4

22.4K 1.8K 21
                                    

Audrey berjalan mondar-mandir didalam kamar kumuh yang saat ini menjadi kamar barunya, bukan berarti itu menjadi masalah untuk Audrey. Tidak... itu sama sekali tidak masalah karena dulu saat tinggal dengan ayahnya pun Audrey tidak benar-benar punya kamar karena dirinya hanya tidur di lantai dengan alas selimut tipis dan melihat ranjang sempit serta kasur jerami gatal rasanya sudah lebih baik.

Yang membuat Audrey tidak nyaman jelas bukan kasur sempit yang gatal atau kamar yang kotor tapi Martha. Mungkin Martha sudah berjanji untuk tidak menyerahkan Audrey pada laki-laki lain selama Lexus berusaha untuk membelinya tapi bukan berarti Martha akan menepati janjinya karena Martha jelas adalah wanita yang serakah. Dan akan melakukan segala cara untuk mendapatkan sedikit uang tambahan jika memang bisa dilakukannya. Lalu jika saat ini ada laki-laki lain yang tiba-tiba masuk kedalam kamar Audrey pun Lexus tidak akan tau dan tidak akan bisa menolongnya.

Audrey berkali-kali mendekat ke arah pintu dan menguping sebelum mendesah lega saat tidak mendengarkan satupun suara langkah kaki mendekat ke arah kamarnya ini.

Audrey kembali mondar mandir gelisah dengan menggigiti kukunya saat resah menantikan Lexus kembali menemuinya, entah kenapa rasanya lama sekali. Setiap detiknya seolah berjalan sangat lambat sebelum Audrey menegang saat mendengar suara langkah kaki yang terdengar menggema di lorong menuju kamarnya dan jelas itu bukan langkah Martha karena Martha tidak mengenakan bot.

Audrey mengedarkan pandangan untuk mencari sesuatu yang sekiranya bisa digunakan menjadi senjata jika saja laki-laki itu benar-benar punya nyali untuk masuk kedalam kamarnya namun tidak ada sama sekali benda tajam atau keras yang mampu dipergunakan untuk melukai seorang laki-laki karena kamar itu hanya berisi kasur jerami dan bantal tipis.

Oh tuhan apa yang harus aku lakukan? Lexus aku mohon selamatkan aku... mohonnya dalam hati dengan mengambil bantal tipis itu dan bersembunyi di balik pintu saat terdengar suara kunci dimasukkan kedalam lubang kunci dan pintu perlahan dibuka sebelum sebuah kepala menyembul kedalam kamar untuk mengedarkan pandangan saat Audrey menjatuhkan bantalnya karena lega.

"Cruz"

Lexus memutar kepalanya untuk mengintip kebalik pintu saat mendengar suara Audrey yang terdengar sangat lega membuat Lexus tersenyum lebar saat melihat gadis mungil itu juga tersenyum melihatnya dan seketika memeluknya sangat erat sebelum terisak.

"hey... kenapa? apa Martha memukulmu?" tanya Lexus masuk kedalam kamar itu dan menguncinya dari dalam sebelum menggiring Audrey yang masih terisak ke arah ranjang agar mereka bisa duduk.

Audrey menggeleng, "aku senang kau datang, aku pikir kau tidak akan pernah datang" dengan berusaha menghapus air matanya membuat Lexus mengusap pipi Audrey lembut.

"bukankah aku sudah janji?"

Audrey mengangguk sebelum kembali memeluk Lexus karena benar-benar lega membuat Lexus dengan ragu membalas pelukan gadis itu dan menciumi rambut tembaganya, "aku masih mencari cara untuk mendapatkan uangnya tapi aku tidak akan ingkar janji" membuat Audrey melepaskan pelukannya dan mendongak untuk menatap mata biru Lexus.

"seribu lima ratus dolar? Itu... itu sangat mahal"

Lexus tergelak, "tidak apa, aku akan mencari cara"

"tapi kenapa?" tanya Audrey membuat Lexus mengerutkan keningnya.

"apanya yang kenapa?"

"kenapa kau mau bersusah payah mencari cara untuk mengumpulkan uang sebanyak itu?"

Lexus melihat ke arah dinding di depan mereka berpura-pura berpikir, "bukankah kau yang meminta?" membuat Audrey tersenyum sedih dan mengangguk sebelum menarik tangan Lexus untuk mencari bekas luka yang dengan mudah di temukannya.

"kau bahkan melukai dirimu sendiri"

Lexus tersenyum dan mengacak rambut Audrey, "tidak sakit" dengan tersenyum miring membuat Lexus terlihat sangat tampan tapi entah kenapa membuat hati Audrey tiba-tiba sakit.

Audrey berdiri dari duduknya dan menggeleng, "ini bukan soal sakit atau tidak" kemudian berbalik melihat ke arah laki-laki pemilik mata biru cerah itu, "pulanglah tuan Cruz"

"Lexus" koreksi Lexus membuat Audrey kembali menggeleng.

"kita tidak berteman"

Lexus mengerutkan kening bingung, "hey, ada apa denganmu? Bukankah kau yang memintaku untuk mengeluarkanmu dari sini? Aku sedang mencari cara karena aku bukan anak orang kaya yang bisa dengan mudah mendapatkan uang sebanyak itu. aku datang karena ingin memastikan bahwa kau baik-baik saja dan kau begitu saja mengusirku?" ketus Lexus membuat Audrey mengalihkan tatapannya dan mendongak keras kepala.

"kalau begitu jangan berusaha, jalani apa yang menjadi bagianmu dan aku akan menjalani apa yang menjadi bagianku. Ayahku sudah menjualku pada Martha dan aku akan tetap ada disini jadi jangan mencari cara untuk mendapatkan uang itu. kau bisa datang ribuan kali dengan uang itu dan bersenang-senang dengan ribuan gadis disini..."

"wanita" potong Lexus membuat Audrey mengerutkan kening.

"apa?"

"mereka wanita, bukan gadis. Dan jika itu maumu maka aku akan pulang" putus Lexus sebelum melangkah menuju pintu, membukanya dan meninggalkan Audrey sendirian sesuai apa yang diinginkan gadis itu.

Audrey hanya menatap pintu itu dan menggigit bibirnya sendiri hingga berdarah untuk menahan tangisnya.

Lexus benar-benar pergi saat Audrey memintanya untuk pergi dan itu berarti hanya Audrey yang jatuh hati pada pria itu. tapi pria itu datang, berbuat baik dan rela kesakitan karena Audrey yang memintanya bukan karena laki-laki itu peduli pada Audrey, bukan karena laki-laki itu menaruh hati pada Audrey.

Padahal Audrey berharap laki-laki itu akan bertahan, menyanggah semua kata 'karena kau yang meminta' itu tapi tentu saja hanya gadis bodoh seperti Audrey lah yang bisa dengan mudah jatuh hati pada laki-laki yang baru dikenalnya dan berharap laki-laki itu memiliki perasaan yang sama padanya padahal Audrey bukan wanita pertama yang diajaknya mengobrol, berkencan bahkan bercinta.

Sudah saatnya bangun dari khayalanmu Audrey... peringatnya pada diri sendiri dengan menegapkan bahunya untuk menuju pintu dan menemui Martha supaya 'ibu' barunya itu tau bahwa Audrey menyerah. Audrey akan menjadi anak manis yang penurut, Audrey akan menjadi pelacur profesional. Siapa tau suatu hari nanti Lexus Cruz akan datang dan memintanya untuk menemani laki-laki itu bercinta semalaman.

Terlambat atau tidak sama sekali.

atau mungkin, sekali atau tidak sama sekali?

entahlah, yang Audrey tau adalah Audrey tidak ingin Lexus peduli, baik, dan manis padanya karena Audrey yang memintanya. itu terdengar seolah Lexus ingin pergi tapi tidak bisa pergi karena sudah 'terlanjur' berjanji padanya. Audrey ingin ada seseorang--siapapun--yang peduli padanya karena Audrey berharga baginya tapi siapa yang akan Audrey bohongi? seribu lima ratus dolar bukanlah harga yang murah untuk sebuah pengorbanan. bahkan cinta saja tidak semahal itu.




the GAME of FATE (Paxton seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang