64 - Tolong

169 49 10
                                    

.

.

"Dia sudah menutupi aibmu. Sepantasnya kamu menolong dia."

.

.

***

Samar Raesha merasa mendengar suara ketukan di pintu kamarnya.

"Assalamu'alaikum, Raesha."

Raesha yang tadinya sudah tidur, segera membuka matanya lebar-lebar. Sekarang suara itu terdengar jelas sekali. Sepertinya suara Arisa. Tapi, ...

Raesha melirik ke arah jam dinding. Jam setengah sebelas? Kenapa Kak Arisa berkeliaran di koridor rumah di waktu semalam ini?

Suara gemuruh di langit terdengar. Sepertinya akan hujan sesaat lagi. Raesha menyibak selimut. Ismail dan Ishaq masih terlelap. Wanita itu menggeser perut besarnya perlahan. Tangannya menahan perut saat turun dari kasur.

"Assalamu'alaikum, Raesha." Salam itu diulang lagi.

Baru saja lidah Raesha akan membalas salam, namun ia terdiam dan kakinya berhenti melangkah.

Sebentar. Ini benar Kak Arisa atau --

Raesha teringat kejadian beberapa minggu lalu waktu Yunan didatangi jin usil yang menyamar menjadi Prama. Jin lainnya bahkan menyamar menjadi Ismail. Bulu kuduknya sontak berdiri.

Di luar pintu kamar, Arisa tertunduk ragu. Dia punya satu kesempatan lagi. Dia mendatangi kamar Raesha tanpa membuat janji lebih dulu. Setelah tiga kali salam, jika Raesha tidak menyahuti, maka dia sebaiknya dia pergi dan kembali ke kamarnya saja.

Sementara Raesha sudah berada tepat di depan pintu kamarnya. Ia ingin memastikan, adakah yang memanggil-manggil namanya saat ini benar manusia atau -- tapi, bagaimana caranya?

Raesha mengintip melalui lubang kunci. Kalau penampakannya sih, itu benar Kak Arisa, tapi --

Raesha menggigit bibir. Gimana ini? Gimana sebaiknya -- batin Raesha panik. Wanita itu terdiam, teringat suatu cara yang pernah ia baca di kisah para wali.

Mundur menjauh dari pintu, Raesha berdiri di tengah kamar dan membuat garis di lantai dengan ujung jari telunjuknya, seraya membaca do'a.

"Bismillahi 'ala niyyati Syeikh Abdul Qadir Al Jailani."

Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang waliyullah yang digelari 'sulthonul auliya' atau rajanya para wali di zamannya. Keistimewaan beliau termaktub dalam kitab Al Fawa'id Al Mukhtarah yang ditulis oleh Habib Al Hasan Baharun, yang merupakan mata rantai dari perkataan gurunya yaitu Habib Zain bin Ibrahim bin Smith. Beliau adalah peletak dasar dari tarekat Qadiriyah.

Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, mendapat bimbingan langsung dari Nabi Khidir 'alaihi salam. Dan di masa khalwatnya, beliau seringkali diganggu oleh jin, setan bahkan iblis, yang terkadang muncul dalam bentuk manusia. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Syeikh Abdul Qadir Al Jailani membuat garis lingkaran dengan membaca do'a seperti yang dibaca Raesha. Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, senantiasa menang melawan gangguan makhluk-makhluk kegelapan, hingga ia terkenal dan disegani bahkan di kalangan para jin, setan dan iblis.

Pintu kamar kembali diketuk.

"Assalamu'alaikum, Raesha," salam ketiga Arisa dengan suara tertahan. Dia khawatir akan membangunkan Ismail dan Ishaq.

Raesha menoleh ke arah pintu dengan ekspresi panik. Lingkarannya masih belum utuh.

Di luar pintu, Arisa nampak ragu. Mungkin Raesha sudah tidur, pikirnya. Baru berbalik badan dan akan pergi ke kamarnya, tiba-tiba ada yang membalas salamnya.

ANXI EXTENDED 2Where stories live. Discover now