26

13.5K 1.2K 48
                                    

Lexus menarik tali kekang Slayer, turun dari punggung kuda itu sebelum menjatuhkan tubuh besarnya ketanah, lalu memuntahkan kembali makan malamnya. Lexus pikir dia sudah siap bertemu kembali dengan Audrey dan melihat kembali bekas luka cambukan mengerikan itu, tapi Lexus salah. Perutnya kembali bergolak setiap kali Lexus melihat Audrey. Bahkan Martha hampir saja memuntahkan isi perutnya kebawah mejanya saat melihat bukti kecacatan Audrey.

Lexus berdiri dari duduknya, terhuyung sejenak sebelum masuk kedalam area merumput dan kembali menjatuhkan tubuhnya diatas rumput, menutupi matanya dengan lengan saat berusaha menenangkan perutnya.

Lexus bahkan tidak memiliki tenaga lagi untuk penasaran pada siapapun yang mendekatinya saat didengarnya suara sepatu bot menginjak kerikil.

"Kau sakit, Nak? Aku melihatmu muntah," tanya suara yang ternyata adalah paman Willisnya dengan mendekat dan duduk disamping Lexus yang masih merebahkan tubuhnya dengan lengan diwajah.

Lexus menggeleng samar sebelum terdiam, "ya, sebenarnya aku merasa sangat mual," desahnya mengalihkan lengannya dan menelan ludahnya yang terasa tidak enak ditenggorokannya.

"Aku punya obat manjur."

Lexus mendengus dan tertawa pelan, "kopi Irlandia." Tebak Lexus dan membuat Willis tergelak keras, "tapi rasanya aku memang membutuhkannya saat ini."

Willis mengangguk dan berdiri dari duduknya, "ya, kau jelas sangat membutuhkannya, Nak. Kau terlihat lebih siap mati dari pada seorang relawan yang dikirim ke medan pertempuran," gerutu Willis sebelum keluar dari area merumput untuk membuatkan kopi dengan campuran wiski untuk mereka berdua dan kembali ke padang rumput saat Lexus sudah bersandar di batang pohon besar, sedang sibuk dengan pikirannya.

Lexus menerima gelas yang disodorkan pamannya, berterima kasih sebelum menyesap isi gelasnya dan mengerang nikmat.

"Kopi terbaik yang pernah kuminum," puji Lexus saat Willis menyesap kopinya dan tersenyum lebar.

"Akan sedikit menenangkan perutmu."

Lexus mengangguk dan kembali menyesap sebelum keheningan menenangkan membaur diantara mereka, yang hanya sesekali di pecahkan oleh suara ranting pohon yang saling bergesekan, juga suara sesapan kopi mereka.

Lexus meletakkan gelasnya yang separuh kosong sebelum mencabut rumput didekat kakinya untuk menarik helaiannya yang mencuat, lalu kembali menatap ke kejauhan padang rumput didepan mereka yang membentang dan menyuguhkan ketenangan bagi siapapun yang membutuhkan waktu untuk sendirian.

"Aku lihat akhir-akhir ini kau pulang kerumah, ada apa dengan gadismu itu?" Tanya pamannya akhirnya memecah kesunyian yang sesaat lalu mulai dibutuhkan oleh Lexus. Tapi Lexus tau, keluarganya sudah mulai curiga ada yang terjadi antara dirinya dengan Audrey yang membuat Lexus tidak pernah lagi tidur dirumah bordil beberapa malam ini, dan lebih memilih pulang untuk tidur dirumah.

"Kenapa aku merasa kalau kalian tidak suka jika aku pulang dan tidur dirumah?" Ledek Lexus, "memangnya kalian berharap aku akan tinggal selamanya di rumah bordil itu? Aku seorang Cruz, ingat? Dan disinilah rumahku."

Willis tergelak mendengar keluhan keponakannya itu sebelum ikut bersandar di batang pohon besar dan meletakkan gelasnya diatas rumput.

"Aku hanya ingin memastikan apa yang terjadi, jangan salah paham. Sejujurnya kami semua senang melihatmu kembali, tapi kau tidak kembali dengan utuh. Kau seolah meninggalkan sebagian dari dirimu ditempat lain," lalu mengangkat tangan untuk menghentikan kata-kata protesan Lexus, "dengar dulu. Kami bukan orang yang seutuhnya baik, Nak. Kami semua punya sisi buruk dan kami hanya ingin memastikan apa yang sebenarnya terjadi denganmu, kami tidak berniat ikut campur pada apapun keputusanmu. Kau sudah besar dan tahu apa yang kau lakukan."

