40 - Hanif

176 48 8
                                    

.

.

Terkadang kita memandang seseorang itu baik perbuatannya, tapi ternyata hingga wafat tidak diberkahi iman.

Dan sebaliknya, kadang kita temukan orang yang masih fasik, tapi beriman.

Jangan bingung. Allah Maha Tahu siapa saja dari hamba-Nya yang pantas mendapat hidayah.

.

.

***

"Saudara penasehat hukum terdakwa, anda punya saksi?" tanya hakim ketua pada Theo.

"Ada, Yang Mulia," jawab Theo singkat.

Raesha menarik napas panjang dan menghelanya. Dia terlihat lebih tenang setelah beristirahat kemarin di kamar. Keluar kamar hanya saat makan bersama saja. Selebihnya, Raesha memilih main di kamar bersama duo I, mendengarkan kajian ulama secara online, dan menonton siaran ulang dakwah televisi yang semestinya diisi olehnya. Malik sekarang didampingi oleh pengganti dirinya yang bernama Amelia, biasa dipanggil Ustadzah Lia.

Berusaha untuk tidak membaca komentar netizen, tapi tentunya hal itu tak terelakkan.

Kapan Ustadzah Raesha balik lagi ke acara ini? Kangen, euy.

Ustaz Malik cocokan sama Ustadzah Raesha, deh. Kayak klop gitu.

Semoga sidang Ustadzah Raesha segera berakhir, supaya Ustadzah Raesha bisa kembali lagi ke acara ini.

Raesha menghela napas. Dia juga ingin urusan sidang ini segera berakhir. Baru beberapa kali padahal, tapi rasanya sungguh menguras perasaan.

"Saksi dipersilakan memasuki ruang sidang."

Seorang pria bertubuh kurus dan berkacamata bening, memasuki ruang sidang dengan kikuk. Mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam.

Raesha mengernyit dahinya saat menyadari dirinya mengenal pria ini.

"Siapa, Rae? Kamu kenal?" tanya Yunan yang duduk di samping Raesha.

"Iya, Kak. Dia ... aku lupa namanya. Tapi dia dulu ikut dipecat bareng Sobri dari madrasah," jawab Raesha.

Saksi diminta hakim untuk duduk di kursi pemeriksaan.

"Nama anda Muhammad Hanif Baihaqi?" hakim ketua mulai mengecek biodata saksi.

"Benar, Yang Mulia," jawab Hanif mengangguk.

"Usia 30 tahun. Pekerjaan wirausaha," hakim terus membacakan data diri Hanif.

Pria itu tidak menjadi guru lagi sekarang. Wajar, batin Raesha. Pasti akan sulit mencari pekerjaan sebagai guru, setelah kasus pemecatan secara tidak hormat itu.

Hanif kemudian disumpah dengan Al Qur'an, sebelum duduk kembali di kursi pemeriksaan.

"Apakah saudara saksi mengenal terdakwa?" pertanyaan pertama hakim setelah pembacaan sumpah.

"Kenal, Yang Mulia."

"Saudara saksi punya hubungan darah atau kekerabatan dengan terdakwa?"

"Tidak, Yang Mulia."

"Di mana saudara saksi mengenal terdakwa?"

"Di madrasah Nurul Hasanah, sebagai sesama pengajar. Dulu," imbuh Hanif. Pengajar, sebelum dipecat.

Hakim dan penuntut umum juga bertanya kemudian, masih membahas keseharian Hanif dan Sobri saat dulu masih sama-sama mengajar di madrasah.

Giliran Rizal bertanya. "Saudara saksi, kesan apa yang anda dapatkan dari seorang Sobri, selama anda mengenalnya dulu?"

ANXI EXTENDED 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang