16

15.1K 1.3K 24
                                    

Lexus membuka matanya dan mengerang pelan saat mencium aroma manis gadis yang kini sangat rapat tidur dalam dekapannya, tanpa tahu apa yang bisanya terjadi pada seorang laki-laki saat pagi hari hingga berani menempel erat pada tubuh Lexus.

Lexus menunduk dan terengah pelan saat mendapati wajah cantik tanpa polesan itu menempel dikemejanya, juga tangan mungil itu mencengkeram longgar lengannya yang tanpa disadari Lexus sudah bertengger dengan manis dibokong kencang gadis itu.

Audrey ... ya, hanya laki-laki buta yang bilang Audrey tidak cantik atau menarik, yang jelas bukan Lexus yang bilang, karena Lexus bisa dengan mudah mengenali gadis cantik dari jarak ribuan kilo meter. Itulah lelucon yang sering di lontarkan oleh pamannya soal bakat Lexus mengenai wanita.

Bagi Lexus, Audrey sama seperti ketenangan dan ketakutannya. Lexus terbukti sangat ingin menghindar dari gadis ini tapi selalu gagal saat menatap mata besar coklat Audrey yang memandangnya dengan sedih, sehingga Lexus pasti akan selalu kembali setelah pergi ke bar untuk menenangkan diri.

Audrey sangat cantik, walau bukan yang tercantik tapi Audrey sangat polos yang menambah nilai untuk gadis itu.

Lexus mengusap pipi lembut Audrey dengan pelan karena tidak berkeinginan untuk membangunkan Audrey lebih cepat. Lexus tahu saat ini masih belum pagi karena Lexus entah bagaimana bisa merasakannya tanpa harus mengintip keluar jendela melalui lubang intip yang dibuatnya sesuai permintaan Audrey, agar Audrey bisa melihatnya saat datang, sejujurnya itu sangat mengusik Lexus.

Hanya orang yang tidak berpengalaman yang tidak akan bisa mengartikan tatapan Audrey padanya, ralat, bahkan orang yang tidak berpengalaman pun bisa melihat rasa tertarik Audrey saat menatapnya tapi sebagai laki-laki yang mencoba untuk bersikap bijak maka Lexus berpura-pura tidak melihat rasa itu. Lexus berusaha sekuat tenaga untuk tidak terlibat perasaan atau menumbuhkan perasaan apapun dalam diri Audrey, yang terbukti gagal, dan mulutnya sulit sekali dikendalikan untuk tidak pernah memuji Audrey yang terlihat sangat cantik dalam balutan gaun-gaun yang diberikan nenek, ibu, juga bibinya. Belum lagi saat Lexus mencoba mengepang rambut tembaga Audrey dengan kepangan yang dipelajarinya dari neneknya, Audrey terlihat berkilau, padahal Letty hanya terlihat cantik tanpa tambahan berkilau saat menata rambutnya dengan kepangan yang sama.

Audrey bergumam pelan dan hampir membuat Lexus menyumpah saat paha mulus Audrey melingkari kakinya dan berada tepat diatas tubuhnya yang terguga sebagai reaksi alami saat pagi hari. Lexus memejamkan matanya dengan menggeretakkan giginya saat mencoba memindahkan paha Audrey namun segera tertegun saat menyentuh paha telanjang Audrey yang berarti gaun gadis itu tersingkap.

"Keparat, ujian yang manis," keluhnya sebelum dengan perlahan memindahkan kepala cantik Audrey dan mengangkat tubuh atasnya dengan lengan untuk melihat gaun Audrey, berniat untuk menutup kembali paha sehalus satin itu sebelum memindahkannya.

Merebahkan kembali tubuhnya dengan putus asa, saat justru melihat paha mulus itu membuatnya semakin bergairah.

Mengatur napas untuk menahan tubuhnya yang berdenyut menyakitkan dibawah tekanan paha bak porselen dan selembut satin.

"Audrey ... Sunshine ... tolong aku, aku mohon," bisik Lexus dengan menggoyangkan lengan Audrey pelan membuat Audrey bergerak semakin dekat pada tubuhnya.

Oh Tuhan, ampuni aku ... keluhnya saat sesuatu yang lembut menekan lengannya dengan kedekatan Audrey yang menyasar lehernya untuk menyembunyikan wajah cantiknya mencari kenyamanan.

"Audrey, Manisku, bangunlah sebentar. Kau menyiksaku, sejujurnya aku suka siksaan seperti ini, tapi bukan denganmu. Kau tidak boleh kujangkau," keluh Lexus kembali menggoyangkan lengan Audrey.

