Battle Of The Sea

IX. Percy

Percy sebenarnya iri. Karena kentara sekali bahwa Poseidon sangat menyayangi Abrielle. Percy tidak pernah melihat Ayahnya nangis sebelum ini. Percy merasa posisinya tergantikan oleh Abrielle.

“Percy? Kau tidak apa-apa?” tanya Abrielle

“Tidak apa-apa!” jawab Percy.

“Ayah, teman temanku harus kembali ke Yunani untuk-”

“Aku tadi pergi ke Yunani sebentar untuk membereskan masalah yang itu. Sedangkan temanmu, aku bisa minta tolong Hermes tentang itu. Untuk sementara waktu, kau tinggal di Perkemahan Blasteran bersama kakakmu ya?”. Lalu Poseidon berserta 2 teman adiknya raib dari pandangan.

“Ayo Ab! Kita kembali ke perkemahan.”

Percy membantu adiknya membereskan barang barangnya.

Saat mereka sampai di pondok Poseidon. Percy tidak bisa berhenti memandangi adik perempuan satu satunya itu. Walaupun Percy iri padanya, tetapi Percy tetap sayang kepada nya. Percy tidak bisa bilang dia tidak menarik.

Ya ampun, dia cantik sekali, pikir Percy.

Rambut cokelat gelap berombak terurai, mata hijau laut yang lembut, pipi tembem berwarna merah muda, hidung mungil, bibir manis dan suara adiknya yang merdu didengar hampir membuat Percy kolaps.

“Kak, tolong lempar topi ku yang biru dong!”

Percy mengambil lalu melemparkannya topinya kepada Abrielle.

“Kau sudah selesai?” tanya Percy.

“Sebentar, sedikit lagi. Nah, sudah. Ayo! Aku lapar.”

Mereka berjalan menuju paviliun untuk makan malam. Abrielle ditarik oleh Clarisse untuk mengobrol. Yah tidak wajar sih mengingat Clarisse benci sekali kepada Percy. Perkemah cowo yang lain menghampiri Percy menanyakan hal yang sama berulang kali.

“Adikmu punya pacar tidak?” dan semacamnya

Dan Percy selalu menjawab, “Mana ku tahu?” atau “Tanya saja sendiri!”

Sesampai di meja makan adiknya tersenyum. “Kak! Menunya apa hari ini??”

“Pikirkan apa yang kau mau, lalu makanan itu akan muncul di depanmu."

Terkadang Percy suka suasana seperti ini. Makan malam dengan tenang bersama adiknya dan teman teman, yah walaupun beda meja.