14. Mother figure

11.1K 1K 621
                                    

Pagi yang tidak pernah Violet duga akan terjadi. Sambil memegang kotak bekal pemberian Jeevans, Violet dengan senyum semringah memasuki kelas. Wajahnya yang berbinar-binar cukup menyilaukan, membuat Rajash yang tak sengaja melihatnya jadi curiga matahari terbit dari barat—sebab setiap kali datang ke sekolah, Violet selalu murung karena malas bangun pagi.

Tapi tunggu... Rajash mengedarkan pandangan ke penjuru kelas untuk memastikan lalu memandang Violet horor. Setan baik mana yang merasuki Violet untuk datang sedini ini? Benar-benar di luar kebiasaan gadis itu!

Duduk di kursinya, dengan hati-hati Violet meletakkan kotak tersebut di atas meja, melepaskan tas dari pundaknya lalu menggosok telapak tangannya sambil tersenyum lebar. Begitu dia membuka penutupnya, sebuah nasi goreng bertoping telur dadar terpampang nyata di matanya.

Tertegun sejenak, tak lama kemudian tawa menyembur dari mulutnya. Gadis itu bersandar pada punggung kursi, kedua tangan rampingnya memeluk perut dan tawa masih terus menggelegar. Melihat bekal dari Jeevans—entah karena cowok itu tidak menyimpannya dengan benar atau sengaja menghiasnya seperti ini— tetap saja hal ini berhasil menghibur pagi Violet.

Penampilan dari bekal itu membuat Violet antara tak tega atau ngeri memakannya.

Bagaimana tidak ngeri jika bentuk bekal pemberian Jeevans seperti ini?

Bagaimana tidak ngeri jika bentuk bekal pemberian Jeevans seperti ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Buset, itu bekal atau kiriman santet? Serem amat."

Suara Rajash dari belakang mengagetkan Violet. Dia menoleh garang, melihat Rajash berdiri di belakangnya sambil melirik isi kotak makanannya. Dengan sigap Violet mengulurkan tangan untuk memeluk kotak tersebut, menyembunyikan penampilan sarapan tersebut menggunakan tubuhnya. Tatapan garang langsung menusuk Rajash.

"Mata lo jelalatan amat, ngintip punya orang." Ujaran penuh kebencian dari Violet itu menohok Rajash, terlebih melihat sikap defensif Violet seolah makanan jelek itu akan dia curi.

"Lo kira gue kekurangan duit beli sarapan berkualitas tinggi? Gak kayak lo yang bekalnya mirip kiriman santet."

"Kurang diajar ya mulut lo! Lemes amat!" Violet dengan dramatis menggebrak meja sambil berdiri, membuat Rajash mundur selangkah, matanya memicing penuh antisipasi.

Bagi Rajash, Violet itu seperti bom waktu yang akan meledak kapan saja. Sedetik yang lalu bisa tenang, sedetik kemudian bisa melompat menggigit orang!

Jika Violet tahu bagaimana karateristik dirinya dalam benak Rajash, mungkin Violet tak segan untuk merealisasikannya kepada cowok itu.

Violet meniup beberapa helai rambut yang menutupi pandangannya, kesal, lalu kembali duduk. "Jangan hina bekal dari pacar gue!"

Rajash tertegun sejenak sebelum terbelalak kaget dan melupakan kehati-hatiannya. Dia mendekat, memandang kotak bekal di atas meja yang masih dielus dan sayang-sayang Violet dengan tatapan penuh keraguan.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang