XXXIV. Abrielle

2.1K 157 0
                                    

Setelah pingsan untuk yah waktu yang cukup lama, Abrielle mendapati dirinya terantai di kaki sebuah singgasana. Dia tidak yakin dimana dirinya berada. Rasanya masih tidak meyakinkan. Ia kemudian duduk dan mengusap matanya. Sesaat ada suara - suara bisikan disekelilingnya.

Abrielle tahu sekarang dia ada di sarang Oceanus. Tapi dimana Oceanus? Apakah dia bersembunyi? Abrielle juga tidak melihat Leo atau Annabeth. Dimana mereka? Lalu tiba - tiba ada sebuah trisula perak menancap tepat di sebelah Abrielle. Abrielle melihat ke arah pelempar. Sialnya Abrielle tahu siapa orang itu.

Triton. Putra Poseidon dan Amphitrite. Kemarahan menggelegak dalam diri Abrielle. Bisa - bisanya, Triton mengkhianati Ayahnya sendiri-Ayah mereka berdua, dan malah bertarung di pihak Oceanus.

"Hai Dik..." sapa Triton.

"Kau tidak pantas bicara dengan ku dasar tahi centaurus! Bisa - bisanya kau mengkhianati Poseidon? Aku bersumpah-"

"Woah Dik, jangan bersumpah. Sumpah bisa berakibat buruk disini..."

Abrielle mencoba berdiri, tetapi tangan dan kakinya dirantai. Abrielle mencoba sekuat tenaga tetapi tetap tidak bisa. Saat dia mencoba, rantai di pergelangan kaki dan tangannya malah semakin mengerat.

"Kau beruntung aku dirantai. Jika tidak, akan ku robek muka mu yang hina itu!" raung Annabeth.

"Wah menyeramkan sekali." ejek Triton.

Lalu Triton mengambil trisula di sebelah Abrielle dan memukul Abrielle dengan itu. Abrielle kaget sekaligus kesakitan. Pelipisnya mengeluarkan ichor-darah kaum abadi.

"Jika Poseidon tahu apa yang kau lakukan-"

"Oh Dia sudah mati sekarang. Aku tidak perlu mengkhawatirkan dia. Dia sudah tua dan lamban." potong Triton.

Abrielle menggeram frustasi. Air disekitarnya juga tidak membantu.

"Kau tahu, air disini tidak akan menuruti perintahmu." ucap Triton seolah dia membaca pikiran Abrielle.

Pasti ada jalan keluar.

Pasti.

Ayolah berpikir!

"Mana Oceanus?" sergah Abrielle.

"Oh Dia. Dia sedang mengecek sesuatu. Dia akan kembali sebentar lagi kurasa." jawab Triton.

"Dimana teman - temanku?" tanya Abrielle.

"Oh mereka masih hidup. Tetapi tidak lama lagi." ucap Triton sambil tersenyum keji seolah memikirkan siksaan apa yang pantas untuk mereka. Abrielle tidak percaya dia berkerabat dengan makhluk sialan ini. Sepertinya Abrielle dan Percy hampir sepikiran. Kalau Triton? Yah dia bukan saudara yang kau impi - impikan.

"Aku bosan. Kau bosan tidak?" tanya Triton memecah keheningan.

"Ya aku bosan. Mari kita mainkan permainan dimana aku mencopot kepalamu dari lehermu? Sepertinya seru..." jawab Abrielle dengan ketus.

"Ehm aku tidak tertarik. Bagaimana permainan pikiran? Jadi aku akan menyentuh dahimu dan ketakutan terbesarmu akan terkuak. Aku juga bisa menghajarmu loh. Nah mari kita coba."

Sebelum Abrielle bisa mengucapkan sesuatu, Triton menyentuh dahinya dan Abrielle merasa seperti tersedot pusaran air yang kencang.

Ia berada di sebuah gua yang lembap dan bau apak. Sayup - sayup terdengar suara - suara ribut dari ujung gua. Abrielle berlari ke arah ujung gua tersebut. Saat dia cukup dekat, dia bisa melihat semuanya. Orang - orang bersorak riuh seperti saat menonton gladiator. Dan yang menjadi peran utama adalah Percy Jackson.

Battle Of The SeaWhere stories live. Discover now