48 - Gelap

333 55 21
                                    

.

.

Sebab gelap hanya ada di luar nur. Bukan di dalam.
.

.

***

Yunan hanya berdua saja di ruang isolasi itu, dengan Rizal yang tubuhnya dibaringkan di tempat tidur. Terikat kedua kaki dan tangannya. Sesekali lutut Rizal bergerak-gerak seolah ingin menekuk dan bertolak pergi, kabur menjauh dari Yunan.

"Mau apa kau, Yunan Lham?"

Suara yang parau dan berat itu, jelas bukan suara Rizal, melainkan suara makhluk yang kini bersarang di otak Rizal.

Yunan tidak heran, tanpa memperkenalkan diri pun, makhluk itu mengenal namanya. Nama Yunan Lham dikenal di antara mereka. Menjadi salah satu nama yang ditarget untuk dihentikan usaha dakwah dan syi'ar agamanya.

Yunan Lham dianggap ancaman bagi mereka, sebab telah merusak usaha bangsa syaiton yang tekun mengajak manusia pada kesesatan. Dalam sekali sesi duduk dan mendengarkan tanya jawab tentang agama Islam bersama Yunan, tidak sedikit orang yang keluar dari acara tanya jawab itu dalam keadaan suci dari segala dosa dan maksiat. Bersih sebersih-bersihnya, selepas menjadi mualaf dan mengucap syahadat di bawah bimbingan Yunan.

Maka bagaimana mereka tidak membenci Yunan? Mereka membenci Yunan sampai ke akar-akarnya! Segala cara telah mereka lakukan untuk menjegal langkah Yunan, dan semuanya gagal. Mereka bisa merencanakan kejahatan terjahat di muka bumi, namun Allah Yang Maha Menentukan. Allah, Yang Maha Mampu Menggagalkan makar makhluk-makhluk-Nya.

"Aku tidak memberi salam padamu, tapi pada Rizal Hamdan di dalam sana," jawab Yunan seraya menunjuk ke arah dada Rizal. Yunan bisa melihat kesadaran Rizal ada di sana, sedang berjalan kebingungan di tempat yang asing dan menakutkan.

"Siapa yang menyuruhmu?" tanya Yunan langsung tanpa berbasa-basi.

Rizal terkekeh dengan ekspresi jahat. "Itu adalah rahasia antara aku dan tuanku."

"Kamu tidak takut dengan siksa Allah? Padahal kamu tahu siksa Allah itu nyata. Kamu dan bangsamu. Nenek moyang bangsamu yang pertama kali diciptakan, tahu persis bahwa kuasa Allah itu nyata. Bahwa yang kalian lakukan dimurkai Allah."

Pernyataan Yunan membuat Rizal diam dengan bibir tertekuk ke bawah. Sorot dingin tertuju lurus ke arah mata Yunan.

"Kamu sadar, 'kan, bahwa yang kamu lakukan ini dimurkai Allah? Kamu membuat manusia menjadi syirik dan percaya bahwa kalian bisa menjadi solusi permasalahan mereka," tanya Yunan lagi.

"DIAM!! Mereka sudah bejat sejak awal! Hanya perlu sedikit bisikan ke dada mereka, sebelum mereka tenggelam dalam lautan dosa. Jangan berani-beraninya menyalahkan kami!"

Di luar kaca ruang isolasi, Elena dan Nilam gemetar ketakutan melihat Yunan berkomunikasi dengan makhluk di dalam tubuh Rizal.

"Pemilik tubuh yang kamu tinggali sekarang, adalah orang baik. Kamu membantu manusia jahat, dan menzalimi yang baik. Kamu tidak takut dengan konsekuansinya di akhirat?"

"Kamu pikir bisa menceramahiku, Yunan Lham? Sayang sekali, aku bukan jama'ahmu, dan tidak akan pernah sudi jadi jama'ahmu!"

Rizal meludah dan nyaris mengenai Yunan, jika Yunan tidak menghindar.

Elena dan Nilam refleks istigfar. Untung saja Yunan tidak terkena ludah Rizal. Jika iya, mereka akan merasa bersalah karena telah mengizinkan Yunan masuk ke dalam ruang isolasi.

"Apa yang disuruh oleh Tuanmu? Hanya untuk membuat Rizal menjadi gila? Atau dia ingin membunuh Rizal?" Yunan masih berusaha mengorek sebanyak-banyaknya informasi terkait orang di belakang tindakan keji santet yang menimpa Rizal.

ANXI EXTENDED 2Where stories live. Discover now