9

19K 1.6K 19
                                    

Audrey menyeka air mata yang menggantung di bulu matanya, membuat Lexus mendengus dan berdecak kesal karena jelas menceritakan apa yang terjadi padanya siang tadi bersama Brandon dan tuan Meyer jelas adalah cerita terlucu yang pernah didengar oleh Audrey hingga gadis itu terbahak sangat keras dan matanya berair setelah lelah tertawa--lebih jelasnya adalah menertawakan Lexus.

Well... sejujurnya Lexus menyukai suara tawa Audrey yang halus tapi menjadi bahan tertawaan bukanlah hal terbaik yang diinginkan Lexus dari Audrey.

"Ya, terus saja tertawakan aku hingga Kau lelah," dengus Lexus membuat Audrey kembali tergelak keras saat melihat ke arah Lexus.

Audrey mengibaskan tangannya di depan wajahnya sendiri seperti sedang mengusir lalat, "aku minta maaf. Aku benar-benar tidak bermaksud untuk tertawa sekeras itu, hanya saja cerita itu sangat lucu. Aku bahkan hampir bisa membayangkan bagaimana wajah panikmu saat tuan Anderson berpura-pura mati. Kau pasti sangat terkejut saat dia bangun untuk mengejutkanmu," dengan menyeka kembali matanya yang lembab.

"Aku bukan hanya terkejut, tapi aku bahkan ingin sekali benar-benar membunuhnya. Bagaimana bisa dia berpikir bahwa berpura-pura mati adalah hal yang lucu. Aku bisa terkena serangan jantung," keluh Lexus membuat Audrey tersenyum dan mengusap lengan Lexus lembut.

"Dia hanya bercanda."

Lexus mengangguk dan berpaling untuk melihat wajah cantik Audrey, "aku tau. Kau tidak berpikir bahwa aku benar-benar ingin membunuhnya kan? Aku sering sekali asal bicara tapi aku tidak benar-benar ingin melukai Brandon," jelas Lexus membuat Audrey menelan ludahnya dengan susah payah setelah menjauhkan tangannya dari lengan keras Lexus.

"Entahlah, aku sudah sering melihat ayahku membuktikan ancamannya padaku," sebelum kembali berpaling menatap mata biru Lexus dan memaksakan senyumnya, "tapi, aku tau kau adalah laki-laki yang baik. Bahkan aku percaya padamu sebelum aku benar-benar mengenalmu"

Lexus menatap muram dan mengangkat tangannya untuk membelai pipi halus Audrey, "dia pernah mengamcammu akan menjualmu pada Martha?"

Audrey terdiam cukup lama dan hanya membalas tatapan muram Lexus sebelum mengangguk samar, "aku pikir dia hanya mengancam karena aku selalu gagal menjadi apa yang diinginkannya, aku bahkan tidak pernah berpikir dia benar-benar akan melakukannya padaku. Maksudku, ayah mana yang akan menjual puterinya kerumah bordil? Tapi sekarang aku tau jawabannya, ayahku melakukannya."

"Oh, Audrey. Aku ikut menyesal Kau memiliki ayah seperti dia." Desah Lexus dengan merengkuh Audrey kedalam dekapan lengannya membuat Audrey menyandarkan pipinya ke dada bidang Lexus yang hangat.

Audrey mengangguk, "aku juga menyesal memiliki ayah seperti dia tapi aku tidak menyesal bertemu denganmu," ucapnya lirih saat tangan besar Lexus mengusap punggung Audrey perlahan dan menenangkan sebelum Audrey kembali mendongak dalam dekapan Lexus, "bagaimana ayahmu yang sekarang? Apa dia laki-laki yang baik?"

"Dia... sangat luar biasa," jelas Lexus membuat Audrey tersenyum saat melihat mata biru Lexus berbinar dengan kebahagiaan dan juga kekaguman saat membicarakan tentang ayahnya. "Dia adalah orang yang menolongku untuk pertama kalinya dalam hidupku, dia membawaku pergi jauh dari lingkungan tempatku tinggal dan aku sangat yakin bahwa aku akan mati jika dia tidak menemukanku hari itu." Jelas Lexus sebelum memejamkan matanya untuk menghadirkan kembali kenangan menyakitkan dan menakutkan yang sudah sejak lama disimpannya bahkan dari keluarganya yang sekarang.

Malam itu...

Lexus menyeka air hujan yang turun dengan deras dan mengaliri wajahnya membuat pandangannya buram saat air hujan masuk kedalam matanya.

Sejenak air hujan itu membuat matanya perih dan terbakar tapi itu sama sekali bukan siksaan yang berarti, hawa dingin malam itu juga bukan hal baru baginya serta perut kelaparannya merupakan sesuatu yang sudah akrab seperti teman baik di kehidupannya.

the GAME of FATE (Paxton seri 2)Where stories live. Discover now