"Sebentar lagi, Lexus. Aku mohon," rengek Audrey mengantuk dengan suara serak membuat Lexus mendesah pasrah, memejamkan matanya dan mencengkeram pundak Audrey sedikit keras, sebelum membalikkan tubuh lembut Audrey untuk menindih.

"Kau memaksaku, Manis," geram Lexus membuat Audrey membelalak terkejut dari kantuknya.

Lexus tersenyum saat memandang wajah cantik Audrey yang memerah dan menambah kecantikannya saat rambut tembaganya tersebar diatas sprei putih pudar.

"Kau cantik sekali, apa aku sudah mengatakannya padamu?" Tanya Lexus dengan serak.

Audrey mengangguk samar, "kemarin," jawabnya pelan sebelum merintih saat Lexus menunduk dan melumat bibir lembut Audrey.

"Buka mulutmu, Sunshine," bisik parau Lexus memerintahkan Audrey saat Audrey masih menutup mulutnya tak berpengalaman.

Lexus kembali menunduk, mengecup, menggoda sebelum menerobos untuk menjelajah didalam mulut Audrey yang manis dan terasa seperti madu.

"Oh Tuhan, Kau seperti candu," geram Lexus sebelum merebahkan tubuhnya telentang disamping Audrey dengan menutupi matanya menggunakan lengannya, putus asa.

Audrey memalingkan wajahnya setelah beberapa menit tertegun menatap langit-langit kamar dengan bibir bengkak, untuk menatap Lexus yang bernapas dengan berat.

"Lexus ... "

"Apa?" Bentak Lexus tanpa menyingkirkan lengannya dari matanya.

Audrey beringsut mendekat dan meletakkan tangan mungilnya didada Lexus yang bergerak naik turun, membuat dada Lexus berhenti bergerak pertanda Lexus menahan napasnya.

Lexus menyingkirkan lengannya dan menatap Audrey disampingnya dengan mata biru yang tersiksa.

"Aku ... aku menyukainya, aku yakin aku akan baik-baik saja," kata Audrey pelan, mencoba menelan ludahnya dengan susah payah.

Lexus duduk dari tidurnya, menarik turun gaun Audrey untuk menutupi paha putih Audrey dan membuat Audrey ikut duduk dengan terkejut.

"Oh astaga, aku minta maaf. Aku tidak tau kalau gaunku ... "

"Tidurlah, aku yang minta maaf sudah menciummu seperti itu. Setidaknya, salah satu dari kita masih punya pikiran yang jernih untuk menghentikannya sebelum terlambat."

Audrey mengangguk dengan muram sebelum kembali berbaring dan menanti.

Lexus menggeretakkan giginya sebelum membungkuk untuk memakai kembali botnya dan beranjak setelah mengambil stetsonnya untuk keluar dari kamar.

Lexus berderap dari rumah bordil dengan putus asa. Bagaimana bisa, rumah bordil yang bisanya bisa membuatnya pulang dalam keadaan puas setelah bercinta kini justru menjadi sebab keputusasaannya? Lexus sangat bergairah tapi tidak bisa menyalurkannya, dengan Audrey atau dengan wanita lain disana. Audrey tidak terjamah olehnya tapi Lexus juga tidak bisa bercinta dengan wanita lain karena tidak bisa menyakiti hati Audrey jika sampai Audrey tau.

Tunggu dulu, kenapa aku harus peduli pada perasaan gadis itu? Dengusnya dalam hati sebelum mengumpat saat melihat tonjolan dicelananya, Kau tahu kenapa Kau peduli padanya, Lexus, tapi Kau berpura-pura tidak tahu. Kau bergairah dengannya, separuh diri gadis itu adalah milikmu tapi kau tidak bisa menyentuhnya lebih dari sekedar berciuman. Kau putus asa karena tidak bisa menyentuhnya dan karena itulah kau tidak menginginkan wanita lain, karena bukan wanita lain yang kau inginkan. Makinya pada diri sendiri, tapi bagi Lexus, Audrey sama artinya dengan pernikahan dan anak-anak. Itulah yang sangat ditakutkan oleh Lexus.

"Keparat," makinya sebelum berjalan memutar kebelakang rumah bordil untuk mencari pelepasan dengan tangannya.

Itu lucu sekali. Kau membayar gadis itu setiap malam, tapi kau justru harus puas dengan tanganmu sendiri, sindirnya mentertawakan diri sendiri.

the GAME of FATE (Paxton seri 2)Where stories live. Discover now