35. Jeevans secret

6.8K 959 488
                                    

Ide kencan selanjutnya adalah....

"Jeev, gue rasa ini ide buruk." Violet menelan saliva gugup, menatap lapangan luas di depannya sambil bergidik. Di bawahnya, Jeevans sedang mengikat sepatunya erat, sebelum mendongak dan mendapati ekspresi Violet cukup buruk. "Ayo pake instruktur!"

"Tidak apa-apa. Saya bisa bermain ini. Saya akan ajarkan kak Cathleen." Jeevans menarik tangan Violet, menuntunnya memasuki lapangan ice skating.

"JEEV, JEEV!" Violet memekik saat tubuhnya berjalan sendiri di lantai yang licin karena tarikan Jeevans. Dia bahkan tidak berani menggerakkan kakinya sedikit pun, membuatnya meluncur mengikuti Jeevans. Tangannya yang telah terbalut sarung tangan memegang erat tangan Jeevans, tidak ingin kehilangan pegangan.

Begitu mereka berada di tengah, Jeevans berhenti secara perlahan, namun Violet yang tidak tahu cara mengontrol kakinya agar berhenti melaju pun segera menubruk tubuh Jeevans.

Untung saja keseimbangan Jeevans sangat baik, sehingga dia segera melingkarkan kedua tangannya di tubuh Violet.

"Kak Cathleen tidak apa-apa?"

"Gue rasanya mau pipis di celana..." Gumam Violet sambil menggertakkan gigi, merasa kakinya tidak berguna lagi saking gugupnya dia.

Jeevans tertawa lembut, membuat Violet yang merasakan getar di tubuh cowok itu mendongak, memberinya tatapan tajam.

"Lagian lo kenapa mau main ini sih?!"

"Saya tidak mau menangkap belut." Jeevans mencuatkan bibir. Setelah mencari tahu di internet, ternyata belut hampir mirip seperti ular, sehingga Jeevans segera mengajukan ide kencan begitu Violet ingin menangkap belut di sawah setelah pulang dari kegiatan memancing yang tidak menghasilkan apapun.

"Padahal tangkap belut seru!" Ujar Violet gelisah.

"Kak Cathleen sudah pernah tangkap?" Jeevans menunduk, menatap tepat di mata Violet. Kedua tangannya masih melingkari tubuh gadis itu.

Violet tercengang sejenak, lalu menggeleng. "Nggak. Gue sering liat di sosmed. Keliatan seru sih..." gumamnya sedikit merasa bersalah, entah kenapa berpikir dia cukup kekanak-kanakan.

"Tapi saya takut dengan belut." Jeevans perlahan melepaskan pelukannya.

"Jeev, jangan lepasin gue!" seru Violet panik saat merasakan genggaman Jeevans merenggang. Dia benar-benar takut terjungkal. "Lo berani tinggalin gue, awas aja lo gue culik terus gue sekap di apartemen gue selama seminggu!"

Sudut bibir Jeevans terangkat. Tangannya berpindah menggenggam tangan Violet. "Saya yakin kak Cathleen bisa. Pertama, posisi kaki kakak seperti ini, bentuk V," celetuk Jeevans menunjuk sepatunya yang membentuk V.

Violet menelan saliva, menggenggam tangan Jeevans erat sebelum berusaha menggerakkan kakinya yang mati rasa. Setelah berhasil, dia menatap Jeevans penuh antisipasi.

"Sekarang, jalan. Pelan-pelan." Jeevans menuntun Violet berjalan, Jeevans berjalan mundur sementara Violet berjalan ke arahnya. Melihat Violet semakin lancar berjalan, Jeevans pindah ke samping Violet. "Rentangkan kedua tangan kakak untuk menjaga keseimbangan. Lalu coba gesek sepatu kakak ke lantai buat melaju ke depan."

Setelah memaksa berdamai dengan kondisi ini, Violet mulai mengikuti tutorial dari Jeevans. Meski kaku, dia mulai bisa mengontrol kakinya maju ke depan. Beberapa saat mulai terbiasa, ketakutan gadis itu mulai luntur. Dia terus meluncur ke depan secara perlahan. Jeevans mengikutinya dari belakang, lalu tersenyum dan diam-diam mengangkat kameranya, menjepret pemandangan tersebut dari belakang.

"Haha, gampang," cetus Violet dengan seringai lebar saat kakinya mulai melaju bergantian ke depan, sepertinya dia sudah mendapatkan keseimbangan dalam permainan tersebut.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang