L. Abrielle

2.4K 150 6
                                    

Sudah 3 hari, Abrielle berada di gua ini.

Sudah 3 hari, Abrielle menangis.

Sudah 3 hari, Abrielle menutup diri dari dunia luar, dari teman - teman maupun keluarganya.

Sudah 3 hari, Abrielle kelaparan.

Sudah 3 hari, Abrielle kehausan.

Sudah 3 hari, Abrielle kedinginan.

Sudah 3 hari, Abrielle remuk redam.

Sudah 3 hari, Abrielle mencoba bunuh diri.

Sudah 3 hari, tidak ada yang menemukannya.

Abrielle sudah tidak bisa menangis lagi hari ini, hari keempat, begitu banyak air mata keluar tetapi tidak ada air yang masuk ke tubuh Abrielle. Abrielle sengaja tidak minum, mungkin dengan dehidrasi yang dideritanya, dia akan mati tidak lama lagi. Abrielle mungkin sudah pingsan beberapa kali hari ini, dia bahkan tidak tahu hari itu tanghal berapa, hari apa, apakah sudah sore atau masih pagi. Tidak ada yang sayang padanya. Sejak kembali ke perkemahan, Percy sibuk dengan Annabeth, Sierra sudah pacaran dengan Jake, Poseidon kembali ke istananya di bawah laut, dan Leo, dia sudah bersama perempuan lain, bahkan lebih cantik daripada Abrielle.

Tidak ada yang menghiraukan Abrielle, jadi mending dia pergi saja, daripada mengganggu. Tidak ada yang peduli bahwa Abrielle sudah pernah meninggal, tidak ada yang peduli bahwa kenyataan jantung Abrielle pernah berhenti berdetak. Tidak ada yang peduli. Jadi, bukankah tidak salah jika Abrielle pergi? Sehari yang lalu, Annabeth mengirim pesan Iris, yang langsung Abrielle putuskan. Dua hari setelah Abrielle pergi, baru mereka mencari? Abrielle hanya bisa meringkuk di pojok, bersender pada batu yang dingin. Dia bahkan sudah tidak bisa berdiri, dia sudah terlalu lelah. Abrielle tahu dia akan mati sebentar lagi. Buat apa Nico menghidupkannya kembali? Lebih baik tidak usah. Saat Abrielle hampir pingsan kembali, ada sebuah dentuman keras datang dari arah pintu masuk gua. Jika ada monster, baguslah, akan lebih cepat ia meninggal.

Tetapi itu bukan monster, melainkan Apollo. Ia masuk dan menggendong Abrielle keluar. Abrielle merasa sudah tidak berbobot dan kemudian, dunia menghilang dari pandangannya.

***

Abrielle tidak tahu sudah berapa lama dia merasa seperti melayang di udara, sekelilingnya gelap. Tubuhnya terasa tidak berbobot, anehnya, tubuhnya merasa hangat. Ada suara sayup - sayup orang banyak. Abrielle tidak bisa menangkap apa yang dibicarakan orang - orang itu. Abrielle mulai bisa menggerakkan matanya, tetapi dia takut, jika dia membuka matanya, dia akan menghadapi orang - orang yang dia sengaja tinggalkan. Dia tidak mau berkomunikasi dengan siapa pun saat ini. Tidak Percy, tidak Poseidon. Ada sebuah tangan yang menggenggam tangan Abrielle. Akhirnya Abrielle memberanikan membuka matanya.

"Ab!" ucap Sierra sambil memeluk Abrielle dengan sangat erat.

Abrielle memeluk balik dan rasanya menyenangkan bertemu sahabatnya lagi. Tetapi kemudian Abrielle ingat apa yang sudah mengganggu pikiranya selama beberapa hari ini. Abrielle pun melepaskan diri dari pelukan Sierra.

"Tidak, aku harus-" ucap Abrielle terbata ; bata.

"Tidak Ab, kau tidak apa - apa." ucap Sierra lembut.

"Tidak, aku tidak bisa. Tidak!" raung Abrielle. Rasa sakit yang sudah ia keluarkan selama 4 hari di gua yang dingin dan gelap keluar lagi. Tangan Abrielle otomatis menekan dadanya, tepat di tempat jantungnya berdetak kencang. Sakit sekali, setetes demi setetes air mata mulai mengalir dari mata Abrielle. Abrielle memejamkan matanya untuk mengusir air mata itu. Dia harus pergi dari sini. Sebuah ibu jari menghapus air mata yang sekarang bertengger di pipi kanan Abrielle. Tangannya hangat. Abrielle membuka matanya.

Battle Of The SeaWhere stories live. Discover now