Lexus mendesah dan mengangguk, "jika yang kalian khawatirkan adalah tentang janjiku pada gadis itu, maka aku bisa meyakinkan bahwa kalian tidak perlu khawatir, aku masih belum menyerah untuk menebusnya. Dua ratus dolar, aku punya kartu AS yang membuat Martha mau menurunkan harga gadis itu," jelas Lexus membuat Willis mengerjap mencoba memahami apa yang dikatakan Lexus.

"Aneh sekali jika kau mengatakan 'harga gadis itu', karena selama ini aku tidak pernah mendengarmu mengatakannya, tapi persetan dengan kalimat tidak penting itu, yang penting gadis itu bisa dibeli dengan harga yang jauh lebih murah. Syukurlah."

Lexus mengerutkan kening dan mengalihkan perhatiannya dari pamannya dan mengangguk samar, "ya, dia sudah sangat murah."

Mereka kembali terdiam dan mencabuti rumput tanpa sadar karena kebiasaan saat mulai gelisah, sebelum Willis mendesah dan menunjuk dengan dagunya kearah rumah.

"Baiklah, aku harus tidur, bukan karena aku sudah tua dan tidak asik lagi untuk diajak bergadang, tapi besok pagi peternakan ini masih harus berlanjut seperti halnya hidup kita semua. Banyak orang yang mengandalkanku, jadi aku harus memberikan tubuh renta ini waktu untuk istirahat," keluh Willis dengan berdiri dari duduknya dan mengibaskan celananya membersihkan dari rumput yang menempel, Lexus tergelak pelan.

"Paman tidak serenta itu," karena memang pamannya masih sangat muda untuk memiliki peternakan yang sebagus ini.

Willis ikut tergelak dan membungkuk untuk mengambil gelasnya lalu mengerutkan kening saat kembali berdiri tegap disebelah Lexus.

"Kenapa aku baru menyadari bahwa beberapa hari ini kau tidak mengenakan stetsonmu? Kemana topi kumal sialanmu itu? Hilang seperti stetson favoritmu?"

Lexus menggeleng dan menyugar rambutnya dengan kaku karna memang Lexus sudah terbiasa mengenakan stetson dikepalanya dan merasa ada yang hilang saat stetson itu tertinggal dikamar Audrey, tapi kembali kesana untuk mengambil stetsonnya dan bertemu kembali dengan Audrey bukanlah pilihan yang menyenangkan.

"Tertinggal dirumah bordil."

"Ah ... kau ingin meninggalkan jejakmu disana agar Audrey tidak merindukanmu?" Tanya pamannya dan seketika membuat Lexus terbahak-bahak.

Itu adalah alasan terkonyol untuk meninggalkan stetson.

"Tentu saja tidak, itu konyol. Paman tahu, aku tidak bisa terlalu jauh dari stetsonku. Bagiku, stetson sama pentingnya dengan Slayer," jelas Lexus ditengah gelak tawanya.

Willis mengangguk, "karna itulah aku heran kenapa kau meninggalkan stetson kumal sialan itu, kau tidak pernah bisa lepas dari stetson itu," dengan menggeleng bingung dan menjauh dari padang rumput untuk menuju rumah. Meninggalkan Lexus terdiam tanpa bisa menjawab.

Lexus akan melepaskan semua yang tertinggal dikamar itu jika itu bisa membuatnya terhindar jauh dari Audrey.

Lexus memejamkan matanya saat bekas luka cambuk Audrey kembali terbayang dalam ingatannya. Lexus punya bekas luka cambuk, tapi melihat bekas luka cambuk dipunggung Audrey tetap saja membuatnya mual.

Dua ratus dolar tidak murah, tapi tidak terlalu mahal. Lexus bisa dengan mudah mendapatkannya dalam dua hingga tiga minggu diperjudian, lalu melepaskan wanita itu dan terbebas darinya sebelum Lexus berubah sepenuhnya jika dipaksa untuk terus menerus bertemu dengan gadis itu.

Semoga saja tidak ada keadaan yang akan memaksanya bertemu Audrey kembali. Bertemu Audrey sangat menyiksa dan membebaninya dengan rasa sakit.

the GAME of FATE (Paxton seri 2)Where stories live. Discover now