LIV. Abrielle

2.2K 140 0
                                    

Kaki kanan Abrielle sudah terluka, siapa sih cewek ini? Abrielle menangkis serangan orang Romawi itu, orang itu berusaha untuk menusuk punggung Abrielle tapi Abrielle mendorong pedangnya ke depan. Abrielle menyabetkan Riptide ke arah leher siapa sih namanya, Reyna? Reyna mundur sedikit jika tidak, Reyna tidak akan mempunyai kepala lagi. Abrielle berusaha menyayat kakinya supaya dia bakal kehilangan pijakan. Saat Abrielle saking terlalu fokus untuk mengincar paha Reyna yang satu lagi, kepalan Reyna memdarat si hidung Abrielle seketika Abrielle ambruk sambil memegangi hidungnya. Ichor, darah para dewa, mengucur dari hidungnya. Abrielle berjalan mundur sambil mendongakkan kepala supaya ichor nya berhenti mengalir. Akan tetapi Abrielle tidak bisa menunggu selama itu, akhirnya Abrielle pun maju dan menyabetkan Riptide ke paha Reyna dan Reyna pun tifak bisa melakukan apa - apa karena dia terlalu terperanjat dengan Ichor yang mengucur dari hidung Abrielle. Reyna jatuh berlutut dan celana jeans navy blue yang dipakainya bersimbah darah dari luka yang melintang di pahanya. Luka sayatan sebanyak itu seharusnya dapat meluluhlantakkan semangat Reyna, akan tetapi gadis itu kembali berdiri. Abrielle kaget Reyna masih punya kekuatan untuk berdiri.

"Bagaimana-" ujar Abrielle.

"Jangan remehkan orang Romawi, Graecus!" ucap Reyna yang terdengar sangat berani, diiringi dengan gebu - gebu pekemah Romawi yang lain. Reyna menyerang dengan kekuatan penuh, mengincar pundak kiri Abrielle dan langsung ditangkisnya dan menghentakkan gagang Riptide ke tengkuk Reyna sehingga Reyna pun terjatuh sambil terbatuk - batuk. Abrielle berdiri menjulang diatasnya dan menekan tubuh Reyna ke tanah dengan kaki kanannya serta kaki kirinya menginjak tangan Reyna yang memegang pedang sehingga mau tidak mau Reyna harus melepaskan pedangnya. Abrielle berpikir bahwa dia sudah menang, tetapi Reyna denga tiba - tiba berdiri dengan cepat sehingga pergelangan kaki Abrielle membengkok ke arah yang semestinya tidak normal. Abrielle jatuh tersungkur sambil meringis. Dia mendengat sayup - sayup suara Percy dan Piper menjerit - jerit menyemangati Abrielle. Khalayak Romawi mencemoohnya. Abrielle harus kuat. Dia sudah biasa dilakukan seperti ini, ini tidak ada apa - apanya dengan rasa sakit yang dia miliki, yang dia bawa selama ini. Tidak. Dia harus bangkit. Dia tidak boleh lemah, karena jika lemah, orang tidak akan menghargai mu lagi. Abrielle bangkit berdiri, berusaha menghiraukan rasa sakit yang menjalar di seluruh kaki kanannya sampai - sampai ada titik - titik hitam menari di mata Abrielle, tangannya gemetaran menahan sakit.

Dia menggenggam Riptide dengan mantap di tangan kanannya. Dia berlari menuju Reyna dengan terpincang - pincang, tetapi semakin cepat Ia berlari maka semakin mantaplah derap kakinya. Abrielle mengelabui Reyna dengan cara menyabetkan Riptide ke pundak Reyna lalu berputar mendorong pedang Reyna sehingga ditangkap oleh Abrielle dan Abrielle memegang 2 pedang. Riptide di depan leher Reyna sedangkan pedang milik Reyna berada persis di tengkuk Reyna. Dia tidak bisa kemana - mana lagi sekarang.

"Romawi mengaku kekalahan?" tanya Chiron tapi terdengar bahwa dia puas akan aksi Abrielle malam ini.

"Reyna memandang Abrielle dengan muka datar, tetapi Abrielle tersenyum, ini salahmu karena kau kurang jago. Yah Abrielle tidak peduli, adrenalinnya mengalir deras, Abrielle merasa dia masih bisa mengalahkan satu kohort infranteri Romawi. Reyna akhirnya mengangguk karena gerakkan apa pun akan buntu. Kaum Yunani bersorak - sorai dan anak - anak Apollo berusaha membantu Abrielle berdiri tapi Abrielle mau diam disini terlebih dahulu, menghampiri kakaknya.

"Bagaimana aksiku tadi?" tanya Abrielle.

"Luar biasa, tidak ada kata dalam Bahasa Inggris yang dapat mendeskripsikan apa yang barusan terjadi." jawab Percy berbinar - binar bangga.

"Perhatian seluruh pekemah baik Yunani atau pun Romawi, duel malam ini akan diselesaikan karena pertarungan yang terakhir memakan waktu 160 menit, lebih lama dari yang kami perkirakan, duel akan dilanjutkan besok malam. Selamat tidur semua, ini malam yang luar biasa." ujar Chiron. Semua pekemah bertepuk tangan, Pak D terlihat kesal karena duel tidak dilanjutkan. Wow, 160 menit? Lama sekali Abrielle bertarung. Setelah menyadari itu, adrenalin Abrielle merosot drastis dan dia tidak menyadari betapa lelahnya dia. Untung Percy menangkapnya sebelum kepala Abrielle menghantam tanah.

"Sebaiknya kita ke pantai." ucap Percy cepat sambil mengalungkan tangan Abrielle ke lehernya. Tenaga Abrielle terkuras habis. Saat sampai di pantai, Percy tanpa berpikir langsung melemparkan Abrielle ke laut. Abrielle sih tidak keberatan. Dia merasa pikirannya kembali jernih, memar - memar di tangannya menghilang, sayatan dimana - mana menutup kembali. Abrielle keluar dari air dan berjalan kembali ke arah Percy.

"Lebih baik?" tanya Percy.

"Jauh lebih baik." jawab Abrielle, mereka berdua tertawa dan memutuskan sudah waktunya untuk tidur. Hari yang panjang. Malam sudah datang, siapa yang tau apa yang akan terjadi besok. Yang Abrielle tahu, saat ini dia membutuhkan kasur yang empuk, bantal yang membal dan selimut yang halus, serta susu cokelat panas.

*Graecus = orang Yunani (bahasa latin kuno)
**Ave Romani = salam bangsa Romawi (bahasa latin kuno)

Battle Of The SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang