XXVIII. Leo

2K 168 5
                                    

Leo yakin dia sedang jatuh cinta. Tadi saat dia menghampiri Abrielle di kamarnya, jantung Leo serasa mau lompat keluar dari dada Leo. Tapi bagaimana dengan Apollo? Leo tidak peduli. Leo akan menantang si Dewa Matahari itu kalo perlu.

Leo bisa merasakan bahaya kian dekat. Mereka sudah hampir sampai di sarang Oceanus. Lalu apa? Leo tidak yakin dia akan membantu banyak. Dia hanya seorang mekanik, bukan petarung, lagipula Leo ragu Oceanus akan bisa dikalahkan dengan kunci inggris.

Leo tetap melajukan kapal. Tiba - tiba ada seekor burung camar hinggap di langkan. Leo bisa mendengar burung camar tersebut berkata - kata dalam kepalanya.

Hari esok. Hari terakhir.

Lalu si camar terbang pergi. Oke Leo harus mengakui itu seram. Hari esok, hari yang terakhir. Apa pula maksudnya itu? Mungkin hari esok adalah akhir dari hidup Leo atau hari esok adalah akhir dunia atau hari esok adalah akhir dari bangsa Olympia. Siapa tahu? Kalo salah satu terkaan Leo benar wah asik sekali tuh.

Leo mulai memainkan baut - baut kecil di tangannya. Oceanus cukup gigih mengirimkan monster - monster sialan untuk memperlambat mereka. Tapi tidak satu pun dari monster - monster itu berhasil, yah walaupun menghambat mereka sedikit.

"Yah setidaknya dia mencoba." gumam Leo.

"Siapa dia?" tanya Annabeth secara tiba - tiba. Putri Athena bersandar pada pintu ruang kemudi.

"Eh bukan siapa - siapa." jawab Leo.

"Jangan bilang - bilang Abrielle. Aku akan memberi tahu mu tentang sesuatu. Tapi kau harus bersumpah demi sungai Styx kau tidak akan memberi tahu dia sampai waktunya tepat?" ucap Annabeth.

"Mengapa? Memangnya ada apa?" tanya Leo.

"Bersumpahlah!"

"Ok ok aku bersumpah demi sungai Styx." jawab Leo.

"Oke tadi saat aku pingsan yah ehm sambil kau tahu ehm digantung terbalik aku bermimpi atau salah seorang dari dewa - dewi memberiku visi."

"Visi tentang apa?"

"Aku bermimpi Abrielle tenggelam."

"Apa? Itu tidak mungkin. Dia putri Poseidon-"

"Yah aku tau! Mungkin ini cuma sebuah perumpamaan. Aku juga tidak tahu."

Mereka berdua sama - sama terdiam. Walaupun itu mungkin cuma perumpamaan, hasilnya pun bakal tidak bagus. Membayangkan seorang keturunan Poseidon tenggelam hampir - hampir membuat Leo tertawa. Itu mustahil. Tetapi Leo sudah berpengalaman. Dia tahu tidak ada yang mustahil dalam dunia demigod. Leo harus melindung Abrielle. Leo sudab berjanji pada Percy. Dan Leo harus menepati janjinya.

Battle Of The SeaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora