XVIX. Percy

2.5K 193 1
                                    

Percy merasa tidak berguna. Dulu sebelum adiknya datang, Percy lah yang selalu dianggap pemimpin oleh teman – temannya. Sekarang? Adiknya lah yang selalu dipuji – puji oleh teman – temannya. Percy sebenarnya cemburu dan iri. Dia merasa keberadaannya sebagai pemimpin sudah digeser oleh adiknya itu. Percy sayang sekali pada adiknya itu, tapi sulit bagi Percy mengesampingkan hal ini.

“Kalau tidak salah, ini yang namanya pelabuhan kan?” ujar Jake.

“Pelabuhan apa ya namanya ini?” tanya Sierra.

Semua menoleh ke Annabeth.

“Apa? Mungkin aku putri Athena, tetapi tidak berarti aku hafal nama – nama pelabuhan yang ada di muka bumi ini.”

“Yah itu tidak penting. Sekarang lebih baik kita cari kapalnya.” usul Leo.

“Tapi kapalnya seperti apa?” tanya Sierra.

“Ehm yang untuk Abrielle ada tulisan POSEIDON di lumbung kapal sedangkan untuk Percy ada tulisan NEPTUNUS di lumbungnya.” kata Jake.

“Darimana kau tahu?” tanya Abrielle.

“Apollo memberitahuku saat aku tertidur disebelah Latha.”

“Baiklah. Kita akan cari kapalnya. Abrielle pergi dengan Leo dan Annabeth, sedangkan aku pergi dengan Jake dan Sierra. Kita akan bertemu lagi. Kita akan pulang ke Perkemahan Blasteran dan menemukan Poseidon.” jelas Percy.

Percy memeluk Annabeth dan menciumnya. Yang lain kelihatan tak nyaman akan hal itu tapi Percy tidak peduli.

“Jaga dirimu baik – baik Otak Ganggang.” bisik Annabeth.

“Ya kau juga. Aku sayang padamu.” balas Percy.

Selanjutnya Percy memeluk Leo.

“Jaga adik ku ya Leo.” bisik Percy.

“Ya. Aku janji.” ucap Leo.

Dan yang terakhir adalah Abrielle.

“Hati – hati ya kak. Temukan Ayah. Dan akan kuinjak – injak muka Oceanus bau amis itu,ok?” ucap Abrielle.

“Ya. Aku janji. Akan kutemukan Ayah.” janji Percy.

Percy membiarkan Sierra dan Jake mengucapkan selamat tinggal kepada Abrielle, Leo, dan Annabeth. Setelah selesai mengucapkan selamat tinggal, rombongan Percy dan Abrielle berpisah. Percy serta Sierra dan Jake mulai mencari kapalnya. Setelah sekitar 20 menit mencari mereka menemukannya. Kapal itu mewah sekali. Percy sendiri tidak yakin, ini kapal untuk bertarung atau untuk liburan.

“Serius nih? Ini kapalnya? Kita akan ke Atlantik loh. Bukan ke Hawaii.” ujar Sierra.

“Yah mau bagaimana lagi. Ayo naik!” ajak Percy.

Mereka menaiki kapal. Yah kapal itu terlalu nyaman untuk sebuah misi yang membahayakan nyawa. Kapal itu dilengkapi peralatan yang canggih sekali. Kapal itu tidak terlalu besar, cukup untuk liburan 1 keluarga dengan 2 orang anak.

“Siapa yang tugas pegang kemudi?” tanya Sierra.

“Biar aku saja. Kalian istirahat saja dulu.” kata Percy.

Percy masuk ke ruang kemudi dan mulai menjalankan kapal keluar dari pelabuhan. Dia tidak tahu apa yang menantinya dalam perjalanannya ke Atlantik. Tapi Percy sudah menjanjikan satu hal pada adiknya. Dia harus membawa Poseidon pulang dengan selamat.

“Percy?”

Percy menoleh ke arah datangnya suara.

“Ada apa Jake?” tanya Percy.

“Abrielle bilang dia akan menceritakan ada apa antara dirinya dengan Ayahku. Tapi kita sudah berpisah, jadi sebagai kakaknya, maukah kau menceritakannya padaku?”

“Yah singkatnya, mereka pacaran.”

Jake terlihat seperti baru saja diinjak gajah perang Romawi.

“Oh. Begitu. Tapi ehm maaf ya Ayah, bukannya Apollo sudah tua?”

“Apollo kan selalu terlalu narsis. Tidak ada dewa lain yang kemana – mana naik Ferrari kan?”

Mereka berdua tertawa.

“Ehm Percy? Boleh aku minta saran?”

“Ya tentu. Saran tentang apa?”

“Aku naksir Sierra. Menurutmu sebaiknya aku berbuat apa?”

“Katakan saja padanya bahwa kau mencintainya.”

“Bagaimana jika dia malah menjadi jijik pada ku? Dia kan anak Aphrodite.”

“Lalu? Aku punya seorang teman, namanya Silena Beauregard, anak Aphrodite juga. Dia pacaran dengan anak Hephaestus. Dulu. Sebelum dia yah meninggal. Apa bedanya dengan anak Apollo?”

“Yah, dia kan cewe tercantik kedua di Legiun setelah adikmu.”

“Memang adikku cantik sekali ya?” canda Percy.

“Ya. Sewaktu pertama kali aku bertemu dengannya, kukira dia itu seorang dewi atau apalah. Dia terlihat seperti keturunan dari Poseidon, Ares, Aphrodite, Athena, dan Hermes/Apollo.”

“Kenapa seperti itu?”

“Yah dia beraroma air laut, jago bertarung, cantik, pintar dan selera humornya juga bagus, suaranya merdu pula.”

“Yah memang sih…”

Mereka berdua tertawa lagi.

“Bung, aku istirahat dulu ya, nanti kita gantian mengemudi.” kata Jake sambil meninggalkan ruang kemudi.

Percy menyalakan kemudi otomatis dan menghidupkan radar. Dia berdiri di anjungan.

“Ayah. Tetap hidup ya. Demi aku dan Abrielle. Aku akan menyelamatkan mu. Aku janji.”

Battle Of The SeaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora