[66] Kebelet Nikah

50 30 114
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.

Waktu tak terasa berjalan begitu cepat. Lama berjibaku dengan hiruk pikuk kota di negara yang dikenal dengan dua menara kembarnya yakni Menara Petronas, kali ini Aqila harus kembali ke tanah air. Tentu tidak sendiri melainkan dengan Devan dan Abian. Terhitung hampir dua minggu Aqila setia menemani Abian di rumah sakit hingga dokter membolehkannya pulang ke rumahnya di Indonesia.

Dua minggu berada di negeri orang, Aqila merasa negaranya cukup berbeda. Dalam perjalanan menuju rumah Abian, dia melihat pemandangan dari balik jendela mobil yang dia tumpangi. Entah kenapa Aqila merasa jika kota semakin menghijau.

"Gue udah lama enggak ke Indonesia. Kenapa bisa berubah drastis gini?" gumam Abian.

"Lagian siapa suruh nginep di rumah sakit Malaysia. Lo yang bikin perkara sendiri kan, sampai dirawat gitu," sahut Aqila.

"Aku sakit pun gara-gara kepikiran kamu loh. Masa dikatain gitu," ucap Abian.

"Idih, lebay banget tau enggak. Cowok aneh," ucap Aqila.

"Aneh gini buktinya kamu masih cinta kan sama aku? Jujur aja enggak papa kok. Aku juga cinta sama kamu."

"Idih apaan sih lo? Sok romantis tau enggak sih. Bukan lo banget," sinis Aqila.

"Sinis amat sih, Neng. Jangan gitu dong sama aa," ucap Abian dengan gaya suara yang menurut Aqila sangat menggelikan. "Jangan sinis-sinis atuh, Neng. Nanti aa makin cinta tau," sambungnya.

"Ihh, geli tau enggak sih. Lo kesambet setan Malaysia atau gimana?" Aqila melihat ke arah Devan yang fokus menyetir namun dia terkikik kecil karena melihat tingkah mereka. "Dev, ini enggak salah si Abian itu kan? Kok jadi gini? Kek apa gitu, hiiii."

"Udahlah kalian diem. Baru aja mau balik udah ribut aja. Lama-lama gue kawinkan kalian berdua dah," ucap Devan.

"Baguslah. Itu yang gue tunggu, Dev."

Aqila menggelengkan kepalanya heran. Bisa-bisa Abian baru sembuh sudah rada setres begitu. Aqila juga heran apa dugaannya benar kalau Abian kesambet setan Malaysia? Tapi kalau dipikir setan Malaysia kan enggak lebay kayak gitu.

"Bener, kan kalau kamu mau nikah sama aku?" tanya Abian dengan alis yang sengaja digerakkan menggoda. "Enggak usah malu-malu, Sayang. Sekarang enggak usah pulang ke rumah aja enggak papa kok. Kita langsung ke KUA aja. Nanti kalau udah di rumah tinggal bikin cucu, hm?" tanyanya.

"Lo kok jadi tengil gini sih? Sekolah aja belum selesai woi. Bisa-bisanya lo udah mikir sampai situ. Emang dasar cowok gila ya kayak gitu tuh." Aqila menggelengkan kepala tak habis pikir dengan polah Abian.

"Enggak masalah lah. Itu buktinya si Nara udah nikah aja tuh. Kan dia juga seangkatan kita kan?" Abian mengerucutkan bibirnya merasa iri kepada Nara.

Aqila tidak menggubris perkataan Abian. Justru matanya beralih menatap ke arah Devan yang seketika diam saat Abian membawa nama Nara dalam perbincangan. Nara butuh penjelasan Devan mengapa bisa usai dengan Nara dan dirinya bisa pergi ke Malaysia dengan Abian. Pasti banyak cerita di dalam perjalanan itu.

"Lo ngapain liatin gue gitu? Awas naksir sama gue," ucap Devan.

"Idih najis gue naksir lo. Eh, Dev."

CONVENIENCE (Kenyamanan)Where stories live. Discover now