XXIII. Leo

2.2K 184 3
                                    

Leo menatap langit – langit kamar. Dia baru saja mencium seorang gadis yang ditaksir oleh Dewa Matahari. Leo jadi takut untuk keluar, takut disambar matahari atau sejenisnya. Leo merasa dirinya tidak sederajat dengan Abrielle yang cantik, manis, kuat, pintar, aksen Inggris nya yang membuat Leo terlena, dan yah pokoknya seperti itu deh.

Sedangkan Leo? Yah dia sih sudah bertambah tinggi sejak dia menyelesaikan misi menidurkan Gaea kembali bersama teman – temannya. Rambutnya juga tambah acak – acakan, senyum jahil masih menghiasi wajahnya, dan tangannya masih kasar dan kapalan seperti tangan seorang mekanis.

Andai saja cinta itu seperti mesin. Mesin mudah dipahami dan juga dapat diperbaiki andaikan cinta itu rusak. Belum lagi, Abrielle Hiddleston, adik perempuan dari Percy Jackson yang terkenal itu. Putri dari seorang Dewa Laut yang perkasa dan keturunan langsung dari Titan Laut. Wah menyenangkan sekali tuh.

Mata Leo semakin berat dan akhirnya dia jatuh tertidur yang artinya mimpi buruk siap menyambutnya.

Dia berada di dalam sebuah penjara. Dengan jeruji perunggu yang mengkilap. Pasti perunggu langit. Disini gelap sekali, cuma diterangi oleh cahaya remang – remang dari jeruji perunggu. Pasti adanya di bawah tanah. Tunggu. Bukan bawah tanah, melainkan bawah laut. Saat Leo menyadari dia berada di bawah laut, paru – parunya tidak mentolerir lagi.

Leo tidak bisa bernafas sama sekali, matanya berkunang – kunang, akhirnya Leo tidak lagi sanggup membuka mata. Saat matanya hampir tertutup dia melihat seseorang berlari ke arahnya dan tiba – tiba semua menjadi gelap.

Dalam kegelapan gulita itu sayup – sayup Leo mendengar suara.

“Leo?”

Ibu?

“Kau tidak apa Nak?”

Ini tidak nyata. Ini hanya mimpi.

“Mijo, ini Ibu nak, Esperanza Valdez. Kau masih ingat kan?”

Ibu! Tentu Leo ingat. Ibu!

“Balaskan dendam Ibu nak. Hancurkan dewa – dewi Olympia. Mereka telah merenggut Ibu darimu, mereka telah mempermainkan hidupmu. Mijo, Ibu akan menunggu, jika kau berhasil menemukan Oceanus, bergabunglah dengannya, ajaklah serta pujaan hatimu, Abrielle. Dan saksikan jatuhnya Olympus bersamanya Mijo. Kau pasti bisa.”

Ibu? Leo tidak bisa! Leo ingin bersama Ibu! Leo rindu dengan Ibu! Leo ingin melihat Ibu lagi! Tapi Leo tidak bisa membuka mata Leo, bahkan bicara pun Leo tidak bisa Bu! Ibu tolong Leo!

“Bergabunglah bersama Oceanus Mijo! Dan Ibu akan berada disana! Kau memiliki peran Mijo!”

Tiba – tiba mata Leo terbuka membelalak dan napasnya pendek – pendek. Dia basah kuyup seperit habis disiram bergalon – galon air laut. Dia mendengar kegaduhan di geladak kapal. Ada apa ini? Ia berlari keluar dan mendapati Abrielle terkapar tak bergerak di geladak kapal sedangkan Annabeth digantung terbalik di depan ruang kemudi.

Battle Of The SeaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora