50 - Ruqyah

196 58 21
                                    

.

.

Apa yang sebaiknya dia lakukan pada Theo Hayden?

.

.

***

"Wa laa yauudlu Huu hifdzuhumaa, wa Huwal 'aliyyul 'adziiim." (Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar)

Yunan merapal akhir dari ayat kursi. Ini sudah yang ketiga kalinya. Tiga kali juga, pada kalimat ini, Rizal tak mampu mengikuti Yunan.

Dari balik jendela kaca, Elena dan Nilam memandang dengan penuh harap. Mereka sempat ketakutan saat melihat jin yang merasuki Rizal malah bisa menirukan bacaan yang dibaca Yunan, tapi rupanya jin itu tak sanggup menirukan akhir dari ayat kursi.

Bacaan ayat-ayat terus berlanjut, hingga sampai pada surat An Nisa ayat 45. Salah satu ayat yang biasa dibacakan untuk pasien yang terkena sihir, kata Zhafran pada Yunan beberapa hari lalu.

"Wallâhu a'lamu bi'a'dâ'ikum, wa kafâ billâhi waliyyaw wa kafâ billâhi nashîrâ." (Allah lebih tahu (daripada kamu) tentang musuh-musuhmu. Cukuplah Allah menjadi pelindung dan cukuplah Allah menjadi penolong (kamu))

Krakk!! Mata rantai utama yang tersambung ke tempat tidur pasien, retak. Setelah sekian lama berontak, rupanya Rizal berhasil meretakkan rantai meski rantai besi itu tidak sampai putus.

Yunan sempat terdiam karena terkejut mendengar suara yang lumayan keras itu.

Dua wanita yang menonton kejadian itu melalui jendela kaca, menutup mulut mereka.

"G-Gimana ini, Elena? Apa kita lapor saja ke suster jaga?" tanya Nilam yang mulai mengkhawatirkan keselamatan Yunan di dalam ruang isolasi. Bagaimana kalau Rizal lepas dari rantai ikatannya dan menyerang Yunan?

"J-Jangan dulu, Tante. Kita lihat dulu kondisinya," balas Elena berbisik. Elena merasa sayang. Sudah sejauh ini. Kalau mereka berhenti dalam keadaan Rizal belum sadar dari kesurupannya, semua usaha mereka menyusupkan Yunan ke dalam sana, jadi percuma.

"Innalladzîna kafarû bi'âyâtinâ saufa nushlîhim nârâ, kullamâ nadlijat julûduhum baddalnâhum julûdan ghairahâ liyadzûqul-‘adzâb, innallâha kâna ‘azîzan ḫakîmâ." (Sesungguhnya orang-orang yang kufur pada ayat-ayat Kami kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain agar mereka merasakan (kepedihan) azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana)

Yunan melanjutkan ayat berikutnya. Surat An Nisa ayat 56. Juga salah satu ayat khusus untuk pasien yang terkena sihir. Lagi, Rizal mengamuk dan menjerit dengan suara melengking.

Sembari terus membaca ayat berikutnya, Yunan memejamkan mata. Berusaha fokus pada makna yang dibacanya. Sulit, dengan suara bising dari Rizal. Terbayang Zhafran. Masya Allah. Zhafran sudah beberapa kali berhasil meruqyah jama'ah dan masyarakat sekitar tempat suluk yang kesurupan. Tapi kejadiannya selalu saat Yunan tak ada di sana.

Kelopak mata Yunan membuka. Dia tidak boleh terdistraksi!

"Tabârakalladzî biyadihil-mulku wa huwa ‘alâ kulli syai'ing qadîr." (Maha Berkah Zat yang menguasai (segala) kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu)

Kali ini sebelas ayat pertama dari surat Al Mulk, termasuk yang utama dibaca dalam ruqyah. Terdengar mantap saat dibaca. Bukan hanya sekadar dibaca. Yunan berusaha menghadirkan guru-gurunya dalam tiap ayatnya. Terutama almarhum Syeikh Abdullah. Guru yang telah menempatkannya di tempat suluk.

"Fa‘tarafû bidzambihim, fa suḫqal li'ash-ḫâbis-sa‘îr." (Mereka mengakui dosanya (saat penyesalan tidak lagi bermanfaat). Maka, jauhlah (dari rahmat Allah) bagi para penghuni (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala) itu)

ANXI EXTENDED 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang