mencari masalah dengan sepasang kekasih itu.

Di ruang UKS, Jeevans sudah duduk di sebuah kursi, memandang Violet yang mendekatinya setelah mengambil kotak P3K.

"Kak Cathleen..." Jeevans menarik ujung seragam Violet saat gadis itu mencengkram rahangnya dengan satu tangan, mengangkat wajahnya untuk mencabut tisu yang menyumpal hidungnya. Matanya memandang gadis itu penuh rasa bersalah, terlebih karena Violet enggan berbicara sepanjang jalan menuju UKS. "Maafkan saya. Saya janji tidak akan berkelahi lagi."

Violet membuang tisu yang sudah dilumuri darah ke kotak sampah. Dia menggunakan tisu basah untuk menghapus darah yang menempel di wajah serta tangan cowok itu, lalu dalam diam membuka kotak P3K mengeluarkan obat-obat dasar yang dia ketahui untuk merawat luka lebam di wajah cowok itu.

REDAMANCYWhere stories live. Discover now