XXXI. Abrielle

1.9K 161 0
                                    

Mereka melangkah masuk ke dalam kapal selam itu. Kapal selam itu tidak mewah, tapi bagus. Pakai banget. Di dalam terdapat karpet beludru, lampu gantung, dan berbagai fasilitas berteknologi canggih yang pasti bisa membuat Leo pusing tujuh keliling.

"Demi Hephaestus indah sekali!" ujar Leo.

Abrielle terkagum - kagum. Tetapi dia tetap tidak bisa mengenyahkan perasaannya. Laut disekitarnya tidak bersahabat walaupun pemandangannya indah sekali. Lautnya terasa perkasa, kuno, dan sepertinya tidak merespon kehadiran Abrielle sebagai Putri Poseidon. Dia melihat beberapa nereid-roh air yang berenang menjauh dari kapal selam.

Salah satu nereid menyeringai menunjukkan taringnya. Woah, tunggu sebentar. Nereid tidak punya taring. Oke lupakan, Abrielle tidak mau tahu. Sepertinya teman - temannya tidak sadar akan hal itu. Dia tidak mau bilang kepada Annabeth dan Leo karena dia tidak mau merusak suasana teman - temannya yang sedang bagus - bagusnya.

Sedangkan untuk Abrielle? Lautnya tidak bersahabat, dia pergi untuk melawan Oceanus, dan ada nereid bertaring.

Seperti karnaval air saja. Hanya saja karnaval berhantu, pikir Abrielle.

Leo mulai menjalankan kapal, ke arah lubang nan raksasa itu. Banyak makhluk laut yang bahkan Abrielle tidak tahu namanya, tetapi mereka kentara sekali tidak senang ada keturunan Poseidon di dalam kapal selam berbahan perunggu langit.

Mereka mulai memasuki lubang yang gelap itu. Semuanya baik - baik saja, lubang itu seperti terowongan yang tidak berujung.

"Terowongan macam apa nih?! Masa tidak habis - habis?" sergah Leo.

Tetapi mereka tetap melaju dengan kecepatan stabil hingga sesuatu yang tak diduga - duga terjadi. Kaca depan kapal selam mulai retak. Retaknya menjalar ke segala arah.

"Apa? Tidak mungkin!" teriak Annabeth.

Abrielle panik bukan kepalang. Kalau dia sih bisa bernapas di dalam air, lalu bagaimana dengan Leo dan Annabeth? Mereka bisa mati karena tidak bisa bernapas dan kemudian karena tekanan air disini.

"Tahan napas!" perintah Abrielle seiring pecahnya kaca kapal dan mengisi kapal mereka dengan bergalon - galon air asin.

Ternyata Abrielle salah besar. Dia tidak bisa bernapas. Dia bukan lagi di wilayah Poseidon. Annabeth berusaha berenang tetapi dia panik, bisa dilihat dari wajahnya. Leo lebih parah. Mukanya mulai berubah warna menjadi ungu. Dia berusaha menggapai - gapai udara.

Abrielle berusaha mengendalikan air untuk melindunginya beserta teman - temannya sampai kepalanya serasa mau pecah tetapi tetap tidak bisa.

Ayah tolong aku...

Battle Of The SeaWhere stories live. Discover now