XLV. Leo

2K 134 5
                                    

Sepertinya api Leo tidak mempan.

Sesudah kehabisan ide, Leo baru tersadar bahwa trisula milik Abrielle tergeletak begitu saja di dekat pemiliknya. Kerjaan Leo hanya menembakkan api yang sangat intens sehingga Leo hampir pingsan, dan kerja kerasnya itu tidak membuahkan hasil, malah memperparah keadaan dengan membuat jengkel Oceanus. Sedangkan Annabeth menendangkan jujitsu kakinya ala Pak Pelatih Hedge ke arah bifurcum si Titan Laut. Leo mengangkat trisula milik Abrielle dan berencana memberinya kepada Annabeth. Saat Leo mengangkatnya, tubuh Leo jatuh ke depan. Buset. Berat banget. Bagaimana caranya Abrielle mengayunkan trisula itu seperti trisula mainan yang terbuat dari styrofoam, Leo tidak tahu.

Leo butuh kekuatan dari kedua tangannya hanya untuk mengangkat trisula. Otak Leo bergerak ke gigi satu. Leo saja sudah susah payah mengangkatnya, bagaimana Annabeth bisa memakainya untuk menyerang Oceanus?

"Leo bisa bantu aku tidak?!" teriak Annabeth.

Aduh. Leo lupa. Annabeth sedang kesusahan mengelak dari serangan trisula maha besar milik Sang Titan, sedangkan Leo hanya berdiri memandangi trisula Abrielle seperti orang bego. Leo hanya bisa membayangkan, jika trisula milik Abrielle saja sudah berat, bagaimana punya Oceanus? Trisula Oceanus lebih besar 5 kali lipat, dan jelas, daya rusaknya juga bertambah 5 kali lipat. Oke, Leo dan Annabeth sebaiknya jauh - jauh dari senjata, kalau sampai kena? Waduh, bisa - bisa mereka jadi omelet demigod Hephaestus dan Athena yang asin karena berlumur garam.

"Eh iya Annabeth!" teriak Leo balik. Leo melemparkan api lagi ke arah tengkuk si Titan laut, yang sekarang, berkat lemparan api itu, seluruh perhatian Oceanus terarah kepada Leo seorang.

"Dasar putra Hephaestus kurang ajar! Kau semata - mata masih hidup karena belas kasihan ku! Jika aku tidak menaruh sihir kuno pada tubuh kalian berdua, kalian sekarang pasti sudah mati dan berkeliaran tak ingat apa - apa, sambil ngeluyur sampai mampus di Padang Asphodel! Oh iya, aku lupa! Kalau kalian berada di Padang Asphodel berarti kalian sudah mampus!" raung Oceanus murka.

Wow sarkasme yang lumayan bagus untuk Titan yang berusia bermilenium - milenium tahun.

Padang Asphodel? Leo kadang memikirkan, setelah dia mati, dia mati, dia akan masuk kemana. Tidak mungkin Pulau Kaum Diberkahi, dia juga tidak mungkin mencapai Elysium. Masuk Padang Hukuman? Ahh Leo kan tidak sejahat itu, itu kan penjara kelas berat bagi pembunuh - pembunuh bengis.

Apakah itu benar demigod kecil? Tidakkah kau ingat kejadian 8 tahun yang lalu? Diluar bengkel Ibumu? Bukankah kau yang membunuhnya?

Suara itu. Leo tidak pernah mendengar suara itu. Suaranya dalam, penuh kekuatan dan kegelapan, kasar, kejam. Itu pasti suaranya. Tartarus. Dewa kekelaman, lubang maut yang tak kenal ampun. Membayangkan dia harus mengalahkan Tartarus sepertinya sama saja dengan mengalahkan Heracles atau Hercules dalam wujud Romawi (ah terserahlah) dalam adu panco. Leo pasti kalah telak. Annabeth dan Percy sudah menceritakan pengalaman mereka mengarungi Tartarus hanya berdua ditemani seorang Titan dan kucing yang tukang mendengkur. Mereka? Putri Athena dan Putra Poseidon sudah babak belur hanya dengan berjalan di ketiak Tartarus. Bagaimana Leo yang hanya bocah latin ceking? Wah! Itu sih tinggal tunggu di gencet dengan kelingking Tartarus sehingga menjadi upil demigod.

