XXVI. Leo

2K 175 0
                                    

Leo tahu dia tidak boleh menyerang. Dia putra Hephaestus, Dewa Pandai Besi, bukan Dewa Perang. Keahliannya mesin bukan bertarung dan melihat kondisi Abrielle yang kalau bertarung seperti dirasuki Eidolon sinting (percayalah Leo pernah mengalaminya) terkapar di geladak kapal dan Annabeth pembuat strategi perang terbaik di perkemahan digantung terbalik, berarti cowo ini bukan tandingan Leo.

Dia harus memutar otak. Dia harus mencari cara untuk mengalahkan orang itu. Dia mengeluarkan pesawat kecil yang Ia rakit di kereta setelah yang pertama meledak. Ia menambahkan beberapa sekrup dan tadaa seharusnya menurut perkiraan Leo, pesawat itu bakal menjadi misil yang bagus.

Dia menarik tuasnya dan pesawat itu terbang ke arah si orang asing.

“Apa itu?” tanya si orang asing.

Si orang asing mengambil pesawat Leo yang sedang terbang diatas kepalanya. SI orang asing melihatnya dengan seksama dan

“AAAA PESAWAT SIALAN INI MENEMBAK MATAKU DENGAN JARUM” teriak si orang asing.

Leo melihat papan kendali di ruang kemudi.

Coba aku bisa mengendalikan kapal dari sini.

Leo menempelkan tangannya diatas lantai kapal. Dia memahami dengungan mesin kapal. Ia memikirkan mesin – mesin yang saling bertautan dibawah sana, dan berusaha mencapai pengendali kemudi. Jika Leo berhasil mencapainya dan memeiringkan kapal ini, si orang asing bisa kaget dan saat itulah Leo bisa menyerang.

Tapi menyerang dengan apa? Tangan Leo mulai bekerja. DIa mengeluarkan sekrup, baut, dan berbagai jenis peralatan lainnya. Tangan Leo seakan bekerja dengan sendirinya. Ia mendongak untuk melihat si orang asing. Si orang asing sedang mencuci muka dengan air laut, sepertinya dia sedang berusaha menyembuhkan matanya dengan air laut. Oke itu baru seram.

Leo melihat benda yang sedang dirakitnya. Ia telah merakit 3 granat lempar dengan isi bubuk perunggu langit. Bagaimana benda itu bisa jadi dalam waktu sekejap Leo tidak tahu. Ia menarik tutup granat pertama dan melemparkannya ke kaki si orang asing dan BUM, Terjadi ledakan yang cukup besar tetapi tidak cukup untuk melubangi kapal. Si orang asing kembali berdiri.

Leo bingung mengapa orang asing itu tidak mati – mati juga. Granat yang dibuat Leo tidak sebesar granat – granat yang asli, punya Leo hanya sebesar hiasan natal yg digantung di pohon. Si orang asing sedang menghampiri Abrielle. Jantung Leo berdetak kencang. Ia tidak akan membiarkan orang asing yang tidak mati – mati itu melakukan apa pun yang menyakiti Abrielle.

“Ku dengar kau sangatlah pandai bertarung, tetapi kau kalah telak padaku Dik!” ucap si orang asing.

Tunggu. Dik? Apa Leo tidak salah dengar? Si orang asing adalah kakak Abrielle? Ok lupakan saja Leo tak mau tahu.

“Aku akan dibayar mahal sekali oleh Tuan ku jika aku bisa membawa mayatmu ke hadapanNya! HAHAHA”

Saat si orang asing tertawa Leo melakukan hal yang benar – benar gila. Leo melemparkan granat itu ke arah mulut si orang asing yang sedang terbuka lebar. Dalam hati Leo berdoa pada Apollo, “Jika Kau ingin Abrielle selamat, arahkanlah granat itu tepat ke tenggorokannya.”

Dan granat itu masuk dengan mulus ke mulut si orang asing. Si orang asing tersedak dan melotot seperti orang kerasukan setan. Lalu dengan sangat ajaibnya, Abrielle bangun dan menusuk si orang asing dengan kecepatan yang luar biasa sampai – sampai Leo terkejut dan berteriak AAAAHHH yang sangat tidak heroik.

Setelah ditusuk, si orang asing sempoyongan dan kemudian DUAR meledaklah Ia menjadi bubuk – bubuk emas.

Leo bangkit berdiri menghampiri Abrielle dan gundukan bubuk emas disampingnya.

“Leo tolong bungkus bubuk itu ke dalam sesuatu yang kedap air. Jika tidak, dia akan mewujud lagi.” ucap Abrielle.

Leo melihat Abrielle. Kemudian Ia menyadari bahwa tangan Abrielle mengeluarkan cairan keemasan.

“Ab? Tangan mu kenapa?” tanya Leo.

“Tidak apa – apa. Aku harus membantu Annabeth.”

Leo masih bingung tapi Leo tetap melakukan apa yang Abrielle suruh kepadanya. Sambil mengumpulkan bubuk tersebut, Leo akhirnya ingat apa cairan emas itu. Cairan emas itu adalah Ichor, darah para dewa.

Battle Of The SeaWhere stories live. Discover now