"Yah sorry kakek tua bau amis, aku kan memang tidak tahu diuntung. Mau bagaimana lagi? Omong - omong, dari mana kau belajar sarkasme seperti itu? Ada kelas sarkasme ya di Tartarus? Aku mau ikut dong! Daftar dimana?" tanya Leo enteng walaupun nyawanya sudah diujung tanduk. Kalau Leo harus mati sekarang, bersama Abrielle dan Annabeth, Leo rela.

"Iya betul tuh dasar Titan kampung!" tambah Annabeth. Kampung? Dari mana kampungnya? Tapi tidak apa - apa. Mungkin saking paniknya, Annabeth jadi ling lung.

"Nanti, setelah Tartarus bangkit dan menjadikan dunia sekelam dirinya, aku bersumpah demi Sungai Styx, setelah aku membunuh Poseidon, akan ku bunuh juga Athena dan Hephaestus!"

"Hah! Mimpi saja!" sergah Leo sambil mengangkat tangannya membara.

Leo kembali melemparkan bola - bola api yang panasnya minta ampun sampai - sampai tangan Leo kesemutan.

"Eh Annabeth! Aku kesemutan!" Heroik sekali. Dasar kesemutan tolol! Lagi pertarungan seperti ini malah kesemutan. Leo ingin berdoa pada dewa saraf tubuh di luar sana tapi Leo tidak yakin dewa semacam itu ada. Yang paling dekat adalah Dewa Asclepius, dewa pengobatan, putra Apollo. Lagi - lagi, Apollo, kenapa dewa yang satu itu tidak bisa jauh - jauh dari Leo sih? Dulu, di Pulau Delos, dia menukarkan Valdezinator dengan aster liar. Bah! Apaan! Sekarang, Leo malah naksir cewek yang Apollo setengah mati ingin dijadkan isteri.

Dia kangen Calypso. Ternyata, setelah dibawa keluar oleh Leo dari pulau Ogygia, Calypso tidak kekal, seperti yang Leo perkirakan. Pupus sudah mendirikan toko reparasi Leo dan Calypso. Leo jatuh cinta setengah mati pada cewek kekal itu, tapi mau bagaimana lagi? Mungkin dia bukan jodoh Leo. Sekarang? Sudah ada Abrielle. Dua - duanya cantik, kuat, dan keturunan langsung dari Titan, ras yang bahkan lebih kuat daripada Dewa. Bagus sekali. Ditambah, Apollo jadi penghalang diantara mereka berdua. Mau apa sih Moire terhadap Leo? Kayanya dendam amat.

"Kesemutan? Sekarang? Yang benar saja!" teriak Annabeth dari seberang lapangan.

"Yaa! Aku tahu, pengaturan waktunya tidak tepat! Tapi mana aku tahu!" balas Leo.

Leo tidak sempat teriak saat trisula Oceanus menghantam punggung Annabeth. Leo mematung, Annabeth terkulai lemas di dasar laut, napasnya pendek - pendek, Leo lari menghampiri.

"Annabeth! Kau tak apa?" ucap Leo lirih. Bagaimana ini? Masa Leo ditinggal sendiri melawan Titan Laut?

"Sudah ku bilang kan! Kalian bagai kutu dihadapanku! Kalian pasti akan mati! Persembahan lagi untuk Tartarus!" raung Oceanus penuh kemenangan.

"Lah? Bukannya untuk Hades?" tanya Leo bingung.

"Hah! Penguasa Dunia Bawah, dasar upil dracaena, dewa lemah. Dia sudah dibelenggu di dekat kaki singgasana Tartarus dekat Pintu Ajal, bersama ajudan nya, Thanatos. Yang mati tidak akan ke Padang Hukuman, Padang Asphodel, Pulau Kaum Diberkahi apalagi Elysium! Semuanya hanya akan menjadi santapan bagi Tuan Kegelapan, Tartarus Yang Abadi!"

Battle Of The SeaWhere stories live. Discover now